Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Apa perbedaan kartu ATM chip dan magnetik? Dan apa dampaknya jika tidak diganti?
Sebagai otoritas perbankan tertinggi, Bank Indonesia telah menginstruksikan kepada seluruh nasabah untuk melakukan aktivasi kartu ATM chip. Hal itu sejalan dengan Surat Edaran BI No.17/52/DKSP tentang Implementasi Standar Nasional Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number Online 6 Digit untuk Kartu ATM/Debit yang diterbitkan di Indonesia.
Jadi jika sebelumnya kartu ATM berbasis sistem magnetic, kini seluruhnya harus diubah ke teknologi chip. Untuk lebih jelasnya, langsung simak ulasan lengkapnya di bawah ini yuk!
Peralihan kartu ATM berbasis chip ditujukan agar kegiatan transaksi yang dilakukan nasabah semakin aman. Selain itu, hal ini juga dapat mencegah risiko fraud (kecurangan yang sengaja dilakukan seseorang atau pihak tertentu), serta menyamaratakan praktik kartu ATM di dalam negeri dengan internasional.
Kartu ATM chip ini dianggap lebih mampu meminimalisir risiko pencurian data nasabah dan juga transaksi skimming (pencurian informasi secara ilegal yang dimana oknum menyalin data yang berada di strip magnetik kartu ATM).
Perlu Anda ketahui, bahwa data nasabah yang tersimpan di kartu ATM magnetic cenderung lebih mudah disalahgunakan atau dicuri oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Sementara teknologi terbaru yang tersedia di kartu ATM model chip akan menyempurnakan kinerja dari sebuah kartu debit. Untuk itu nasabah wajib sesegera mungkin mengganti kartu ATM magnetic menjadi berbasis chip agar bisa melakukan transaksi perbankan dengan aman dan nyaman.
Sebenarnya, program migrasi kartu ATM ini sudah dicanangkan oleh BI hingga 31 Desember 2021. Jadi bagi Anda yang sampai sekarang belum mengganti kartu sama sekali, segera ganti ya, agar transaksi Anda tidak diblokir.
Setelah mengetahui alasan mengapa kartu ATM magnetic harus segera diganti ke kartu ATM chip, berikut penjelasan mengenai perbedaan dari kedua jenis kartu debit tersebut.
Kartu ATM Magnetic
Kartu ATM berbasis magnetic stripe lebih mudah digandakan sebab data nomor kartu, tanggal kadaluarsa, nama nasabah, dan data lainnya disimpan pada strip magnetik kartu tersebut. Maka dari itu, keaslian kartu ATM magnetic stripe tidak dapat dipastikan ketika melakukan transaksi.
Lalu jika dilihat secara fisik, kartu ATM magnetic stripes terdapat pola garis hitam lebar memanjang pada bagian belakang kartu. Garis hitam tersebut berfungsi menyimpan data nasabah dan akan terbaca saat nasabah melakukan transaksi. Jika garis hitam rusak, maka transaksi menjadi sulit diproses.
Kartu ATM Chip
Berbeda dengan model magnetic stripe, Kartu ATM model chip lebih sulit untuk digandakan sebab data nasabah disimpan di dalam chip yang memiliki CPU, memory, aplikasi, sistem operasi, serta fungsi kriptografi. Kemudian, keaslian kartu ATM chip bisa dipastikan melalui metode Offline CAM maupun Online CAM.
Perbedaan kartu ATM chip dan non chip selanjutnya yang paling jelas adalah terdapat chip di sisi kiri bagian depan kartu, dimana bentuknya tak jauh beda dengan kartu SIM ponsel yang Anda miliki.
Chip tersebut berbentuk kotak kecil dengan warna keemasan, ditambah beberapa garis di bagian dalam chip-nya. Sedangkan dari sisi teknologi, contoh kartu ATM chip lebih aman dibanding kartu ATM magnetic stripes. Kartu jenis ini juga bisa mengurangi risiko terjadinya tindak kriminal, misalnya skimming kartu ATM.
Adapun dalam langkah penggantian kartu ATM lama ke kartu ATM baru berbasis chip bisa dilakukan dengan mendatangi customer service bank di kantor pusat atau cabang terdekat. Berikut caranya secara umum:
Demikian pembahasan seputar kartu ATM berbasis chip lengkap hingga cara menggantinya. Dari pemaparan di atas, Sobat OCBC tentu sudah paham bahwa pergantian ke teknologi chip dilakukan bukan tanpa alasan. Nah, sekarang coba cek, apakah kartu ATM Anda merupakan tipe chip?
