Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Mengenal apa itu rencana bisnis bank atau RBB beserta contoh dan peraturannya.
Rencana Bisnis Bank atau RBB adalah dokumen penting dalam perencanaan kegiatan usaha perbankan. Penyusunannya sangat penting dalam memetakan kondisi perusahaan saat ini dan langkah-langkah apa saja yang diperlukan untuk meraih tujuan bersama di masa depan.
Rencana bisnis bank dapat menjadi acuan untuk para pegiat usaha perbankan untuk mengambil kebijakan sesuai yang telah diagendakan. Lalu apa itu RBB, contohnya dan apakah ada peraturan untuk mengaturnya? Simak artikel berikut untuk penjelasannya.
RBB adalah dokumen yang ditulis dan berisikan ringkasan perencanaan aktivitas bank jangka pendek (satu tahun) dan menengah (lima tahun). Hal ini dilaksanakan agar rencana masa depan dapat terlaksana dengan baik.
Penulisan RBB juga bermanfaat dalam menganalisa keadaan bisnis bank saat ini untuk kemudian dimanfaatkan guna menentukan langkah demi meraih tujuan bersama.
Oleh karenanya, RBB adalah dokumen yang memerlukan kewaspadaan dalam menulisnya. Sebab, kebijakan di dalamnya mengatur strategi masa depan usaha tersebut.
Supaya lebih jelas, penerapan dari contoh RBB bank adalah laporan terwujud dari 3 jenis yaitu rencana, realisasi dan pengawasan.
Adapun informasi wajib dalam dokumen RBB adalah periode laporan, cakupan jangka waktu yang disampaikan yakni Realisasi Triwulan III tahun sebelumnya, RBB jangka pendek (1 tahun) serta menengah (5 tahun).
Format angka yang umum digunakan adalah satuan jutaan rupiah. Sekarang, dokumen tersebut dilaporkan secara online melalui Apollo RBB sesuai dengan Edaran OJK Nomor 12/SEOJK.03/2021 tentang Rencana Bisnis Bank.
Template excel laporan perlu diubah terlebih dahulu menjadi format .txt untuk kemudian diunggah ke aplikasi RBB Client melalui sistem terintegrasi ANTASENA milik Bank Indonesia berlandaskan metadata yang menggabungkan beberapa laporan telah ada seperti LBU, LBBUK, LHBU, LSMK, dan LKPBU.
Ini merupakan perubahan dari metode pelaporan di masa lalu yang dilakukan secara langsung atau offline. Selain itu, template excel RBB bank pada cara sebelumnya perlu disampaikan kepada pengawas. Teknik penyampaiannya pada versi ini pun dilaksanakan melalui LBU.
Perencanaan RBB adalah sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau PJOK tentang Rencana Bisnis Bank Tahun 2016 yang difasilitasi oleh Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 12 tahun 2011.
Menurut peraturan itu, dokumen tersebut perlu diajukan ke OJK sekali dalam setiap tahunnya, yakni selambat-lambatnya pada akhir bulan November. Kesempatan perbaikan ulang pun hanya diperbolehkan satu kali saja.
Selain itu, revisi juga perlu dilandasi alasan kuat atau menjadi satu-satunya solusi atas permasalahan usaha perbankan. Waktu pengumpulan dari perbaikan ulang atau revisi RBB bank adalah paling lambat akhir semester pertama pada saat tahun berjalan.
Alasan-alasan khusus yang dapat dijadikan landasan dalam merubah isi RBB adalah pelaksanaan operasional bisnis bank bisa menyebabkan terhambatnya aktivitas perekonomian usaha.
Selain itu, perubahan perwujudan rencana maupun budaya kerja dari faktor internal dan eksternal juga bisa mendorong dilakukannya revisi rencana bisnis bank. Peraturan perubahan ini dibuat serupa karena sifat usaha bank yang tinggi risiko.
Selain itu, pengumpulan RBB adalah bentuk tanggung jawab untuk bertindak sesuai kewajiban. Terlebih, karakteristiknya untuk melibatkan sistem keuangan menuntut bisnis-bisnis perbankan waspada dalam merencanakan dan pelaksanaannya.
Sebab, tujuan lain dari OJK sebagai lembaga regulasi keuangan untuk menerima RBB dari usaha perbankan adalah sebagai penentuan metode dan bahan pengawasan bisnis tersebut secara optimal serta efektif.
Tujuan dan fungsi dari RBB adalah sesuai dengan seberapa baik dokumen yang telah dipersiapkan. Adapun manfaat dari penyusunan optimalnya adalah sebagai berikut:
Penyusunan RBB bank adalah hal yang memiliki kaitan erat dengan corporate plan atau dokumen strategis dengan jangka waktu 3-5 tahun.
Fungsinya adalah untuk menjadi panduan penentuan serta penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan dikenal juga dengan business plan. Business plan ini mencakup seluruh badan, unit, bidang, proyek, dan usaha strategis dari bisnis perbankan tersebut.
Penyusunan realistis dari RBB adalah kegiatan yang bermanfaat dalam memantau kondisi bisnis saat ini secara menyeluruh. Hal ini tentu akan membantu dalam menentukan langkah-langkah konkret untuk dilaksanakan oleh bank guna mencapai tujuannya.
Adapun cara mencapainya adalah dengan mempertimbangkan segala faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi kelancaran bisnis bank dalam melaksanakan usahanya.
Selain itu, fungsi RBB yang baik bermanfaat dalam mengelola risiko. Hal ini dikarenakan seluruh faktor pengaruh kelancaran usaha telah dipertimbangkan sekaligus cara mengatasinya.
Hal ini tentu berguna dalam menerapkan pengelolaan risiko secara efektif dan strategis. Semakin awal penyusunan RBB bank, kegiatan operasional dapat terlaksana dengan lebih lancar.
Apabila terdapat penyimpangan atau masalah yang dihadapi oleh bank, melakukan revisi ulang RBB juga dapat lebih awal dilaksanakan.
Nah, itu dia penjelasan mengenai apa itu RBB. Penyusunannya bersifat wajib untuk dilaporkan ke OJK dan berguna dalam menentukan masa depan usaha bank. Oleh karenanya, sifat kehati-hatian serta realistis diperlukan saat merancangnya.
Pantau selalu blog OCBC NISP untuk mendapatkan tips dan informasi menarik seputar dunia bisnis serta ekonomi lainnya.
Baca Juga:
