Perdamaian AS-China dan 7 Implikasi Selanjutnya

21 Mei 2025 Ditulis oleh: Mansoor Mohi-uddin, Chief Economist, Bank of Singapore

  • Ditengah ketidakpastian, AS-China memangkas tarif baru tahun ini dari 145% menjadi 30% untuk produk-produk asal China yang masuk ke AS dan dari 125% menjadi 10% untuk ekspor AS yang masuk ke China selama 90 hari ke depan. Kami melihat tujuh implikasi utama.
  • Pertama, risiko resesi AS telah mereda tetapi kami memperkirakan stagflasi hanya akan memungkinkan Federal Reserve melakukan satu kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada tahun 2025. Kedua, gencatan tarif ini juga meningkatkan prospek pertumbuhan China saat ini.
  • Ketiga, USD menguat namun prospek jangka panjang tetap bearish ditengah ketidakpastian AS.
  • Keempat dan Kelima, gencatan tarif ini mendukung proyeksi kami terhadap potensi melonjaknya imbal hasil Obligasi Pemerintah AS (US Treasury – UST), hal ini turut mendorong pergerakan harga saham.
  • Keenam dan Ketujuh, pelemahan tajam emas sebagai aset safe-haven dan kenaikan harga minyak kemungkinan hanya bersifat sementara.

Setelah negosiasi pada akhir pekan di Swiss, AS dan China memangkas tarif tambahan yang sebelumnya diberlakukan oleh kedua belah pihak pada tahun ini, yang menyebabkan S&P 500 meningkat 3% dalam semalam. Penangguhan ini hanya berlangsung selama 90 hari sampai dengan 10 Agustus. Meskipun begitu, pasar finansial merespon positif dengan penguatan pada indeks saham, seiring pengurangan tarif yang jauh lebih besar dari yang di ekspektasikan investor (termasuk perkiraan OCBC Grup).

Tarif AS terhadap produk China berkurang dari sebelumnya mencapai 145% menjadi 30% yang mencakup tambahan tarif sebesar 20% yang ditetapkan pada tahun ini untuk mencegah pasokan fentanil, dan tarif dasar baru 10% yang diberlakukan Washington pada bulan lalu terhadap semua impor AS asal China. Demikian pula, tambahan tarif China terhadap ekspor asal AS akan menurun dari 125% menjadi 10%.

Dengan demikian, tarif keseluruhan AS terhadap produk-produk China saat ini berada berada di kisaran 40% dan tarif China atas eskpor AS hanya berada di bawah 30%. Kami melihat tujuh implikasi utama dari gencatan tarif perdagangan AS-China.  

Pertama, risiko resesi AS akibat guncangan pasokan telah mereda, tetapi kami masih melihat adanya potensi stagflasi tahun ini. Jika tarif dasar yang baru sebesar 10% tetap berlaku terhadap semua produk impor AS – seperti yang ditunjukan oleh kesepakatan Inggris dan China – dan tarif tambahan 20% tetap berlaku pada China untuk mencegah pasokan fentanil, maka konsumen AS akan menghadapi kenaikan pajak impor lebih dari US$ 400 miliar atau 1.5% dari PDB. Pada saat yang bersamaan, tarif yang lebih tinggi dapat menaikan inflasi inti AS menjadi 3%-4%. Dengan demikian, kami berpikir bahwa Federal Reserve akan tetap berhati-hati meskipun pertumbuhannya lebih lemah dan akan mempertahankan suku bunga The Fed pada level 4.25%-4.50% pada tahun 2025. Kami tetap memperkirakan hanya sekali pemangkasan sebesar 25 bps pada tahun ini.


Kedua, gencatan tarif dagang itu meningkatkan prospek pertumbuhan China. Kami mempertahankan proyeksi terhadap pertumbuhan PDB yang melambat dari 5.0% tahun lalu menjadi 4.2% pada tahun ini, dengan melihat adanya kenaikan risiko untuk saat ini.

Ketiga, USD menguat signifikan seiring adanya kesepakatan dagang, sehingga menurunkan risiko resesi AS, dan pelemahan pada mata uang cadangan – EUR dari 1.13 terhadap USD menjadi 1.11. Namun prospek jangka panjang USD tetap bearish sejalan dengan sikap kehati-hatian investor terhadap kebijakan pemerintahan Trump yang menimbulkan ketidakpastian perdagangan. Kami tetap mempertahankan perkiraan untuk EUR dapat mencapai level 1.23 terhadap USD. Demikian pula, CNY yang juga dapat menguat ke level 7.20 terhadap USD. Tetapi Menteri Keuangan AS – Bessent mengatakan bahwa tidak ada pembahasan terkait pergerakan mata uang dalam pembicaraan dagang. Kami melihat PBoC akan terus menjaga CNY tetap stabil.

