7 Kesalahan Umum Saat Memberi Piutang ke Teman Sendiri

6 Nov 2025

Memberi piutang ke teman sering berujung drama. Hindari 7 kesalahan ini biar kamu gak rugi secara finansial maupun perasaan.

Tapi kenyataannya, tak sedikit hubungan pertemanan yang renggang gara-gara urusan piutang. Bukan hanya uang yang hilang, kepercayaan pun bisa ikut rusak.

Dalam konteks keuangan pribadi, memahami kesalahan umum saat memberi piutang penting agar kamu tak rugi dua kali. Secara finansial karena uang melayang, dan secara emosional karena pertemanan renggang.

Kondisi seperti ini makin sering terjadi di era sekarang, terutama ketika tekanan ekonomi makin besar. Banyak orang mencari bantuan dari lingkaran terdekat, dan itu sering kali berarti teman sendiri.

Di sinilah dilema muncul antara jadi penolong atau menjaga kestabilan keuangan sendiri. Supaya tak salah langkah, yuk pahami tujuh kesalahan umum yang sering terjadi saat memberi piutang ke teman.

Baca Juga: Siap-Siap Dana Darurat: Cash is King, but Cash Flow is Queen

Kesalahan Umum saat Memberi Piutang ke Teman

Tak semua masalah dalam urusan piutang terjadi karena niat yang buruk. Sering kali, justru karena ketidaktahuan dan rasa sungkan pada teman sendiri.

Tanpa disadari, beberapa sikap dapat membuka celah untuk kerugian dan kesalahpahaman. Sebelum meminjamkan uang, ada baiknya kamu memahami kesalahan yang kerap dilakukan agar bisa menghindarinya.

1. Tidak Membuat Kesepakatan Tertulis

Banyak orang menganggap perjanjian tertulis cuma buat urusan bisnis besar bersama orang yang tidak kita kenal. Padahal, justru transaksi antar teman sering kali butuh kejelasan lebih.

Tanpa bukti tertulis, kamu tak punya dasar kuat kalau terjadi salah paham. Catatan sederhana tentang jumlah pinjaman, tanggal, dan janji pengembalian bisa sangat membantu menjaga transparansi.

2. Mengabaikan Kemampuan Bayar Teman

Kadang karena rasa sungkan, kamu tak menilai kondisi keuangan teman secara objektif. Bisa jadi dia memang sedang kesulitan dan belum punya pemasukan tetap.

Memberi piutang tanpa mempertimbangkan kemampuan bayar ini seperti menyerahkan uang ke ketidakpastian. Ujung-ujungnya, kamu menunggu tanpa kepastian, sementara temanmu merasa terbebani.

3. Memberi Uang dari Dana Darurat

Salah besar kalau kamu mengambil uang dari dana darurat hanya untuk membantu teman. Dana darurat seharusnya digunakan untuk kebutuhan pribadi yang sifatnya mendesak.

Misalnya seperti kehilangan pekerjaan atau biaya kesehatan. Ketika dana tersebut habis untuk piutang yang belum tentu kembali, keuangan pribadi bisa ikut terguncang.

Agar kamu tak memberikan uang dana darurat untuk dipinjamkan, kamu bisa memanfaatkan rekening Nyala dari OCBC mobile. Dengan rekening tersebut, kamu bisa memisahkan antara keuangan biasa dan dana darurat.

Dengan begitu, ketika seseorang datang minta pinjaman, kamu tahu bahwa dana darurat kamu tetap aman tersimpan. Kamu pun dapat memberi keputusan yang tepat apakah akan meminjamkan uang atau tidak.

4. Tidak Menetapkan Batas Waktu Pengembalian

Tanpa tenggat waktu yang jelas, temanmu mungkin merasa tak terburu-buru untuk mengembalikan uang. Situasi ini sering menimbulkan rasa sungkan saat kamu ingin menagih.

Padahal, penetapan waktu yang realistis sejak awal bukan cuma soal ketegasan, tapi juga bentuk tanggung jawab dua arah. Kamu dan temanmu akan sama-sama tahu batas komitmen yang disepakati.

5. Terlalu Percaya Tanpa Komunikasi Lanjut

Banyak kasus piutang yang macet bukan karena niat buruk, tapi karena komunikasi yang terputus. Kamu merasa tak enak menagih, sementara temanmu malah menganggap kamu sudah ikhlas.

Menyisihkan satu pesan sederhana untuk menanyakan kabar dan rencana pembayaran bisa menjaga hubungan tetap sehat tanpa terkesan menekan.

6. Mencampur Emosi dengan Keputusan Keuangan

Ketika simpati lebih dominan daripada logika, keputusan finansial bisa jadi kabur. Kamu mungkin ingin menunjukkan empati, tapi lupa menimbang risikonya.

Akibatnya, piutang yang tadinya dimaksudkan untuk membantu justru jadi beban emosional. Keputusan keuangan sebaiknya tetap rasional, meski dilakukan atas dasar pertemanan.

7. Menganggap Piutang sebagai Bentuk ‘Sedekah’

Beberapa orang berdalih, “Ya sudah, anggap saja sedekah.” Tapi cara berpikir seperti ini bisa membuat kamu kehilangan kendali atas keuangan kamu sendiri.

 

Sedekah dan piutang itu dua hal berbeda, yang satu tanpa syarat, yang lain ada harapan pengembalian. Kalau sejak awal niatnya membantu tanpa berharap kembali, sebut itu sedekah, bukan piutang.

Ketujuh kesalahan ini sering terjadi karena batas antara keuangan dan hubungan personal memang tipis. Tapi di dunia finansial pribadi, tanggung jawab tetap harus diutamakan.

Memahami posisi piutang tak cuma melindungi uangmu, tapi juga membantu menjaga keharmonisan hubungan sosial. Biar bagaimanapun, uang dan pertemanan adalah dua hal yang sama penting, tapi tidak selalu bisa dicampur tanpa konsekuensi.

Baca Juga: Berapa Dana Darurat Ideal untuk Karyawan? Ini Jawabannya!

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 9 Nov 2025

5 Alasan Refinancing Bisa Bikin Untung

Baca

Edukasi - 9 Nov 2025

5 Alasan Investasi Perak Bisa Jadi Pilihan Terbaik

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
Nyala

Nyala

Dorong ambisimu untuk wujudkan kebebasan finansial, karena Tidak Ada Yang Tidak Bisa dengan Nyala OCBC
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.

Download OCBC mobile