Melewatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)? Waspada! Anak bisa menghadapi 7 risiko tersembunyi yang berdampak besar di masa depan.
Pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat. Bahkan ada ungkapan yang bilang bahwa menuntut ilmu dimulai dari buaian ketika bayi hingga liang lahat saat seseorang meninggal dunia.
Dalam praktiknya, pendidikan itu dilakukan secara berjenjang. Dalam sistem pendidikan formal di Indonesia, jenjang pendidikan dimulai sejak PAUD, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Namun pada kenyataannya, masih banyak orang tua yang tidak mengikutkan anak pada jenjang pendidikan PAUD. Alasannya karena anak masih terlalu kecil.
Memang PAUD bukan bersifat wajib, tetapi ada banyak manfaat yang bisa didapat seorang anak yang ikut dalam pendidikan PAUD.
Baca juga: 10 Cara Hemat dalam Membelanjakan Uang Jajan Secara Tepat
Masa kanak-kanak itu identik dengan golden age atau masa keemasan. Saat itulah semua stimulan dan pengajaran bisa diserap dengan baik oleh anak. Nah disinilah manfaat dari PAUD bisa dirasakan.
Pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr Soetanto M.Pd menjelaskan, PAUD akan mengoptimalkan tumbuh kembang anak saat golden age.
Di PAUD, anak akan mendapatkan stimulasi terhadap fisik, motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional melalui pendekatan berpusat kepada anak dan strategi belajar yang menyenangkan.
“Stimulasi ini akan mengantar anak untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal,” katanya, dikutip dari laman Paudpedia.
Kemudian, PAUD juga bisa meningkatkan kesiapan sekolah (school readiness). Anak yang mengikuti PAUD memiliki kemampuan literasi dan numerasi dasar yang lebih baik.
Di samping itu, mereka memiliki kesiapan psikologis yang lebih baik untuk bersekolah, sehingga terbebas dari kendala kesenjangan pengetahuan dan penyesuaian budaya sekolah.
“PAUD berdampak panjang pada akademik dan ekonomi. Anak-anak yang mengikuti PAUD menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik, minimal di kelas awal SD. Mereka memiliki angka mengulang dan drop out yang lebih rendah dan pada saat dewasa mereka menunjukkan well being yang lebih baik," ujar Soetanto.
Baca juga: 10 Tips Menghadapi Inflasi Agar Keuangan Tetap Terlindungi
Anak yang tidak ikut PAUD berpotensi tidak mendapatkan manfaat yang begitu besar. Bahkan ada beberapa risiko yang bisa saja dialami, berikut di antaranya!
Anak yang tidak mengikuti PAUD berisiko mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan bahasa.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 41% anak yang tidak mengikuti PAUD mengalami keterlambatan perkembangan, dibandingkan dengan 8,9% pada anak yang mengikuti PAUD minimal 3 bulan.
Anak yang tidak mendapatkan stimulasi sosial sejak dini cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan lingkungan baru.
Mereka mungkin menunjukkan perilaku menarik diri, tidak mau bermain dengan anak lain, atau merasa tidak nyaman dalam situasi sosial.
PAUD menyediakan berbagai aktivitas yang merangsang perkembangan motorik anak. Tanpa stimulasi ini, anak berisiko mengalami gangguan dalam perkembangan motorik halus dan kasar.
Penelitian menunjukkan bahwa gangguan motorik halus dan kasar lebih tinggi pada anak yang tidak mengikuti PAUD dibandingkan dengan yang mengikuti.
Baca juga: Konsep Pendidikan Inklusif: Pengertian, Tujuan & Prinsipnya
PAUD membantu anak belajar mandiri dan disiplin melalui rutinitas harian dan aturan sederhana.
Tanpa pengalaman ini, anak mungkin kesulitan mengembangkan kemandirian dan memahami batasan, yang penting untuk kesiapan sekolah dasar.
Anak yang tidak mengikuti PAUD cenderung kurang siap secara akademik dan emosional saat memasuki sekolah dasar.
Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran, beradaptasi dengan lingkungan sekolah, dan menjalin hubungan dengan guru serta teman sebaya.
Kurangnya stimulasi dan pembelajaran sejak dini dapat meningkatkan risiko anak mengalami masalah perilaku di kemudian hari, seperti kesulitan mengendalikan emosi, agresivitas, atau perilaku menyimpang lainnya.
Pendidikan anak usia dini yang berkualitas berkontribusi pada pencapaian akademik yang lebih baik dan peluang kerja yang lebih tinggi di masa depan.
Anak yang tidak mengikuti PAUD mungkin kehilangan fondasi penting yang mendukung keberhasilan akademik dan karier mereka.
Baca juga: Wujudkan Pendidikan Karakter bagi Generasi Muda Indonesia
Namanya sekolah pasti memerlukan biaya. Pertanyaannya, berapa biaya sekolah PAUD di Indonesia?
Dibanding jenjang pendidikan lain, PAUD bisa dibilang merupakan jenjang dengan biaya yang lebih terjangkau. Namun tetap saja hal itu tergantung daerah tempat PAUD itu beroperasi.
Artinya, sekolah PAUD di perkotaan seperti Jakarta tentu berbiaya lebih mahal dibanding di daerah lain.
Bicara tentang biaya sekolah PAUD, ada beberapa komponen yang dihitung, mulai dari uang pangkal, SPP bulanan, seragam dan perlengkapan, hingga ekstrakurikuler atau outing class.
Di kota besar, uang pangkal masuk PAUD berkisar antara Rp2 - 10 Juta. Sementara di daerah lain, atau kota kecil, uang pangkal PAUD berkisar antara Rp300 Ribu - Rp1,5 Juta.
Adapun SPP PAUD di kota besar itu berkisar antara Rp700 Ribu sampai Rp1,5 Juta per bulan, sedangkan di kota kecil berkisar antara Rp50 Ribu - Rp250 Ribu.
Kamu yang punya anak balita sudah perlu mempersiapkan dana pendidikan mereka, termasuk untuk PAUD. Memang biayanya ringan, tetapi jika nggak punya perencanaan keuangan yang baik, nominal yang kecil itu bisa terasa berat.
Nah untuk membantu merencanakan tabungan pendidikan anak, kamu bisa memanfaatkan layanan Wealth Management OCBC. Layanan ini menyediakan solusi menyeluruh dalam perencanaan keuangan.
Termasuk membuat perencanaan keuangan jangka panjang yang lebih strategis untuk kebutuhan pendidikan anak. Berapa keuntungan menggunakan layanan Wealth Management OCBC adalah:
OCBC akan menawarkan berbagai instrumen untuk mendukung rencana pendidikan, seperti:
Cara untuk mendapatkan layanan Wealth Management OCBC sangat mudah. Kamu tinggal mengunjungi kantor cabang OCBC terdekat yang memiliki layanan Wealth Management.
Buat janji dengan Relationship Manager atau Wealth Advisor OCBC. Setelah itu, kamu dapat menggunakan aplikasi OCBC mobile untuk akses produk investasi dan pemantauan portofolio secara mandiri.
Untuk informasi lebih detail kamu dapat mengakses halaman berikut ini atau menghubungi Tanya OCBC melalui berbagai saluran yang tersedia dalam halaman ini.
Baca juga: Umur 30 Tidak Punya Tabungan? Ini Langkah untuk Perbaiki Finansial Kamu