Average cost adalah jumlah biaya dalam proses produksi. Ini cara menghitungnya!
Average cost adalah suatu cara perusahaan untuk menghitung jumlah biaya yang perlu dikeluarkan pada produksi setiap unitnya.
Menghitung average cost adalah suatu langkah penting agar perusahaan bisa menentukan harga jual produknya.
Lantas, bagaimana cara menghitung average cost? Untuk mengetahui penjelasan selengkapnya, yuk baca artikel ini sampai habis!
Sebelum mengetahui informasi detailnya, sebaiknya Sobat OCBC NISP memahami terlebih dahulu tentang apa itu average cost.
Average cost adalah biaya rata-rata produksi yang biasa digunakan setiap perusahaan untuk menetapkan harga setiap barangnya.
Dengan menghitung biaya rata-rata produksi, perusahaan dapat menentukan harga barang lebih akurat dan bisa mengurangi potensi kerugian.
Selain itu, mengetahui average cost juga membantu para pengusaha untuk memahami pola biaya jangka panjang.
Dengan begitu, jika terjadi fluktuasi harga, pengusaha bisa melakukan antisipasi.
Dengan menghitung average cost terlebih dahulu sebelum menjual produk, maka perusahaan akan memperoleh sejumlah manfaat.
Adapun manfaat average cost adalah sebagai berikut.
Membantu perusahaan dalam menentukan harga produk.
Membantu perusahaan dalam mengukur pengeluaran untuk setiap unit barang.
Membuat perusahaan agar terhindar dari risiko kerugian.
Membantu perusahaan untuk memperoleh laba penjualan.
Membantu perusahaan untuk merasakan keuntungan jangka panjang.
Setelah mengetahui pengertian average cost dan manfaatnya, lantas, bagaimana cara menghitungnya dengan tepat?
Untuk memperoleh manfaatnya dengan maksimal, terdapat beberapa cara menghitung average cost yang bisa dilakukan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut:
Salah satu cara menghitung average cost adalah dengan menentukan biaya tetap produksi. Hal ini diperlukan agar pebisnis mengetahui laba dan rugi yang kemungkinan akan diperoleh.
Adapun komponen average cost umumnya tercantum dalam laporan laba rugi, seperti biaya peralatan, gaji, asuransi, perlengkapan, serta uang sewa gedung.
Untuk memperoleh laba dan ruginya, pebisnis bisa menggunakan rumus berikut:
total biaya tetap : jumlah produksi
Baca juga: Mengenal Piramida Keuangan, Penting untuk Rencana Finansial
Cara menghitung average cost berikutnya adalah untuk menetapkan biaya variabel produksi.
Sama halnya dengan sebelumnya, biaya variabel produksi juga dapat ditemukan dalam laporan laba rugi.
Adapun contoh biaya variabel produksi adalah upah tenaga kerja, kemasan produk, hingga bahan baku.
Cara menghitung average cost selanjutnya dapat dilakukan dengan menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel. Adapun rumus yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
Biaya total produksi = biaya variabel + biaya tetap
Cara menghitung average cost yang keempat adalah dengan memeriksa total unit produksi.
Total unit produksi perlu dihitung karena menjadi pembagi dalam rumus average cost. Total unit bisa diketahui dengan memeriksa faktur pada bagian akuntansi.
Setelah melalui berbagai langkah di atas, cara terakhir untuk menghitung average cost adalah dengan menetapkan biaya rata-ratanya.
Adapun cara menghitung biaya rata-rata adalah membagi biaya produksi keseluruhan dengan total unit barang.
Untuk memudahkan Sobat OCBC NISP dalam memahaminya, rumus average cost adalah sebagai berikut.
Average Cost (AC) = TC/Q
Keterangan:
AC = averaGe cost
TQ = Total biaya produksi
Q = Jumlah unit produksi keseluruhan
Baca juga: Apa itu Diversifikasi Portofolio? Ini Kelebihan dan Caranya
Setelah mengetahui cara menghitung average cost, Sobat OCBC NISP sebaiknya juga perlu memahami juga contohnya.
Adapun contoh menghitung average cost adalah sebagai berikut.
Sebuah UMKM hendak merilis produk pakaian. Usai melihat laporan laba ruginya, seorang akuntan memperoleh total biaya produksi sebesar Rp8.000.000.
Angka tersebut didapatkan dari total produk sebanyak 200 buah. Lantas, berapa biaya rata-rata dari produksi tersebut?
Average Cost = TC/Q = Rp8.000.000/200 = Rp40.000 per unit
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan average cost sebesar Rp40.000 per unitnya. Nilai ini bisa digunakan sebagai rujukan dalam menentukan harga jual produk.
Namun, untuk memperoleh keuntungan, UMKM ini perlu menetapkan harga jual lebih dari biaya rata-ratanya.
Dengan berbagai manfaat dan kemudahan cara menghitungnya, average cost juga memiliki sejumlah kelebihan serta kelemahan. Adapun uraian lengkapnya adalah sebagai berikut.
Terdapat beberapa kelebihan average cost yang bisa diperoleh setiap perusahaan, yaitu sebagai berikut.
Perhitungan bisa dilakukan dengan sederhana.
Membantu melacak setiap barang dan harga per unitnya.
Membantu perencanaan jangka panjang perusahaan.
Membantu perusahaan dalam pembuatan anggaran keuangan.
Selain kelebihan, biaya rata-rata juga memiliki sejumlah kekurangan. Adapun kekurangan average cost adalah sebagai berikut.
Tidak dapat diterapkan pada semua jenis usaha. average cost umumnya bisa ditetapkan pada perusahaan yang memiliki unit barang dengan karakteristik serupa.
Perhitungan average cost menjadi tidak relevan ketika biaya produksi mengalami kenaikan atau penurunan.
Nah, itulah sederet informasi mengenai pengertian average cost hingga kelebihan dan kekurangannya.
Average cost adalah langkah penting bagi setiap pengusaha untuk membantu menetapkan harga setiap barang produksinya.
Nah, apabila ingin membuka usaha, layanan Cash Management dari OCBC NISP adalah alternatif manajemen bisnis yang tepat.
Cash Management OCBC NISP menyediakan banyak layanan bagi para pengusaha, mulai dari Remittance hingga Cash Pick Up & Delivery Cash.
Untuk itu, mari percayakan pengelolaan bisnis dengan OCBC NISP!
Baca juga: Usaha Sendiri atau Jadi Karyawan, Mana yang Lebih Baik?