Krisis Ekonomi Sri Lanka, Apa Penyebab & Solusinya?

2 Feb 2023

Salah satu penyebab krisis ekonomi Sri Lanka adalah inflasi.

Tahukah Anda bahwa hingga saat ini, krisis ekonomi Sri Lanka masih menjadi kisah yang belum berujung?

Pada kuartal Juni 2022 lalu, negara tersebut mengalami penyusutan yang cukup dalam, yakni sebesar 8,4%.

Badai krisis yang berkepanjangan ini akhirnya membuat pemerintah Sri Lanka menyetujui proposal untuk menurunkan status ekonomi mereka menjadi negara berpenghasilan rendah menurut World Bank.

Alasannya adalah agar Sri Lanka dapat memperoleh akses pendanaan dari organisasi internasional.

Lantas, apa saja krisis ekonomi yang dialami oleh Sri Lanka dan faktor pemicunya? Selengkapnya, temukan jawabannya di artikel berikut ini. 

Krisis Ekonomi Sri Lanka

Apa saja krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka? Setelah dinyatakan bangkrut, perekonomian Sri Lanka kini terus merosot.

Bahkan, berdasarkan data dari Departemen Statistik Sri Lanka pada tanggal 15 September 2022, pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) pada kuartal ii-2022 tercatat -8,4%.

Perlu diketahui, kondisi tersebut merupakan yang terburuk dalam 7 dekade terakhir. Krisis ekonomi yang terjadi membuat warga Sri Lanka harus menanggung beban berat.

Beberapa di antaranya adalah kekurangan bahan makanan, mengalami pemadaman listrik berbulan-bulan hingga inflasi.

Apalagi, sejak akhir tahun lalu, Sri Lanka telah kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting sekalipun.

Dalam data Trading Economics pada Juli 2022 lalu, tercatat bahwa inflasi pangan di Sri Lanka mencapai 90,9%.

Kondisi ekonomi yang memburuk ini akhirnya menimbulkan gejolak sosial tinggi di masyarakat.

Dilansir dari Media the Morning, sejumlah wanita akhirnya terpaksa beralih profesi menjadi pekerja seks komersial demi mendapatkan makanan dan obat-obatan untuk keluarganya.

Alhasil, jumlah pekerja seks komersial di negara tersebut akhirnya semakin meningkat.

Berdasarkan data dari Stand Up Movement Lanka, terjadi peningkatan jumlah wanita PSK selama krisis yakni sebanyak 30%.

Baca juga: Ini Lho Daftar 10 Negara Paling Kaya di Dunia, Mana Saja?

Penyebab Krisis Ekonomi Sri Lanka

Lantas, apa penyebab terjadinya krisis ekonomi Sri Lanka? Adapun beberapa faktor yang memicu munculnya krisis ekonomi di Sri Lanka adalah sebagai berikut:

1. Inflasi

Penyebab pertama atas terjadinya krisis ekonomi Sri Lanka adalah inflasi.

Dilansir dari CNN, berdasarkan data dari bank sentral Sri Lanka, angka inflasi tahunan di negara tersebut mencapai 70% per september 2022.

Tingkat inflasi yang besar tersebut akhirnya berdampak pada peningkatan biaya hidup masyarakat.

Ketika Gotabhaya Rajapaksa menjabat sebagai presiden pada November 2019, nilai tukar rupee Sri Lanka terhadap dolar AS hanya senilai 179 rupee.

Saat ini, per 29 Desember 2022, nilai rupee terhadap dollar sudah mencapai 366.17.

Beberapa dampak ekonomi yang terjadi karena inflasi ini adalah kenaikan biaya transportasi yang menjadi dua kali lipat.

Bahkan, meskipun memiliki uang, warga Sri Lanka tetap mengalami kesulitan karena minimnya pasokan bahan bakar dan makanan di mana-mana.

Menurut Program Pangan Dunia, lebih dari enam juta orang di Sri Lanka terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

2. Faktor Internasional

Selain faktor internal, krisis ekonomi Sri Lanka juga dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina.

Karena perang tersebut, harga pangan dan bahan bakar menjadi melonjak tajam. Akhirnya, untuk memenuhi pasokan bahan bakar, Sri Lanka sangat bergantung pada impor.

Namun sejak awal tahun 2022, Sri Lanka kesulitan membayar biaya impor minyak dan gas.

Karena kelangkaan ini, akhirnya banyak warga Sri Lanka yang beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak makanan.

Baca juga: 10 Negara Paling Miskin di Dunia, Apa Indonesia Termasuk?

3. Jatuhnya Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata yang collapse juga menjadi salah satu faktor pemicu krisis Sri Lanka.

Pada tahun 2019, majalah Lonely Planet memasukkan Sri Lanka sebagai salah satu destinasi wisata terbaik.

Sayangnya, hal ini tidak berlangsung lama karena adanya pandemi Covid-19. Sebab, banyak pekerjaan di sektor pariwisata yang akhirnya lenyap, salah satunya adalah bidang perhotelan.

