Renov rumah atau bangun rumah baru? Pelajari detail biaya dan risiko keduanya supaya kamu bisa memilih opsi paling hemat dan sesuai kebutuhan keluarga.
Ketika rumah mulai terasa sempit, rusak di beberapa bagian, atau desainnya sudah ketinggalan zaman, pertanyaan yang sering muncul adalah renov rumah atau sekalian bangun baru saja? Jadi, mana sebenarnya pilihan yang paling bijak dari sisi anggaran?
Sebagian besar orang memang cenderung memilih renov rumah karena dianggap lebih cepat dan murah. Padahal, tergantung dari skala renovasinya, biaya yang dikeluarkan bisa mendekati bahkan melebihi pembangunan rumah baru.
Di sisi lain, membangun rumah dari awal menawarkan keleluasan dalam menentukan desain, fungsi ruang, hingga penggunaan material baru yang lebih efisien. Tapi tentu saja, biayanya juga bisa lebih tinggi di awal. Lalu bagaimana menentukan pilihan terbaik?
Baca Juga: Cara Mengajukan Pinjaman Renovasi Rumah, Ini Syaratnya!
Sebelum memutuskan untuk renovasi, penting untuk mengecek dulu kondisi rumah secara keseluruhan. Banyak hal yang bisa jadi pertimbangan agar proses renov tidak malah jadi pemborosan.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kekuatan struktur bangunan lama. Kalau pondasi, kolom, atau balok utama sudah keropos atau retak parah, renov rumah bisa jadi malam lebih mahal karena butuh banyak perbaikan struktural. Bahkan bisa jadi lebih hemat kalau kamu sekalian bangun ulang.
Renovasi kecil seperti mengecat ulang, mengganti keramik, atau memperbaiki atap bocor tentu jauh lebih murah dibandingkan renov mayor yang melibatkan perubahan tata letak ruangan. Semakin besar perubahan yang diinginkan, semakin besar pula biaya dan waktu pengerjaannya.
Salah satu kelemahan dari renov rumah adalah adanya biaya tak terduga. Misalnya saat membongkar dinding, ternyata ditemukan instalasi listrik lama yang harus diganti total. Atau lantai rumah yang harus diangkat ulang karena ada masalah lembap. Jadi, penting punya anggaran cadangan setidaknya 10-20% dari total biaya renovasi.
Renov rumah punya keterbatasan karena harus mengikuti bentuk dan struktur bangunan lama. Misalnya kamu pengen open space, tapi nggak bisa karena dinding tersebut adalah penyangga utama. Solusi seperti ini kadang butuh perkuatan struktur tambahan yang malah bikin biaya membengkak.
Bangun rumah baru memang membutuhkan dana yang cukup besar, tapi dengan perencanaan yang matang, kamu bisa mengatur budget sesuai kebutuhan. Desain rumah juga bisa dibuat lebih fungsional, menyesuaikan dengan gaya hidup modern, misalnya dengan menambah ruang kerja atau area terbuka.
Berbeda dengan renovasi kecil, bangun rumah baru butuh dokumen lengkap seperti IMB, gambar arsitektur dan kadang juga surat persetujuan dari lingkungan sekitar. Jadi, prosesnya bisa lebih panjang dan harus patuh pada aturan tata ruang yang berlaku.
Karena memulai dari nol, kamu bisa lebih bebas memilih material bangunan yang sesuai anggaran dan kualitas. Nggak perlu khawatir soal penyesuain dengan struktur lama, seperti saat renov rumah. Ini bisa jadi keuntungan besar dalam jangka panjang , terutama untuk efisiensi energi dan perawatan.
Berbeda dengan renov rumah yang bisa penuh kejutan, membangun baru cenderung lebih terukur biayanya. Kamu bisa membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang rinci dari awal, sehingga risiko over budget bisa ditekan.
Sekarang kita sampai pada pertanyaan utama: sebenarnya lebih untung mana, renov rumah atau bangun dari awal? Jawabannya tergantung kondisi rumah dan tujuan kamu ke depan.
Kalau rumah masih cukup kokoh dan hanya butuh sedikit penyesuaian, renovasi jelas lebih hemat. Apalagi kalau kamu hanya ingin upgrade tampilan interior atau menambahkan satu-dua ruangan. Renov rumah juga cocok buat kamu yang nggak mau ribet dengan perizinan dan ingin tetap tinggal di rumah selama proses berlangsung.
Sebaliknya, kalau kamu ingin rumah yang benar-benar sesuai kebutuhan dan gaya hidup saat ini, bangun dari awal mungkin lebih worth it. Meskipun butuh waktu dan biaya lebih besar di awal, hasilnya bisa lebih memuaskan dan tahan lama. Selain itu, rumah baru biasanya lebih efisien dari sisi penggunaan listrik, air, dan ventilasi alami.
Pada akhirnya, keputusan renov rumah atau membangun baru tergantung pada kondisi bangunan lama, tujuan renovasi, dan budget yang tersedia. Jangan hanya terpaku pada angka biaya awal saja, tapi pikirkan juga efisiensi jangka panjang, kenyamanan dan nilai estetika rumah impianmu.
Berbicara tentang renov rumah dan bangun rumah, kamu tentu perlu memikirkan tentang biayanya. Keduanya merupakan hal yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Tapi kamu tak perlu khawatir karena saat ini banyak fasilitas kredit yang dapat digunakan untuk membiayai renovasi atau membangun rumah baru. Salah satunya adalah Kredit Multi Guna (KMB) OCBC.
KMG OCBC merupakan pinjaman yang diberikan untuk pembiayaan konsumtif dengan jaminan berupa properti. Program ini menawarkan kredit dengan suku bunga kompetitif, mulai dari 8,50% fixed 1 tahun. Plafon kreditnya mulai dari Rp100 Juta hingga Rp10 Miliar, dengan tenor 1 sampai 15 tahun.
Syarat kredit bangun rumah di OCBC, antara lain:
Nah, kalau kamu membutuhkan dana untuk membangun rumah atau renovasi rumah, jangan ragu untuk menghubungi Bank OCBC ya!
Baca Juga: Anti Ditolak, Berikut Tips agar Pengajuan KPR Disetujui Bank