Selama semester pertama 2025, aset berisiko tetap berkinerja positif meskipun terjadi turbulensi akibat perang tarif dan konflik geopolitik. Kami melihat prospek konstruktif untuk semester kedua 2025, karena Gedung Putih beralih dari ketegangan perdagangan, ke arah kebijakan yang mendorong pertumbuhan dan potensi pemangkasan suku bunga Fed seiring melambatnya pertumbuhan.
Dengan demikian, secara umum kami mempertahankan tingkat risiko, dengan tetap Overweight di pasar saham.
Makro ekonomi:
Tahun ini, kami memperkirakan AS akan mengalami stagnasi akibat gangguan pasokan paska berlakunya tarif yang lebih tinggi pada semua impor yang masuk ke AS. Bagi sebagian besar negara di dunia, pertumbuhan tidak akan terlalu terpengaruh, tetapi masih tertahan akibat penurunan ekspor ke AS.
Pendapatan Tetap:
Kami tetap Neutral dalam hal durasi. Obligasi jangka panjang lebih rentan terhadap kekhawatiran fiskal dan inflasi, namun demikian cenderung turun dalam jangka pendek karena kekhawatiran pertumbuhan. Di Pasar Negara Maju (DM), kami lebih memilih obligasi Investment Grade (IG) daripada High Yield (HY). Dalam Pasar Berkembang (EM), kami Underweight pada EM Sovereigns, lebih memilih EM Corporates karena fundamental dan valuasi yang lebih baik.
Ekuitas:
Kami terus melihat tahun 2025 sebagai tahun pertumbuhan laba yang positif, namun tetap waspada terhadap risiko tambahan seperti perkembangan geopolitik dan perdagangan yang lebih buruk dari perkiraan. Kami mempertahankan posisi Overweight di ekuitas Asia ex-Jepang dan Eropa meskipun sudah mengalami kenaikan tinggi. Kami menerapkan strategi yang mengkombinasikan antara pertumbuhan berkualitas dan sikap defensif dalam strategi sektoral, dengan rekomendasi Overweight di teknologi, layanan komunikasi, utilitas, dan barang konsumsi pokok, dan Underweight di konsumsi sekunder
Mata Uang:
Tarif AS dan permasalahan fiskal masih perlu diselesaikan. Mata uang USD saat ini kurang menarik, tetapi belum ada yang dapat menggantikan. Kami memperkirakan mata uang USD masih akan mengalami pelemahan lebih luas terhadap mata uang/aset cadangan (EUR, JPY, emas), mata uang Asia (KRW, SGD, TWD) dan beberapa mata uang dengan suku bunga tinggi (BRL, MXN).
Komoditas:
Harga minyak turun tajam, seiring meredanya konflik. Jika gencatan senjata Iran-Israel bertahan, harga minyak pada akhirnya dapat turun kembali ke level sebelum 13 Juni di pertengahan US$60/barel, dibantu oleh OPEC+ yang menggunakan kapasitas cadangannya untuk mengembalikan volume dalam jangka waktu yang dipercepat.
Perlu diingat, bahwa meskipun pandangan ini mencerminkan analisa terbaik kami terkait peluang pasar, dalam menentukan strategi investasi pribadi Anda harus selaras dengan tujuan dan profil risiko. Untuk informasi lebih lanjut terkait produk investasi di OCBC, silahkan klik link berikut: https://www.ocbc.id/id/individu/wealth-management
Catatan Penting: