Aktiva berisiko adalah investasi dengan tingkat kerugian dan keuntungan tinggi.
Aktiva berisiko adalah salah satu komponen penting dalam proses pengelolaan operasional bisnis yang wajib Sobat OCBC NISP pahami.
Secara singkat, aktiva ini merupakan aset atau kekayaan perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian tidak pasti.
Untuk mengenal istilah aktiva risiko lebih dalam lagi, alangkah baiknya Anda membaca penjelasannya di artikel berikut ini. Yuk, simak sampai habis!
Sebelum mengetahui apa itu aktiva berisiko, Anda perlu memahami definisi dari aktiva, yaitu segala jenis harta kekayaan milik perusahaan yang dapat diukur dengan uang, termasuk wujud tak nyata seperti hak paten.
Lalu, risiko dalam keuangan didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil aktual yang tidak sesuai dengan harapan perusahaan.
Aktiva berisiko adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dengan tingkat pengembalian tidak pasti.
Para ahli sering menghubungkan aset berisiko dengan kekayaan yang memiliki tingkat perubahan harga signifikan, misalnya ekuitas, komoditas, real estate, dan mata uang.
Dalam dunia akuntansi, aktiva berisiko adalah aset yang memiliki nilai fluktuasi karena perubahan suku bunga, kualitas kredit, risiko pembayaran, dan lain sebagainya.
Contoh aset berisiko adalah apabila seorang investor membeli saham Tokopedia saat ini dan menahan saham tersebut selama 1,5 tahun tanpa memahami tingkat pengembalian yang akan diperoleh.
Maka, pengembalian yang diperoleh investor tersebut akan bergantung pada nilai harga saham Tokopedia 1.5 tahun nanti.
Baca juga: 6 Jenis investasi Jangka Panjang, Menguntungkan & Bikin Kaya
Portofolio adalah kumpulan instrumen keuangan, seperti saham, komoditas, reksadana, obligasi, uang tunai, dan semua bentuk investasi yang diperjualbelikan pada bursa, termasuk cryptocurrency.
Cryptocurrency adalah salah satu jenis mata uang yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat karena dianggap bisa mendatangkan keuntungan dengan cepat.
Faktanya, investor yang memasuki dunia cryptocurrency tidak seluruhnya memahami bahwa perubahan harga mata uang ini sangat fluktuatif.
Anda perlu memahami bahwa pengembalian investasi yang cepat tentu akan disertai dengan risiko tinggi.
Penurunan harga yang cukup drastis secara otomatis dapat menghapus keuntungan sebelumnya.
Salah satu penyebab penurunan aktiva berisiko adalah dengan adanya peningkatan diskusi tentang potensi regulasi cryptocurrency dan kekhawatiran spekulasi secara berlebihan.
Setelah memahami definisinya, Anda tentu juga perlu untuk mengetahui perbedaan aset berisiko dan aset bebas risiko sebelum memutuskan berinvestasi.
Aktiva berisiko adalah jenis aset yang memiliki tingkat kerugian cukup tinggi karena perubahan nilainya tidak dapat diprediksi secara tepat dan dapat terjadi secara tiba-tiba.
Aset berisiko menawarkan kenaikan nilai yang tinggi, namun memiliki risiko kerugian sama besarnya.
Sedangkan aset bebas risiko adalah instrumen investasi yang memiliki risiko sangat kecil atau bahkan tidak ada kemungkinan kerugian sama sekali.
Contoh aset bebas risiko adalah surat utang yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah seperti, Surat Utang Negara dan Sertifikat Bank Indonesia.
Aset bebas risiko memiliki kemungkinan gagal bayar bunga dan nilai pokok surat utang oleh pemerintah sangat kecil.
Baca juga: 5 Jenis Investasi Jangka Pendek untuk Pemula, Cepat Untung!
Terdapat beberapa jenis aktiva yang paling berisiko tinggi, di antaranya:
Krisis pada tahun 2008 menunjukkan bahwa real estate tidak selalu sesuai dengan nilainya atau memiliki kemungkinan risiko tambahan yang tidak dimiliki aset lainnya.
Pertimbangan risiko lingkungan dan biaya pemeliharaan harus disesuaikan dengan potensi keuntungan saat memulai investasi real estate.
Fenomena penurunan nilai properti pada akhir tahun 2000-an menunjukkan bahwa real estate tidak terjamin lebih aman daripada ekuitas.
Maka dari itu, pengelolaan aktiva risiko harus dilakukan dengan baik untuk mengurangi dampak buruk dari perubahan nilai keuntungan yang disebabkan oleh keadaan ekonomi atau berubahnya suku bunga.
