Individu

Kenapa Pemerintah Tidak Cetak Uang untuk Bayar Hutang?

15 5月 2024 • Ditulis oleh: Redaksi OCBC

Bagikan Ke

Artikel Card Image
Promo Card Image

Jika dipikir secara logika, mencetak uang yang banyak untuk membayar hutang memang tampak masuk akal. Pasalnya, hutang-hutang itu harus dibayar dengan uang, bukan?

Tapi dalam konsep ekonomi makro, kondisinya tidak akan semudah itu. Bahkan peredaran uang dalam jumlah yang besar justru akan berdampak negatif bagi perekonomian suatu negara. Kok bisa? Simak penjelasan berikut!

Baca juga: 10 Tips Menghadapi Inflasi Agar Keuangan Tetap Terlindungi

Posisi Hutang Luar Negeri RI

Bank Indonesia secara periodik akan menyampaikan informasi tentang posisi Hutang Luar Negeri (ULN) Indonesia. Informasi ini bisa berisi posisi ULN yang naik ataupun turun.

Dalam siaran pers yang dirilis pada Maret 2024 lalu, posisi ULN Indonesia pada Januari 2024 disebut mengalami penurunan. ULN Indonesia pada Januari 2024 tercatat sebesar US$405,7 Miliar atau sekitar Rp6.312 Triliun.

Menurut BI, angka tersebut turun jika dibandingkan dengan posisi ULN pada Desember 2023 yang mencapai US$408,1 Miliar. Secara tahunan, posisi ULN Indonesia tumbuh sebesar 0,04% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,9% (yoy).

Penurunan posisi ULN pemerintah antara lain dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo. Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.

Pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan belanja program prioritas dan perlindungan masyarakat di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Dukungan pembiayaan tersebut mencakup antara lain pada sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1% dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,0%), Jasa Pendidikan (16,9%), Konstruksi (13,7%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,7%).

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” kata Bank Indonesia dalam siaran persnya itu.

Meski angkanya mencapai Rp6 Ribuan Triliun, Bank Indonesia menilai struktur ULN Indonesia masih tetap sehat, karena didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,4% dari 29,7% pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9% dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

Baca juga: Kebijakan Fiskal: Tujuan, Jenis, Instrumen, & Contohnya

Dampak Peredaran Uang Terlalu Banyak

Mencetak uang sebanyak mungkin akan membuat peredaran uang terlalu tinggi. Hal ini bukannya menyelesaikan masalah, tapi justru akan menimbulkan masalah baru atau memperparah masalah ekonomi yang sudah ada.

Berikut beberapa dampak peredaran uang terlalu banyak dalam sebuah negara.

  1. Inflasi Tinggi

    Salah satu dampak negatif tingginya peredaran uang adalah terjadinya inflasi yang tinggi pada sebuah negara.

    Seperti yang diketahui, inflasi adalah kondisi ketika kenaikan harga barang dan jasa di suatu negara dalam jangka waktu yang panjang. Penyebab inflasi umumnya karena ketersediaan barang dan uang yang beredar tidak seimbang.

    Dengan banyaknya uang yang beredar, maka nilainya akan mengalami penurunan. Akibatnya, harga barang dan jasa di masyarakat akan mengalami kenaikan drastis.

  2. Depresiasi Mata Uang

    Seperti yang disebutkan di atas, peredaran uang yang terlalu tinggi justru akan melemahkan nilai mata uang itu sendiri.

    Ketika jumlah uang yang beredar melebihi nilai ekonomi sebenarnya, nilai mata uang justru menurun karena penawaran yang berlebihan namun permintaan tetap.

    Depresiasi mata uang akan mempengaruhi banyak hal, seperti impor menjadi lebih mahal, biaya hidup meningkat, dan daya beli masyarakat menurun.

  3. Hutang Negara Membengkak

    Ya, kamu tidak salah! Mencetak dan mengedarkan uang dalam jumlah besar bukannya melunasi hutang negara, melainkan akan membuat hutang negara kian membengkak.

    Hal ini terjadi karena nilai mata uang yang anjlok di hadapan mata uang asing, utamanya dolar. Akibatnya, hutang negara kepada pihak asing yang menggunakan dolar akan membengkak secara nilai.

Itulah jawaban atas pertanyaan “kenapa pemerintah tidak cetak uang untuk bayar hutang?” Kebijakan tersebut sangat dihindari oleh banyak negara, karena justru akan berakibat fatal bagi perekonomian jangka panjang.

Jika membutuhkan informasi seputar keuangan dan perbankan seperti ini, kamu bisa langsung membuka halaman Article OCBC, ya!

Baca juga: Kebijakan Moneter: Tujuan, Jenis, Instrumen & Contohnya

Tertarik dengan artikel kami?

Bagikan Artikel Ini?

Produk Terkait

Cross Selling Banner Global

Min. size 1204x240px. Less than that, there is a possibility that your image will be blurry or stretched

最新文章

5 Kesalahan Fatal Anggaran Proposal yang Bikin Ditolak Client!
  • Individu

5 Kesalahan Fatal Anggaran Proposal yang Bikin Ditolak Client!

18 6月 2025

Jangan sampai proposalmu ditolak karena anggaran berantakan! Simak 5 kesalahan umum dalam menyusun anggaran biaya proposal yang wajib dihindari.

Apakah Asuransi Jiwa Bisa Dicairkan Sebelum Meninggal Dunia? Cek Faktanya di Sini!
  • Individu

Apakah Asuransi Jiwa Bisa Dicairkan Sebelum Meninggal Dunia? Cek Faktanya di Sini!

17 6月 2025

Tidak banyak yang tahu, tapi asuransi jiwa bisa dicairkan sebelum meninggal, loh! Namun tetap ada syarat dan ketentuannya. Yuk cek fakta-faktanya berikut ini!

Pinjaman Apa Saja yang Masuk BI Checking? Cek 7 Jenis Ini!
  • Individu

Pinjaman Apa Saja yang Masuk BI Checking? Cek 7 Jenis Ini!

13 6月 2025

Ternyata, 7 jenis pinjaman ini tercatat di BI Checking dan bisa mempengaruhi credit score jika tidak diselesaikan dengan baik. Cari tahu detailnya di artikal ini, yuk!

Mau Ambil KPR 200 Juta? Ini Cicilan Per Bulan yang Harus Disiapkan!
  • Individu

Mau Ambil KPR 200 Juta? Ini Cicilan Per Bulan yang Harus Disiapkan!

9 6月 2025

Cicilan per bulan untuk ambil KPR Rp 200 Juta berapa sih? berikut syarat dan simulasi lengkap sesuai tenor yang dipilih