Seperti yang kita ketahui, pada awal pekan ini presiden Prabowo memutuskan untuk merubah susunan kabinet, dengan mengganti beberapa pejabat di kementerian dan menambah kementerian baru yang khusus menangani ibadah Haji dan Umroh. Berikut adalah beberapa kementerian yang diubah:
Kementrian | Pejabat lama | Pejabat baru |
---|---|---|
Menteri Keuangan | Sri Mulyani | Purbaya Yudhi Sadewa |
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan | Budhi Gunawan | Syafrie Syamsudin (PJS) |
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia | Abdul Kadir Karding | Mukhtarudin |
Menteri Koperasi | Budi Arie Setiadi | Ferry Juliantono |
Menteri Pemuda dan Olahraga | Dito Ariotedjo | N/A* |
Menteri Haji dan Umrah | Mochamad Irfan Yusuf | |
Wakil Menteri Haji dan Umrah | Dahnil Anzar Simanjuntak |
*)belum diketahui hingga artikel ini dibuat
Berdasarkan pernyataan resmi Menteri Sekretaris Negara, perubahan tersebut dilakukan dengan berbagai pertimbangan setelah dilakukan evaluasi dan masukan dari beberapa pihak.
Dampak terhadap pasar modal
Paska pelantikan pejabat Menteri yang baru, pasar saham dan obligasi bereaksi cukup negatif di awal pekan, walaupun di sesi perdagangan hari Rabu, pasar saham berbalik menguat.
Sejak awal pekan hingga penutupan hari Selasa IHSG melemah -3.03%, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun naik 0.68% mengindikasikan terjadi pelemahan dari sisi harga, sementara mata uang Rupiah melemah 0.33%.
Reshuffle Sri Mulyani sebagai menteri keuangan juga pernah terjadi pada bulan Mei 2010, disaat beliau ditunjuk menjadi direktur pelaksana di Bank Dunia. Pasar saham melemah hingga 15% dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, begitu juga dengan pasar obligasi yang mengalami pelemahan harga yang tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun sebesar 2.13%.
Namun demikian, kondisi pelemahan yang terjadi pada saat reshuffle era Presiden SBY juga dipengaruhi dari memanasnya konflik salah satu bank saat itu, yang dikhawatirkan dapat menyebabkan krisis sistemik dan memudarnya tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem keuangan domestik.
Potensi pasar kedepan
Melihat pergerakan pasar modal saat reshuffle secara historis, volatilitas pasar modal hanya bersifat sementara dan terjadi dalam tempo singkat. Investor cenderung kembali akan melihat potensi perkonomian secara menyeluruh, dan juga melakukan analisa emiten ataupun instrumen keuangan lain yang dinilai memiliki valuasi yang rendah dan memiliki fundamental kuat.
Manfaatkan volatilitas yang terjadi untuk melakukan akumulasi pada reksa dana saham dan obligasi, untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang optimal.
Perlu diingat, bahwa meskipun pandangan ini mencerminkan analisa terbaik kami terkait peluang pasar, dalam menentukan strategi investasi pribadi Anda harus selaras dengan tujuan dan profil risiko. Untuk informasi lebih lanjut terkait produk investasi di OCBC, silahkan klik link berikut: https://www.ocbc.id/id/individu/wealth-management
Catatan Penting: