Jangan panik saat data rekening bank milikmu bocor. Lakukan 5 langkah ini agar datamu tidak dimanfaatkan untuk kejahatan finansial dan uangmu di bank tetap aman!
Data rekening adalah informasi yang berkaitan dengan rekening bank seseorang. Isinya berupa nomor rekening, data pemilik rekening, riwayat transaksi, hingga kode unik untuk mengakses rekening atau yang disebut PIN.
Menurut Pasal 4 UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi, data rekening termasuk dalam data pribadi yang bersifat spesifik, yaitu “keuangan pribadi”.
Maka kamu sebagai pemilik diminta untuk menjaga kerahasiaan data rekening. Bahkan pihak perbankan juga memiliki kewajiban yang sama, yaitu menjaga keamanan data nasabah.
Namun dalam praktiknya, data rekening bisa saja bocor atau dibobol sehingga diketahui oleh orang lain. Data yang paling sering diketahui orang adalah nomor rekening, yang digunakan untuk tujuan transfer.
Jika nomor rekening saja yang diketahui orang, maka kamu masih tergolong. Pasalnya, membobol rekening hanya melalui nomor saja hampir dipastikan tidak bisa. Namun masalah akan menjadi besar ketika yang bocor bukan cuma nomor rekening, tapi data lain seperti PIN transaksi.
Baca juga: Apa itu OTP? Ini Fungsinya Untuk Keamanan Transaksi Online
Bocornya data rekening itu sangat mungkin terjadi. Salah satunya disebabkan aktivitas skimming oleh orang jahat yang bertujuan untuk mengambil data rekening milikmu.
Dengan data yang diperoleh itu, pelaku bisa menarik tunai semua uang yang ada di rekening, melakukan transaksi, hingga mengajukan produk-produk perbankan seperti pinjaman.
Untuk itu kamu harus tahu ciri-ciri rekening yang sudah dibobol. Berikut beberapa di antaranya!
Ciri pertama adalah munculnya transaksi yang tidak kamu lakukan. Misalnya, ada notifikasi pembelian online, transfer, atau tarik tunai padahal kamu tidak pernah melakukannya.
Biasanya, transaksi ini dimulai dari nominal kecil agar tidak terlalu mencolok. Jika kamu mengabaikannya, pelaku bisa melanjutkan dengan jumlah yang lebih besar. Jadi, setiap ada aktivitas yang terasa janggal di mutasi rekening, jangan tunggu lama untuk memeriksanya!
Jika tiba-tiba saldo rekening berkurang tanpa ada transaksi yang kamu lakukan, ini pertanda serius bahwa rekening bisa jadi sudah dibobol.
Pengurangan saldo dalam jumlah besar sering terjadi setelah pelaku berhasil mengakses rekening melalui data yang bocor, seperti nomor rekening, PIN, atau informasi kartu ATM/debit.
Hal ini biasanya dilakukan dengan metode phising atau skimming. Karena itu, rajinlah cek saldo dan mutasi agar perubahan mencurigakan cepat terdeteksi.
Kode OTP (One Time Password) adalah lapisan keamanan yang dikirim bank untuk memastikan bahwa transaksi benar dilakukan oleh pemilik rekening.
Jika kamu menerima OTP padahal tidak sedang bertransaksi, artinya ada pihak lain yang sedang mencoba masuk atau melakukan aktivitas dengan rekening kamu.
Jangan pernah membagikan OTP ini kepada siapapun, termasuk yang mengaku dari pihak bank, karena bank tidak akan pernah meminta OTP. Jika menerima OTP mencurigakan, segera hubungi bank dan minta pemblokiran sementara.
Baca juga: Tips Anti Modus Penipuan SIM Card Ponsel
Jika kamu mengalami salah satu dari ciri-ciri di atas, maka sudah dipastikan data rekeningmu bocor. Lalu apa yang harus dilakukan? Ikuti beberapa langkah berikut!
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memblokir rekening atau kartu debit/kredit yang terhubung. Kamu bisa melakukannya melalui mobile banking, internet banking, atau langsung menghubungi call center resmi bank.
Setelah blokir, langsung telepon call center bank untuk melaporkan kejadian ini. Bank biasanya akan memverifikasi identitas kamu dan menjelaskan prosedur selanjutnya.
Dalam beberapa kasus, bank juga bisa melacak transaksi mencurigakan yang terjadi dan memberikan bantuan investigasi. Simpan bukti laporan dan nomor pengaduan yang diberikan pihak bank.
Langkah berikutnya adalah ganti semua data penting seperti PIN ATM, password mobile banking, dan pertanyaan keamanan. Pastikan juga mengganti password email dan mengaktifkan two-factor authentication (2FA) untuk keamanan ekstra.
Jika saldo sudah terlanjur hilang karena transaksi yang bukan kamu lakukan, ajukan dispute (sengketa) ke bank. Bank akan memeriksa transaksi tersebut, biasanya butuh waktu 14-45 hari kerja tergantung kasus.
Siapkan bukti pendukung seperti screenshot mutasi rekening, SMS/Email notifikasi, dan bukti kalau kamu tidak melakukan transaksi tersebut.
Jika jumlah kerugian besar atau terkait tindak kejahatan siber, laporkan ke Polisi dan Siber Crime (Patroli Siber). Kamu juga bisa melapor ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) agar ada perlindungan hukum. Dengan laporan resmi, peluang penyelesaian lebih besar dan pelaku bisa dilacak.
Selain itu, melapor kepada pihak kepolisian juga berpotensi membuat uangmu kembali. Meski uang tidak kembali pun, laporan akan mencegah pelaku mengulangi aksinya dan merugikan orang lain.
Itulah ulasan mengenai apa saja yang perlu dilakukan ketika data rekening bocor. Jangan panik dan tetap tenang agar kamu bisa mengambil langkah yang paling tepat.
Kamu beruntung jika menggunakan OCBC. Pasalnya, bank ini memberikan layanan call center 24 jam dan 7 hari nonstop kepada para nasabahnya.
Manfaatkan layanan Tanya OCBC untuk melaporkan kasus penipuan yang baru saja terjadi. Kamu bisa menghubungi nomor 1500-999 jika sedang berada di Indonesia, atau +62-21-2650-6300 jika kamu sedang berada di luar negeri.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan fitur Live Chat melalui OCBC mobile. Laporkan kasus pencurian data bank yang menimpamu kapan saja, karena fitur itu disiapkan setiap hari 24 jam.