Mendapatkan investasi untuk usaha itu dimulai dengan mengajukan proposal kepada investor. Proposal usaha ini memuat gambaran riil usaha, analisis faktor internal dan eksternal melalui sistem SWOT, serta prospeknya di masa depan.
Dengan proposal, harapannya calon investor tahu kelebihan bisnismu. Ketika menilai ide bisnismu menarik, tentu saja mereka tidak akan ragu untuk mencairkan modal usaha untukmu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyusun proposal bisnis, mulai dari jenis, latar belakang, pendanaan, sasaran, dan sebagainya.
Mengingat dokumen tersebut tidak bisa ditulis dalam waktu singkat, para kamu disarankan untuk mulai membuatnya ketika masa-masa awal saat akan merintis perusahaan.
Baca juga: Butuh Modal Usaha Tanpa Riba? Ikuti 7 Cara dan Syarat Ini
Tujuan utama proposal bisnis ini adalah meyakinkan calon investor untuk menanamkan uangnya di usahamu. Dengan begitu, usahamu bisa berjalan, melakukan ekspansi, atau memperbesar skala bisnis seperti membuka cabang baru.
Maka proposal harus disusun sebaik mungkin agar tujuan itu tercapai. Berikut beberapa rahasia penting yang harus kamu ketahui agar proposalmu langsung disetujui investor.
Investor bukan cuma nyari untung, mereka juga tertarik sama “kenapa” di balik bisnis kamu.
Mulailah proposal dengan cerita yang menggambarkan masalah nyata di masyarakat atau pasar, lalu jelaskan kenapa kamu merasa perlu menciptakan solusinya.
Misalnya: “Banyak UMKM kesulitan dapat bahan baku murah. Kami membuat platform yang bantu mereka beli langsung dari produsen.” Cerita ini bikin investor merasa terlibat sejak awal.
Setelah investor tahu masalahnya, langsung tunjukkan solusinya. Pastikan solusi kamu logis, relevan dengan masalah tadi, dan bisa dijalankan (bukan ide muluk-muluk).
Jelaskan bagaimana produk atau layanan kamu bekerja, apa keunggulannya dibanding kompetitor, dan kenapa ini waktu yang tepat untuk diluncurkan. Kalau ada demo, prototipe, atau studi kasus, itu jadi nilai plus!
Investor ingin tahu: “Bagaimana bisnis ini menghasilkan uang?” Jelaskan dengan sederhana tapi padat, siapa target pasarnya, berapa harga produkmu, bagaimana strategi distribusinya, dan dari mana saja kamu dapat pemasukan.
Hindari model yang rumit atau membingungkan. Kalau perlu, pakai ilustrasi atau flowchart biar semakin mudah dipahami.
Investor lebih percaya pada bisnis yang sudah punya pijakan. Kalau kamu sudah punya pengguna, pembeli, omzet awal, mitra kerja sama, atau survei pasar, masukkan ke dalam proposal.
Angka dan bukti nyata menunjukkan kalau bisnismu bukan sekadar ide, tapi sudah mulai jalan dan punya peluang berkembang lebih besar lagi.
Jangan asal sebut angka. Investor butuh tahu kamu butuh berapa, untuk apa saja dana itu digunakan, dan bagaimana dampaknya ke perkembangan bisnis.
Contoh: “Kami butuh Rp500 Juta, yang akan digunakan 50% untuk pengembangan produk, 30% untuk pemasaran digital, dan 20% untuk rekrutmen tim teknis.”
Semakin rinci dan realistis anggaran, maka semakin investor percaya bahwa kamu tahu cara mengelola dana.
Tim adalah aset besar dalam bisnis. Jelaskan siapa saja orang di balik usaha kamu, apa latar belakang mereka, dan kontribusinya.
Investor akan lebih yakin kalau tahu bisnis ini digawangi orang-orang yang kompeten, berpengalaman, dan punya semangat tinggi.
Kalau kamu baru mulai dan tim masih kecil, tekankan skill dan dedikasi yang dimiliki masing-masing anggota.
Akhiri proposal dengan proyeksi bisnis ke depan. Tampilkan target omzet, pertumbuhan pengguna, atau ekspansi pasar, tapi tetap masuk akal. Hindari overpromise yang nggak berdasar.
Tunjukkan juga milestone jangka pendek dan panjang. Investor ingin tahu bahwa kamu punya visi jelas dan langkah konkret untuk mencapainya.
Baca juga: 8 Daftar Pinjaman 25 Juta Tanpa Jaminan, Aman & Anti Ribet!
Setelah proposal disetujui dan uang investor masuk, berikutnya kamu harus memastikan dana itu benar-benar digunakan seperti yang tertulis dalam proposal.
Selain itu, pastikan juga untuk memisahkan uang pribadi dan uang usaha. Tujuannya agar tidak tercampur dan memudahkan dalam pengajuan pinjaman modal ke bank.
Memisahkan kedua keuangan tersebut bisa dilakukan dengan mudah melalui solusi dari OCBC, yaitu Nyala Bisnis. Dengan fitur ini, proses pengelolaan uang pribadi dan usaha jadi lebih mudah.
Nyala Bisnis adalah layanan saldo gabungan untuk mengatur keuangan pribadi dan bisnis secara terpadu, dengan tiga keunggulan, yaitu dua rekening terpisah dalam satu layanan, bebas biaya transaksi, dan solusi digital yang bisa dinikmati.
Dalam pengelolaan dana, Nyala Bisnis menawarkan rekening bisnis yaitu Giro Business Smart dan pribadi melalui Tanda 360. Selain itu, kamu bisa memanfaatkan transaksi valas mudah dengan kurs kompetitif via OCBC mobile.
Nyala Bisnis juga menawarkan bebas biaya transaksi, meliputi:
Selain itu, Nyala Bisnis juga menawarkan reward untuk setiap dana masuk hingga Rp25 Ribu sesuai dengan level Nyala Bisnis masing-masing.
Buka Nyala Bisnis melalui OCBC mobile sekarang juga dan dapatkan reward hingga Rp500 Ribuan!