Industri pariwisata memang sempat pulih saat pengendalian Covid sudah dilonggarkan, akan tetapi, krisis politik yang kembali menghantam membuat sektor ini ambruk lagi.

Tercatat pada bulan Mei, sektor pariwisata Sri Lanka hanya menghasilkan sekitar $54 juta atau 812 miliar rupiah.

4. Pertanian Organik

Pertanian organik juga menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi Sri Lanka. Pada April 2021 lalu, presiden Sri Lanka melarang semua penggunaan pupuk impor.

Larangan ini ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani dengan menyediakan pupuk alternatif yang lebih murah sekaligus ramah lingkungan.

Tidak hanya itu, upaya ini juga dilakukan untuk mengurangi biaya impor yang besar.

Namun, kebijakan ini justru menjadi masalah baru karena produsen pupuk organik dalam negeri ternyata tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan petani.

Alhasil, produksi di sebagian besar wilayah penghasil beras menurun dan justru membuat Sri Lanka bergantung pada impor pangan.

5. Ketidakseimbangan Perdagangan

Saat ini, angka impor Sri Lanka mencapai $3 miliar lebih banyak daripada angka ekspor per tahun.

Ketidakseimbangan neraca perdagangan ini akhirnya membuat Sri Lanka kehabisan mata uang asing.

Selain karena kehabisan uang, hal yang menyebabkan rendahnya angka ekspor adalah minimnya pasokan listrik dan solar.

Baca juga: 10 Mata Uang Terendah di Dunia Tahun 2021, Cek Daftarnya!

6. Utang Luar Negeri

Perang saudara yang berlangsung selama tiga dekade berakhir pada 2009 juga menjadi faktor pemicu krisis ekonomi Sri Lanka.

Pasalnya, pasca perang pemerintah mulai melakukan pembangunan besar-besaran dan banyak berinvestasi pada infrastruktur, seperti jalan atau pelabuhan.

Untuk melakukan pembangunan tersebut, Sri Lanka melakukan hutang ke China sebesar $51 miliar.

Tentunya, pinjaman luar negeri tersebut telah menguras banyak cadangan devisa dan hanya sedikit yang tersisa untuk membeli makanan.

Untungnya, negara-negara maju yang tergabung dalam G7, seperti Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Italia, Inggris dan AS memberikan dukungan kepada Sri Lanka untuk mengurangi utangnya.

Alhasil, Bank Dunia menyetujui memberi pinjaman sebesar $600 juta atau sekitar 9 triliun rupiah kepada Sri Lanka.

Begitupun India, negara tersebut juga telah menawarkan pinjaman sebesar $1,9 miliar atau setara dengan 28,5 triliun rupiah.

Upaya Penyelesaian Krisis Ekonomi Sri Lanka

Lantas, apa yang pemerintah lakukan sebagai upaya penyelesaian krisis ekonomi Sri Lanka?

Dalam hal ini, pemerintah Sri Lanka merencanakan serangkaian program, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan Pinjaman pada IMF

Pada April 2022, Sri Lanka telah merencanakan untuk mengambil program pinjaman dari IMF (International Monetary Fund).

Akan tetapi, sebelum melakukan langkah tersebut, Sri Lanka secara bertahap mendevaluasi mata uangnya.

Sebagai informasi, devaluasi adalah upaya penurunan nilai mata uang terhadap mata uang negara lain yang dilakukan untuk memperbaiki perekonomian.

2. Mencari Bantuan Bahan Bakar dan Makanan

Untuk mengatasi krisis bahan bakar, pemerintah Sri Lanka juga mencari bantuan dari China dan India.

Sri Lanka dan india juga telah menandatangani batas kredit $1 miliar untuk impor kebutuhan pokok, makanan serta obat-obatan.

Tidak hanya itu, saat ini China juga sedang mempertimbangkan untuk menawarkan kredit sebesar $1,5 miliar dan pinjaman terpisah hingga $1 miliar kepada Sri Lanka.

Demikian ulasan seputar krisis ekonomi Sri Lanka, faktor penyebab hingga upaya penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan krisis ekonomi di negara tersebut dipicu oleh faktor internal dan eksternal.

Beberapa di antaranya seperti pembatasan impor, inflasi yang tinggi serta ketidakseimbangan neraca perdagangan.

Nah, jika Anda tertarik mengetahui insight lebih banyak seputar ekonomi, yuk baca artikel lain di blog OCBC NISP!

Baca juga: Pendapatan Perkapita: Pengertian, Fungsi, Komponen, & Contoh

Story for your Inspiration

Baca

News Update, Investasi - 30 Apr 2024

Harga emas tinggi, masih aman untuk berinvestasi?

Baca

Edukasi - 30 Apr 2024

Cara Kredit HP Online Tanpa DP dan Kartu Kredit, Hanya Pakai KTP

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB

Download OCBC mobile