Jenis selanjutnya dari aktiva berisiko adalah ekuitas atau saham yang merupakan aset dengan kemungkinan kerugian paling besar.
Investor tidak mendapatkan jaminan dari perusahaan atas dana yang diberikan. Hal tersebut sangat bergantung kepada kesuksesan atau kegagalan bisnis.
Selain itu, keuntungan atau dividen yang akan diperoleh investor akan dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan.
Seorang pemilik modal harus mempertimbangkan antara tingkat risiko dan besaran pengembalian yang akan diperoleh.
Semakin besar keuntungan yang akan didapatkan, maka risiko kehilangan uang tersebut juga tinggi.
Selanjutnya dari jenis aktiva berisiko adalah cryptocurrency yang memiliki penurunan nilai sangat fluktuatif sehingga investor dapat kehilangan sebagian keuntungannya.
Banyaknya keuntungan atau kerugian cryptocurrency sangat dipengaruhi oleh nilai Bitcoin dan kondisi ekonomi global.
Baca juga: 6 Cara Investasi Reksadana Bagi Pemula Agar Untung Maksimal
Peer to Peer Lending adalah metode investasi baru yang banyak digandrungi oleh masyarakat semenjak kemunculan aplikasi teknologi keuangan.
Investasi dalam pinjaman P2P artinya bertindak sebagai pemberi pinjaman kepada lembaga atau perorangan yang membutuhkan dana.
Pengembalian investasi P2P ini sangat tinggi hingga mencapai 20% setiap tahunnya. Namun, jangka waktu pinjaman tersebut rata-rata hanya tersedia dalam jangka pendek, seperti 3 atau 6 bulan.
Investasi P2P sangat berisiko dan memiliki peluang keuntungan yang besar. Ketika Anda memutuskan memberikan pinjaman, uang tersebut dapat hilang sama sekali jika debitur tidak mengembalikannya.
Jenis yang terakhir dari aktiva berisiko adalah reksadana dengan prospek keuntungan dan pengembalian tinggi.
Reksadana adalah tempat untuk menampung kumpulan dana dari berbagai investor yang dikelola oleh manajer investasi.
Biasanya, reksadana digunakan untuk menunjang tujuan keuangan seperti dana pensiun, biaya sekolah anak, dan mempersiapkan masa depan.
Meskipun aktiva berisiko adalah investasi yang memiliki tingkat kerugian tinggi, namun bila dilakukan secara tepat Anda bisa mendapatkan keuntungan besar.
Berikut beberapa tips untuk menghindari kemungkinan kerugian saat melakukan investasi di aktiva berisiko.
Penting bagi Anda untuk mengidentifikasi tujuan investasi agar bisa memilih aset yang paling tepat, terutama pada aktiva berisiko.
Pasar keuangan sendiri memiliki berbagai jenis aset yang bisa didapatkan, seperti saham, reksadana, obligasi, dan deposito.
Jika Anda ingin menghindari risiko tinggi, pilih deposito yang pasti akan memberikan keuntungan.
Baca juga: 5 Cara Investasi Emas untuk Pemula dengan Modal Kecil
Langkah kedua untuk menghindari kerugian aktiva berisiko adalah mengalokasikan modal secara cermat pada berbagai aset.
Misalnya, bagi modal investasi Anda dalam berbagai jenis investasi seperti, mata uang kripto, emas, saham, atau produk lainnya yang sesuai dengan kondisi keuangan.
Meskipun salah satu aset tidak menguntungkan, masih ada beberapa jenis investasi lain yang berpotensi mendatangkan untung.
Selain itu, setiap kerugian yang terjadi akan dapat diimbangi dengan keuntungan dari aset lainnya.
Tips yang terakhir saat melakukan investasi aktiva berisiko adalah tetap tenang saat nilai aset mengalami penurunan.
Harga aset biasanya akan kembali meningkat saat sentimen pasar berubah positif. Jadi, Anda perlu bersabar saat nilai investasi mengalami penurunan.
Jika memiliki modal lebih, Anda bisa menggunakannya untuk membeli aset lain dengan risiko lebih rendah sehingga tetap bisa memperoleh keuntungan maksimal.
Demikian penjelasan mengenai apa itu aktiva berisiko, jenis-jenis, hingga tips menghindari kerugiannya.
Intinya, aktiva berisiko adalah aset atau kekayaan suatu perusahaan yang pengembaliannya belum pasti, sehingga perlu dipahami dengan baik agar dapat meminimalisir kerugian.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Sobat OCBC NISP tentang aktiva berisiko. Untuk mendapatkan informasi lainnya seputar dunia finansial, silakan kunjungi blog OCBC NISP.
Baca juga: Investasi Saham Syariah: Pengertian dan Daftar Sahamnya