Keempat, gencatan tarif dagang mendukung proyeksi kami terhadap potensi melonjaknya imbal hasil Obligasi Pemerintah AS (US Treasury – UST). Dalam perdagangan sesi Amerika, imbal hasil UST 10 tahun naik ke kisaran tertinggi 4.50%. Kami memperkirakan imbal hasil dapat mencapai 5.00% jika AS terhindar dari resesi, inflasi meningkat, dan prospek fiskal AS semakin memburuk.

Kelima, kesepakatan dagang AS-China meningkatkan prospek untuk ekuitas, dimana berkurangnya hambatan perdagangan dan ketidakpastian mendorong selera risiko investor.

Keenam, kami berpikir penurunan emas hanya bersifat sementara, inflasi, meningkatnya defisit anggaran, dan resiko geopolitik berpotensi mendorong harga emas hingga level US$ 4,000.

Terakhir, pergerakan harga minyak mentah Brent mencapai US$65 seiring kesepakatan dagang AS-China meningkatkan prospek pertumbuhan global. Tetapi, kenaikan harga minyak diperkirakan bersifat sementara jika OPEC masih meningkatkan produksi saat ini.

Informasi lebih lanjut untuk produk investasi di OCBC, klik tautan berikut Wealth Management | OCBC

Catatan Penting:

  1. Informasi ini hanya berupa informasi umum yang tidak memperhitungkan tujuan investasi, kondisi keuangan, atau kebutuhan tertentu Nasabah/Investor atau pihak manapun. Informasi ini bukan dan tidak seharusnya dianggap sebagai suatu penawaran penjualan atau suatu ajakan untuk membeli suatu produk investasi tertentu, dan tidak seharusnya dianggap sebagai suatu nasihat investasi, serta tidak bertujuan untuk membentuk suatu dasar keputusan investasi. Nasabah/Investor wajib memilih dengan hati-hati produk yang akan dipilih.
  2. Informasi ini dipersiapkan oleh Bank dengan mengandung materi informasi dari sumber referensi yang dianggap dapat dipercaya oleh Bank. Namun demikian, Bank tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan semua proyeksi, pendapat atau fakta-fakta statistik lainnya yang tercantum dalam materi informasi tersebut.
  3. Nasabah/Investor harus menetapkan sendiri setiap keputusan investasi sesuai dengan kebutuhan dan strategi investasi dengan mempertimbangkan antara lain peraturan perundang- undangan, pajak, dan akuntansi.
  4. Bank maupun setiap karyawannya tidak bertanggung jawab atas segala kerugian langsung, khusus, tidak langsung, konsekuensial, insidental, atau kerugian atau kerusakan lain dalam bentuk apa pun yang timbul dari penggunaan informasi di sini (termasuk segala kesalahan, kelalaian, atau pernyataan keliru di sini, baik karena kelalaian atau lainnya) atau komunikasi lebih lanjut.
  5. Bank, dan/atau perusahaan afiliasinya, dan/atau karyawan tidak membuat pernyataan atau jaminan (tersurat atau tersirat) atau menerima tanggung jawab atau kewajiban apa pun sehubungan dengan, atau terkait dengan, keakuratan atau kelengkapan informasi dan opini yang terkandung dalam laporan ini atau informasi apa pun yang terkandung dalam laporan ini atau informasi atau opini lainnya yang tetap tidak berubah setelah diterbitkan.
  6. Pencantuman data kinerja masa lalu hanya untuk asumsi perhitungan, sehingga tidak dapat digunakan untuk menjamin kinerja di masa datang.
  7. Informasi ini tidak boleh dipublikasikan, diedarkan, direproduksi atau didistribusikan secara keseluruhan atau sebagian kepada orang lain tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari Bank.
  8. Informasi ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Untuk informasi lebih lanjut, harap hubungi TANYA OCBC 1500-999 atau cabang Bank terdekat.
  9. PT Bank OCBC NISP Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan & Bank Indonesia, serta merupakan peserta penjaminan LPS.

Story for your Inspiration

Baca

News Update - 14 Mei 2025

Pertemuan Bank Sentral Bulan Mei: The Fed, BOE, dan BOJ

Baca

News Update - 25 Apr 2025

Perkembangan Tarif Memberi Investor Sedikit Harapan

See All

Produk Terkait

Wealth Management

Wealth Management

Download OCBC mobile