Saat membeli obligasi di pasar sekunder dan ada kemungkinan bahwa kita tidak menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo, ada baiknya kita mempertimbangkan imbal hasil atau Yield-To-Maturity (YTM) dari seri-seri yang ada.
Obligasi Pemerintah RI merupakan instrumen investasi yang cukup populer belakangan ini. Selain karena dijamin oleh Pemerintah melalui undang-undang saat jatuh tempo, juga karena dapat diperdagangkan di pasar sekunder tanpa perlu menunggu jatuh tempo. Faktor pajak final yang lebih rendah dibandingkan pajak atas bunga deposito, juga menjadi salah satu pertimbangan investor saat menerima kupon obligasi secara reguler. Risiko volatilitas yang relatif lebih rendah dibandingkan investasi pasar saham, juga menjadi salah satu daya tarik investasi obligasi.
Namun, seringkali investor menghadapi kebingungan saat ingin membeli obligasi Pemerintah RI di pasar sekunder, karena banyaknya seri yang ada saat ini. Tak jarang, investor memilih seri obligasi dengan harga termurah, dengan harapan risiko kerugian yang lebih kecil karena harga akan kembali ke harga 100 atau par saat jatuh tempo.
Hal tersebut tidaklah salah. Namun, saat membeli obligasi di pasar sekunder dan ada kemungkinan bahwa kita tidak menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo, ada baiknya kita mempertimbangkan imbal hasil atau Yield-To-Maturity (YTM) dari seri-seri yang ada. Sebagai informasi, YTM (Yield to Maturity) adalah total imbal hasil tahunan yang diterima investor hingga jatuh tempo. Pemilihan seri obligasi dengan menggunakan dapat menjadi acuan yang lebih tepat karena YTM sudah memperhitungkan harga obligasi, kupon, dan sisa tenor hingga jatuh tempo.
Contoh perbandingan YTM obligasi seri FR yang diperdagangkan di pasar sekunder dengan tenor sejenis:
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa seri obligasi FR101 memberikan imbal hasil paling rendah, meskipun harga beli lebih rendah. Selanjutnya, mari kita hitung lebih lanjut pendapatan dari kupon yang diberikan masing-masing seri obligasi sampai dengan jatuh tempo:
**Harga diatas merupakan harga indikasi pasar di 20 Juni 2025. Total kupon belum memperhitungkan accrued interest saat pembelian obligasi
Maka dari itu, saat hendak membeli obligasi, yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah YTM, dari pada sekedar melihat harga saja. Banyak faktor yang memengaruhi pergerakan harga, salah satunya tingkat kupon obligasi. Obligasi dengan kupon rendah, akan lebih sulit menarik perhatian investor, sehingga kecenderungan pergerakan harga juga relatif terbatas.
Bagi Anda yang ingin berinvestasi di instrumen obligasi, dapat melakukan pembelian melalui aplikasi OCBC Mobile. Sesuaikan profil risiko Anda dengan instrumen investasi yang dipilih dan jangan lupa untuk melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko konsentrasi. Kunjungiwebsite kami untuk informasi produk lebih lanjut, menghubungi Relationship Manager Anda, atau dengan mengunjungi cabang OCBC terdekat. https://www.ocbc.id/id/individu/wealth-management/obligasi