Seperti yang diketahui, ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin pengajuan KPR disetujui. Begitupun sebaliknya, adanya syarat yang tidak terpenuhi berpotensi membuat pengajuan ditolak.
Namun kamu nggak perlu khawatir dan putus asa jika ditolak bank. Ada beberapa solusi yang bisa kamu tempuh sebagai berikut!
Baca juga: 7 Perbedaan KPR Subsidi dan Nonsubsidi sebelum beli rumah
Alasan utama bank menolak pengajuan KPR adalah karena calon debitur dinilai tidak memenuhi syarat. Hal ini bisa karena dokumen yang tidak lengkap, penghasilan yang tidak mencukupi, hingga nilai properti yang dianggap terlalu rendah.
Jika penolakan ini menimpa, kamu sebaiknya tidak perlu putus asa. Pasalnya, penolakan pengajuan KPR bukan akhir segalanya karena kamu bisa menempuh beberapa langkah berikut sebagai solusi.
Langkah pertama yang bisa kamu tempuh adalah mencari tahu apa alasan bank menolak pengajuan KPR. Memang biasanya bank akan menginformasikan alasan penolakan, namun kamu bisa menanyakannya untuk lebih jelas.
Mencari tahu alasan penolakan ini sangat penting untuk pengajuan KPR berikutnya baik di bank yang sama atau bank lain. Ya, kamu bisa mengajukan KPR ke bank yang sama meski sudah ditolak, dengan jangka waktu minimal 3 bulan setelah pengajuan pertama.
Dengan mengetahui alasan penolakan ini, kamu bisa melakukan perbaikan dan melengkapi dokumen yang kurang. Sehingga kamu tidak akan terjerumus pada kesalahan yang sama saat mengajukan KPR lagi.
Faktor hutang yang kamu bisa sangat mempengaruhi disetujui atau tidaknya KPR. Pasalnya, bank juga akan melihat beban hutang terhadap penghasilan calon nasabah melalui Debt Burden Ratio (DBR).
DBR adalah perbandingan antara pendapatan bersih dengan cicilan hutang per bulan. Fungsi DBR adalah untuk mengetahui jumlah beban hutang calon nasabah.
Jika nilai DBR rendah, artinya nasabah memiliki beban hutang kecil. Sebaliknya, jika DBR yang dimiliki tinggi, artinya calon debitur tersebut mempunyai beban hutang besar juga.
Persentase DBR biasanya berbeda antara satu bank dengan bank lain, namun secara rata-rata, DBR umumnya berkisar antara 30-40% dari penghasilan take home pay (THP) bulanan.
Artinya jika beban hutang kamu di atas 40% dari THP, pengajuan KPR sudah pasti akan ditolak. Kamu bisa menghitung rasio DBR dengan rumus sebagai berikut:
DBR = (total cicilan utang per bulan / pendapatan bersih per bulan) x 100%
Jika ternyata beban hutang tinggi, maka kamu harus mengelola hutang dengan lebih baik lagi. Salah satunya adalah dengan melunasi hutang berjalan.
BI Checking adalah proses pemeriksaan catatan kredit seseorang di bank atau lembaga keuangan lain yang tercatat di Indonesia. Pada umumnya, BI Checking merupakan indikator yang digunakan oleh bank untuk memastikan kelayakan kredit calon peminjam atau debitur.
Ketika pengajuan KPR ditolak karena tidak lolos BI Checking, maka kamu harus melakukan pemutihan. Caranya pemutihan BI Checking adalah dengan melunasi hutang yang tertunggak terlebih dulu.
Baca juga: Sistem Take Over KPR: Biaya, Syarat & Cara Mengurusnya
Semua orang pasti menginginkan rumah yang bagus dan mewah. Namun ketika membeli rumah secara KPR, kamu harus menyesuaikan dengan profil finansial.
Pasalnya, bisa jadi penolakan KPR terjadi karena bank melihat rumah yang kamu inginkan terlalu mahal dan tidak sesuai dengan profil finansialmu. Sebagai catatan, rumah yang mahal akan berpengaruh pada besaran bunga dan cicilan bulanan yang harus dibayar.
Untuk itu, pilih rumah yang sederhana dan sesuai dengan profil finansialmu. Tak usah berkecil hati, karena rumah yang sederhana bukan berarti buruk dan bisa masih bisa dioptimalkan ketika memiliki kelonggaran finansial.
Proses pengajuan banding bisa menjadi solusi ketika KPR ditolak. Dalam dunia hukum, banding adalah permohonan pemeriksaan ulang terhadap putusan pengadilan oleh pengadilan yang lebih tinggi atas permintaan terdakwa atau jaksa.
Pengertian yang sama juga berlaku dalam pengajuan KPR. Orang yang mengajukan KPR ke suatu bank bisa mengajukan banding ketika keputusan bank tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Proses banding bisa dilakukan ketika pihak bank memberikan pernyataan tertulis yang menyatakan menolak pengajuan dari nasabah. Kamu juga bisa melakukan banding atas alasan yang dijadikan dasar penolakan KPR.
Selain penolakan, proses banding juga bisa dilakukan untuk permohonan perpanjangan waktu pembayaran, permohonan perubahan tipe rumah, pencairan kredit rumah, hingga permohonan perubahan jangka waktu kredit.
Jika semua langkah tersebut tidak membuahkan hasil, kamu bisa memutuskan untuk mengajukan KPR ke bank lain. Memang secara umum persyaratan akan sama, namun fleksibilitas dan kemudahan masing-masing bank berbeda.
Sebagai catatan, kamu tetap perlu melakukan evaluasi terhadap penolakan sebelumnya. Pastikan kamu sudah melengkapi dan memperbaiki pengajuan, sehingga tidak mengalami penolakan untuk kedua kalinya dari bank yang berbeda.
Seperti yang diketahui, memilih bank untuk mengajukan KPR sangat penting. Pastikan bank yang kamu pilih memiliki produk KPR yang menawarkan kemudahan dan keuntungan.
Jika sedang mempertimbangkan bank dan produk KPR, kamu bisa mencoba mengajukan KPR dari OCBC. Ada tiga produk KPR dengan keunggulan masing-masing yang bisa kamu pilih.
Salah satunya adalah KPR Easy Start. Produk KPR ini menawarkan banyak keuntungan, mulai dari angsuran lebih rendah, cicilan bertahap setiap 1 atau 2 tahun, jangka waktu KPR hingga 25 tahun, dan bisa digunakan untuk rumah baru maupun bekas.
Syarat untuk mengajukan KPR Easy Start antara lain sebagai berikut:
Kamu bisa mengajukan KPR Easy Start dengan mudah hanya melalui ponsel dengan menggunakan aplikasi OCBC mobile!
Baca juga: Kredit Pemilikan Apartemen: Pengertian dan Syaratnya