Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Temukan 5 tips menentukan gaji yang diharapkan dengan realistis agar hidup tetap nyaman dan kebutuhan bulanan terpenuhi.
Menentukan gaji yang diharapkan sering kali menjadi pertanyaan yang cukup membingungkan saat proses rekrutmen. Jika terlalu rendah, kamu bisa merasa tidak dihargai. Namun, jika terlalu tinggi, bisa saja perusahaan menganggapmu tidak realistis.
Padahal, menentukan gaji yang diharapkan dengan tepat akan membantu menjaga kestabilan finansial sekaligus memenuhi kebutuhan hidup bulanan. Supaya lebih mudah, berikut 5 tips yang bisa kamu terapkan untuk membuat perhitungan yang lebih realistis.
Langkah pertama adalah memahami standar industri di bidang pekerjaanmu. Setiap sektor punya rentang gaji yang berbeda, tergantung level posisi, pengalaman kerja, dan lokasi. Misalnya, seorang digital marketer di Jakarta tentu akan memiliki standar gaji yang diharapkan berbeda dengan posisi serupa di Yogyakarta.
Kamu bisa melakukan riset dengan memanfaatkan job portal, laporan tahunan HR, atau bahkan bertanya langsung kepada rekan kerja di industri yang sama. Dengan begitu, kamu tidak hanya menebak-nebak nominal, tetapi sudah mendasarkan angka pada informasi yang valid.
Perlu diingat juga bahwa selain nominal gaji, fasilitas tambahan seperti asuransi kesehatan atau tunjangan transportasi ikut menentukan total nilai kompensasi yang kamu terima.
Baca Juga: 10 Tips Mengelola Uang Pinjaman dari Bank dengan Bijak
Selain melihat standar industri, penting juga untuk menghitung kebutuhan hidup bulananmu. Buat daftar detail pengeluaran rutin, mulai dari makan, transportasi, cicilan, hingga tabungan atau dana darurat. Dari situ, kamu bisa memperkirakan minimum gaji yang diharapkan agar kebutuhan dasar selalu terpenuhi.
Sebagai contoh sederhana, jika total kebutuhan bulanan sekitar Rp5 juta, maka gaji yang diharapkan sebaiknya berada di atas nominal tersebut. Tujuannya bukan hanya “cukup”, tetapi juga memberi ruang untuk menabung dan berencana ke depan.
Dengan cara ini, kamu bisa menjaga kestabilan hidup sekaligus menilai apakah tawaran gaji dari perusahaan masih sesuai dengan kebutuhanmu.
Pengalaman kerja serta keahlian yang kamu miliki juga sangat mempengaruhi gaji yang diharapkan. Seorang profesional dengan pengalaman lima tahun tentu wajar berharap pada angka yang lebih tinggi dibandingkan fresh graduate.
Begitu pula jika kamu punya keahlian langka atau sertifikasi yang jarang dimiliki orang lain, itu bisa menjadi alasan untuk meminta gaji lebih besar.
Namun, tetapkan angka yang tetap realistis. Hindari menaikkan harapan terlalu jauh di atas rata-rata industri. Jika terlalu tinggi, perusahaan mungkin menolak lamaran hanya karena faktor gaji, meskipun sebenarnya kamu cocok dengan posisi yang ditawarkan.
Lokasi kerja terbukti sangat berpengaruh terhadap standar gaji. Perusahaan di Jakarta atau kota besar biasanya menawarkan gaji lebih tinggi dibandingkan daerah yang biaya hidupnya lebih rendah.
Jika kamu melamar di daerah dengan biaya hidup rendah, fleksibilitas dalam menentukan gaji yang diharapkan bisa membuat proses negosiasi jadi lebih mudah.
Selain itu, perhatikan juga status perusahaan. Korporasi besar biasanya sudah memiliki struktur gaji yang jelas, sementara startup mungkin menawarkan gaji lebih rendah tetapi menambahkannya dengan keuntungan lain, seperti peluang belajar cepat atau opsi saham.
Memahami hal ini akan membantumu menilai apakah angka yang kamu tentukan sudah sesuai dengan kondisi nyata.
Setelah mengetahui semua faktor di atas, langkah selanjutnya adalah menyiapkan strategi negosiasi. Tentukan batas minimal dan maksimal dari gaji yang diharapkan. Dengan begitu, kamu tidak akan mudah goyah saat ditanya langsung oleh HRD atau atasan calon perusahaan.
Kuncinya terletak pada komunikasi yang percaya diri dan sopan. Alih-alih hanya menyebutkan angka, coba jelaskan juga kontribusi dan keahlian yang bisa kamu bawa ke perusahaan. Saat kamu bisa menunjukkan nilai yang kamu tawarkan, diskusi mengenai gaji akan terasa lebih masuk akal dan profesional.
Menentukan gaji yang diharapkan memang tidak mudah, tetapi bisa dilakukan dengan lebih realistis jika kamu memahami beberapa hal penting. Mulai dari riset standar industri, menghitung kebutuhan bulanan, mempertimbangkan pengalaman serta keahlian, memahami lokasi dan status perusahaan, hingga menyiapkan strategi negosiasi.
Ingat, harapan gaji bukan hanya soal angka, tetapi juga cerminan dari seberapa besar kamu menghargai nilai kerja kerasmu. Dengan lima tips di atas, kamu bisa lebih percaya diri menentukan gaji yang diharapkan agar finansial tetap stabil dan kebutuhan hidupmu bisa terpenuhi.
Menentukan gaji yang diharapkan memang tidak mudah, tetapi bisa dilakukan dengan lebih realistis jika kamu memahami beberapa hal penting. Mulai dari riset standar industri, menghitung kebutuhan bulanan, mempertimbangkan pengalaman serta keahlian, memahami lokasi dan status perusahaan, hingga menyiapkan strategi negosiasi.
Harapan gaji bukan hanya soal angka, tetapi juga cerminan dari seberapa besar kamu menghargai nilai kerja kerasmu. Dengan lima tips di atas, kamu bisa lebih percaya diri menentukan gaji yang diharapkan agar finansial tetap stabil dan kebutuhan hidupmu bisa terpenuhi.
Sudah siap mengelola penghasilanmu dengan lebih bijak? Guna Nyala OCBC an untuk bantu atur keuangan, menabung otomatis, dan rencanakan tujuan finansialmu sejak dini. Dengan satu aplikasi, kamu bisa lebih mudah memastikan gaji yang didapat benar-benar memberi dampak positif bagi masa depan.
Baca Juga: 5 Cara Mengelola Uang Pesangon dengan Bijak Usai Terkena PHK
