Bentuk Ungkapan Syukur, Ini Sejarah dan Makna Sedekah Bumi

14 Mar 2024

Di Jawa, ada tradisi yang dilakukan secara turun-temurun. Upacara itu bernama sedekah bumi. Apakah kamu pernah mendengar tentang tradisi itu?

Sedekah bumi adalah tradisi yang biasa dilakukan pada awal bulan Muharam atau Sura. Acara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada bumi yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia.

Acara ini umumnya digelar di tempat umum yang bisa mengumpulkan banyak orang. Misalnya di halaman masjid, balai desa, atau lapangan.

Seperti upacara tradisional kebanyakan, masyarakat akan menyajikan sesaji untuk upacara sedekah bumi. Sesaji khas upacara sedekah bumi adalah bubur sura, yaitu bubur dari biji-bijian yang dimasak khusus di kendi kuali dari tanah.

Ada juga berbagai jenis hasil bumi yang meliputi umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain itu ada juga penyembelihan hewan kurban.

Sejarah Sedekah Bumi

Sedekah bumi bermula dari praktik sesaji bumi yang dilakukan masyarakat Jawa kuno. Sesaji ini, berupa persembahan kepada para dewa dan roh leluhur yang bertujuan mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Dilansir dari berbagai sumber, upacara sedekah bumi dipercaya berawal dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa dengan media wayang kulit yang dilakukah oleh Sunan Kalijaga.

Dalam pagelaran wayang kulit tersebut diselipkan makna dan pesan-pesan tentang materi keislaman yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam.

Dalam tradisi sedekah bumi terdapat nilai-nilai pendidikan Islam yaitu mengenai keimanan. Dalam ritualnya terdapat pembacaan doa dan tahlil sebelum dimulainya acara yang melambangkan kewajiban mengingat Allah SWT.

Makna tradisi Sedekah Bumi ini adalah bersyukur yang merupakan ajaran baik dalam agama Islam dan nilai ibadah yang bertujuan untuk mencari ridha dari Allah SWT.

Perlengkapan Sedekah Bumi

Sebelum upacara tradisi sedekah bumi dimulai maka dilakukan persiapan yang berhubungan dengan perlengkapan yang diperlukan dalam ritual sedekah bumi.

Adapun perlengkapan yang harus disiapkan antara lain : Tumpeng (nasi kerucut), ayam panggang, ingkung, nasi ambengan, nasi golong, jenang abang putih (bubur merah dan putih), sego liwet (nasi liwet), jajanan kecil khas daerah.

Semua perlengkapan tersebut mempunyai pasangan dan makna sendiri-sendiri, misalnya :

1. Ayam panggang berpasangan dengan tumpeng, mempunyai makna yaitu ditujukan kepada seluruh manusia yang hidup agar diberi keselamatan, kesehatan, panjang umur, banyak rizki.

2. Ayam ingkung berpasangan dengan nasi ambengan, mempunyai makna ditujukan kepada semua leluhur agar diberi ampunan atas dosa-dosa yang mereka perbuat semasa hidupnya.

3. Nasi golong, mempunyai makna yaitu diajukan kepada danyang (cikal bakal pendiri desa).

4. Jenang abang putih mempunyai makna yaitu ditujukan kepada leluhur kedua orang tua yang sudah meninggal.

5. Sego liwet mempunyai makna yaitu diajukan kepada danyang yang mbau rekso (penjaga keselamatan) tempat yang mau dijadikan ritual sedekah desa (dalam hal ini rumah kepala dusun)

6. Jajanan kecil dan makanan khas daerah, mempunyai makna sebagai ungkapan rasa kasih sayang kepada anak-anak kecil. Dalam hal ini sering disebut bocah angon.

Baca Juga: Niat Sedekah Tingkatkan Iman, Malah Kena Penipuan!

Setelah semua perlengkapan selesai dipersiapkan kemudian semua perlengkapan upacara dibawa ke rumah kepala dusun untuk didoakan oleh seorang pemuka agama atau sesepuh desa setempat. Usai didoakan kemudian perlengkapan upacara diserahkan kembali kepada masyarakat yang membuatnya.

Nasi tumpeng dan jajanan khas daerah yang sudah didoakan oleh sesepuh desa atau pemuka agama setempat kemudian dimakan secara beramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi tersebut.

Namun ada juga sebagian masyarakat yang membawanya pulang untuk dimakan beserta sanak keluarganya di rumah masing-masing. Dan pada akhir acara biasanya para petani menyisakan nasi, kepala ayam, dan ceker ayam, ketiganya dibungkus kemudian diletakkan di sudut-sudut petak sawahnya.

Prosesi upacara tradisi sedekah bumi diakhiri dengan acara hiburan yaitu pementasan seni Tayub atau Tayuban. Seni Tayub menggambarkan penyambutan para tamu atau pimpinan yang dihormati oleh masyarakat.

Penyambutan itu dilakukan oleh para pemain perempuan dengan cara menyerahkan sampur (selendang) atas petunjuk pengaruh. Tamu yang menerima sampur akan mendapat kehormatan untuk menari bersama-sama.

Acara tayuban ini tidak bisa tergantikan oleh hiburan lainnya. Karena konon katanya acara Tayuban sudah dilakukan oleh nenek moyang terdahulu. Apabila acara ini ditinggalkan maka seluruh warga desa akan mengalami paceklik dan sebagian atau seluruh warga akan mendapatkan marabahaya.

Baca Juga: Pengertian Sedekah, Keutamaan, Macam, & Bedanya dengan Infaq

Itu adalah penjelasan tentang tradisi sedekah bumi yang hingga kini masih dilakukan di beberapa wilayah di pulau Jawa.

Berbicara soal sedekah, saat ini, bersedekah bisa dilakukan dengan lebih mudah. Kamu bisa memanfaatkan kemudahan yang diberikan jika kamu menggunakan Syariah OCBC.

Syariah OCBC memiliki produk layanan yang bisa membantu kamu menyalurkan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) melalui e-channel bersama Rumah Zakat.

Pembayaran ZIS di e-channel ini sangat mudah dan dikelola secara profesional, sehingga dana dari kamu akan disalurkan sesuai dengan peruntukannya.


Story for your Inspiration

Baca

Investasi - 14 Mei 2025

Apakah Reksa Dana Saham Masih Layak Dibeli?

Baca

Edukasi, Investasi - 8 Mei 2025

Persiapan Liburan Musim Dingin yang Kerap Diabaikan Padahal Penting

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
Nyala

Nyala

Dorong ambisimu untuk wujudkan kebebasan finansial, karena Tidak Ada Yang Tidak Bisa dengan Nyala OCBC
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.

Download OCBC mobile