Pusing dengan uang panai besar? Berikut 5 cara mengatur dan menyiapkan uang panai agar keuanganmu tetap aman.
Bicara soal uang panai, sebagian orang langsung teringat pada tradisi khas Bugis-Makassar yang identik dengan gengsi dan tanggung jawab keluarga. Uang panai melambangkan keseriusan pria dalam melamar pasangannya.
Di sisi lain, jumlahnya yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah sering membuat calon mempelai pria pusing tujuh keliling. Karena itu, penting untuk tahu cara mengatur keuangan supaya tidak terbebani.
Selain itu, memahami konteks sosial di balik uang panai bisa membantumu bersikap lebih bijak. Setiap keluarga punya standar dan pandangan berbeda, jadi jangan langsung membandingkan kemampuanmu dengan orang lain.
Terpenting dalam hal uang panai adalah kesepakatan bersama dan niat baik untuk menghargai tradisi tanpa melupakan kestabilan finansial.
Banyak pasangan menganggap uang panai sebagai bentuk tanggung jawab dan kebanggaan, tapi jarang yang benar-benar menyiapkan strategi keuangannya sejak awal.
Akibatnya, biaya besar yang seharusnya jadi simbol keseriusan justru berubah jadi tekanan finansial setelah pesta usai. Supaya hal itu tidak terjadi, penting untuk memandang uang panai bukan sekadar kewajiban adat.
Uang panai juga bagian dari perencanaan hidup bersama. Dengan pengelolaan yang cerdas, uang panai besar pun bisa diatur tanpa membuat dompet ‘kering’ di kemudian hari.
Baca Juga: Cara Menghitung Uang Mahar Sesuai Tanggal Pernikahan
Sebelum membicarakan angka, kamu perlu paham bahwa uang panai bukan soal ‘harga’ mempelai perempuan. Tradisi ini adalah bentuk penghargaan terhadap keluarga dan budaya.
Banyak pasangan yang akhirnya salah paham, menganggap uang panai semata-mata sebagai beban. Selain itu, kalau kamu memaknai tradisi ini sebagai wujud komitmen dan penghormatan, kamu akan lebih tenang memenuhi kewajiban tersebut dengan cara rasional, bukan emosional.
Realistis adalah kunci. Kadang tekanan sosial bikin kamu merasa harus menuruti ekspektasi besar dari pihak keluarga. Namun jangan sampai semangat menunjukkan keseriusan justru membuat kamu terjerat utang.
Mulailah dengan menghitung kemampuan tabungan dan pendapatan mu saat ini. Kalau kamu punya penghasilan bulanan, sisihkan maksimal 30% saja untuk persiapan uang panai. Dengan begitu, kamu tetap bisa menjalankan kewajiban finansial lainnya tanpa terganggu.
Setelah tahu kemampuan finansial, langkah berikutnya adalah membuat rencana waktu. Misalnya, kamu ingin menikah dua tahun lagi dengan target uang panai sebesar Rp 80 juta. Artinya, kamu perlu disiplin menabung sekitar Rp3,3 juta per bulan.
Selain itu, supaya lebih ringan, kamu bisa memanfaatkan fitur tabungan otomatis di Bank. Salah satu produk Tabungan Berjangka yang menarik perhatian adalah Tabungan Berjangka (TAKA) OCBC.
Bank OCBC menawarkan beberapa produk Tabungan Berjangka (TAKA) yang bisa kamu pilih. Ada TAKA Hadiah, TAKA Bunga, TAKA Bunga Pasti, hingga TAKA Angsuran Tetap.
TAKA OCBC bisa dimulai dengan dana ringan yakti Rp100 Ribu saja per bulan. Selain itu, TAKA OCBC juga memiliki bunga yang kompetitif dan tenor yang fleksibel. Kamu tinggal menyesuaikan dengan kemampuan dan keinginan.
Produk TAKA cocok bagi siapa saja yang ingin disiplin menabung disiplin tanpa harus merasa terbebani. Tak cuma itu, kamu juga akan mendapat berbagai keuntungan jika membuka TAKA di OCBC, apa saja?
Berikut beberapa fitur produk Taka (Tabungan Berjangka) OCBC:
TAKA OCBC dapat kamu buat sendiri melalui OCBC mobile tak perlu datang ke kantor cabang OCBC hanya untuk membuka TAKA. Bagaimana caranya? Caranya mudah banget, kok. Kamu tinggal ikuti cara berikut ini saja:
Syarat pertama untuk membuka TAKA OCBC adalah dengan memiliki rekening OCBC terlebih dahulu. Jika kamu belum memiliki rekening OCBC, kamu bisa melakukan pembukaan rekening melalui OCBC mobile.
Kamu tinggal menyiapkan identitas dan melakukan pembukaan rekening Nyala. Setelah itu, kamu bisa memilih produk Tabungan Berjangka (TAKA) di OCBC mobile dan ikuti langkah-langkahnya.
Jika tenor dan target sudah kamu tentukan, TAKA kamu akan terkunci dan tidak bisa kamu ambil sampai tenornya habis. Hal ini akan membantu kamu agar lebih fokus menabung.
Selain menabung rutin, kamu juga bisa mencoba investasi risiko rendah seperti reksa dana pasar uang. Dengan strategi ini, progres tabunganmu akan lebih konsisten dan kamu tidak mudah tergoda untuk menggunakannya.
Sering kali masalah uang panai memanas karena komunikasi yang tertutup. Padahal, keterbukaan dengan pasangan bisa jadi kunci solusi. Ajak dia bicara soal kemampuanmu secara jujur dan pahami juga pandangan keluarganya.
Banyak keluarga sebenarnya menghargai pria yang terbuka dan beritikad baik daripada yang memaksakan diri. Karena itu, komunikasi yang dewasa akan membantumu menemukan titik tengah, entah berupa penyesuaian jumlah atau pembagian tanggungan secara wajar.
Godaan terbesar dalam urusan uang panai adalah gengsi. Ada rasa ingin terlihat mampu, padahal kondisi keuangan belum mendukung. Jika kamu memilih berhutang demi memenuhi permintaan besar, efeknya bisa panjang.
Setelah menikah, beban cicilan bisa menekan kehidupan rumah tangga. Lebih baik mencari bentuk penghargaan lain yang bernilai, misalnya dengan kesiapan mental, tanggung jawab, atau rencana masa depan bersama.
Pada akhirnya, nilai seorang pria bukan di jumlah uang panai, tapi di kesungguhannya membangun rumah tangga.
Mengatur uang panai besar memang bukan hal mudah, tapi bukan berarti mustahil. Dengan perencanaan yang matang, komunikasi terbuka, dan pengendalian diri dari tekanan sosial, kamu bisa tetap menunjukkan keseriusan tanpa membuat keuanganmu berantakan.
Ingat, yang terpenting bukan seberapa besar nominalnya, tapi seberapa bijak kamu menyiapkannya. Kamu sendiri, pernah kepikiran bagaimana cara menjaga tradisi tanpa menjadikannya beban finansial?
Baca Juga: Perbedaan Mahar dan Mas Kawin yang Wajib Diketahui