Jangan sampai proposalmu ditolak karena anggaran berantakan! Simak 5 kesalahan umum dalam menyusun anggaran biaya proposal yang wajib dihindari.
Proposal bisnis ditolak client bukan sesuatu yang jarang terjadi. Buat sebagian orang berbisnis mungkin cukup sering mengalami penolakan seperti ini. Apa sih hal yang menyebabkan suatu proposal ditolak?
Salah satu hal yang sangat sering menjadi alasan adalah perihal penulisan anggaran biaya. Penasaran kan? Yuk kita bahas lebih lanjut melalui artikel berikut ini.
Anggaran dalam proposal kerap kali menjadi alasan tertolaknya penawaran. Hal ini biasanya terjadi akibat kurangnya riset dan tidak paham dengan baik berapa besar biaya yang sebenarnya diperlukan.
Kalau kamu tidak menghitung biaya dengan akurat, dapat berisiko menggagalkan proyek serta menghilangkan kepercayaan klien, loh. Supaya kamu bisa membuat proposal yang meyakinkan, berikut kita bahas beberapa kesalahan yang perlu kamu hindari agar tidak berujung pada penolakan.
Baca Juga: Studi Kelayakan Bisnis - Tujuan, Aspek, Tahapan & Contohnya
Proposal anggaran merupakan dokumen yang berisi tentang rencana keuangan untuk suatu proyek. Mulai dari rincian biaya yang diperkirakan hingga dari mana dana itu akan diperoleh, agar proyek berjalan lancar.
Selain itu, rincian anggaran biaya dalam proposal ini berfungsi untuk diperlihatkan kepada klien. Tujuannya agar client mengetahui bagaimana dananya akan digunakan serta manfaat apa yang diterima melalui investasi tersebut.
Isi dari proposal anggaran bisa berbeda-beda tergantung pada jenis proyek serta tujuannya. Namun, beberapa hal di bawah ini merupakan poin-poin yang biasanya akan dibaca dengan seksama oleh client.
Dalam suatu pelaksanaan proyek, klien biasanya ingin melihat proses penyusunan anggaran. Oleh sebab itu, keterbukaan terkait biaya yang dibutuhkan dalam suatu proyek harus jelas. Artinya, kamu perlu menerangkan semua pihak yang terlibat, menjelaskan detail kegiatan dan memastikan semua rencana relevan dengan tujuan proyek.
Impact yang dihasilkan dari pelaksanaan proyek menjadi hal penting yang akan dilihat oleh client. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa dana yang mereka investasikan bisa memberi dampak nyata di lapangan. Jadi, informasi detail tentang hasil yang ingin dicapai serta cara mencapainya perlu kamu tambahkan.
Proposal harus menjelaskan bagaimana cara memantau dan mengevaluasi proyek. Klien ingin tahu bagaimana caramu mengukur keberhasilan proyek serta memastikan bahwa dana digunakan dengan efektif.
Anggaran merupakan bagian yang sangat penting dan sering dibaca pertama kali. Klien akan memeriksa apakah jumlah dana yang diajukan realistis atau tidak. Kalau anggaran dalam proposal terlihat tidak masuk akal, proposal bisa langsung ditolak. Jadi kamu perlu menghitung secara sesuai dan wajar.
Proposal yang menarik dan meyakinkan sangat penting untuk menghindari penolakan dari klien. Maka dari itu, kamu perlu memahami kesalahan apa saja yang bisa menggagalkan proyek. Dengan begitu, kamu bisa memperbaiki dan mengatasinya.
Berikut beberapa kesalahan yang sering ditemukan dalam proposal yang ditolak.
Proposal yang tidak menunjukkan pemahaman terhadap kebutuhan klien, sering akan langsung ditolak. Umumnya hal ini bisa terjadi karena kurang riset, atau kamu terlalu fokus menjual jasa jadi tidak memberikan solusi. Jadi, buatlah proposal yang spesifik dan relevan dengan kebutuhan klien.
Menggunakan istilah rumit yang berlebihan dalam proposal justru bisa membuat client tidak nyaman. Apalagi kalau klien tidak berasal dari bidang yang sama. Pilih bahasa yang sederhana dan to the point. Kalau ingin memakai istilah teknis yang nggak familiar, beri penjelasan singkat.
Proposal tanpa tujuan dan hasil proyek yang jelas membuat client sulit membayangkan manfaat yang bisa mereka peroleh. Jadi, jelaskan tujuan proyek secara detail. Sehingga klien bisa memiliki gambaran yang jelas terkait hasil yang akan dicapai.
Kalau tidak mau proposal ditolak client, susunlah proposal yang baik dan mudah dibaca. Kamu bisa memanfaatkan kemajuan perangkat laptop untuk merapikan proposalmu agar lebih efisien.
Setelah mengajukan proposal ke client, kamu perlu menghubungi kembali klien untuk menindaklanjutinya. Tidak memfollow up client bisa jadi akan terlihat bahwa kamu tidak serius atau tidak antusias.
Maka dari itu, jadwalkan untuk melakukannya. Hal ini menunjukkan komitmen dan komunikasi yang aktif.
Nah, itulah beberapa hal yang membuat proposal kamu ditolak client. Setelah membaca tulisan ini, semoga kamu bisa membuat proposal dengan lebih cermat dan rapi, ya.
Untuk membaca artikel edukasi terkait keuangan dan perbankan, kamu bisa klik halaman artikel di web www.ocbc.id, ya!
Baca Juga: Rencana Anggaran Biaya (RAB): Pengertian, Contoh & Cara Buat