Berikut beberapa perbedaan depresiasi dan amortisasi yang penting diketahui!
Memahami perbedaan depresiasi dan amortisasi adalah hal yang sangat krusial, terutama bila Sobat OCBC NISP harus berhadapan dengan pengurusan aset perusahaan.
Pasalnya, kedua hal tersebut sama-sama berpengaruh dalam penyusutan aset perusahaan yang terjadi di tiap tahunnya. Namun, konsepnya tidak dapat disamakan.
Lantas, apa saja aspek-aspek yang berbeda dari depresiasi dan amortisasi? Yuk, temukan jawabannya dalam pembahasan berikut!
Sebelum membahas tentang perbedaan depresiasi dan amortisasi, ada baiknya Anda memahami terlebih dahulu pengertian keduanya.
Depresiasi adalah akibat dari konsumsi biaya aktiva sehingga terjadi pengurangan nilai terhadap aset-aset berwujud milik perusahaan.
Sementara itu, amortisasi diartikan sebagai proses penurunan aset atau aktiva tidak berwujud untuk setiap periode akuntansi yang sudah dilewati oleh suatu perusahaan.
Anda mungkin akan menemukan definisi lain dari amortisasi. Untuk itu, sebaiknya perhatikan penggunaan istilah amortisasi sesuai konteksnya.
Meskipun sama-sama menunjukkan adanya pengurangan atau penurunan nilai, depresiasi dan amortisasi memiliki perbedaan.
Adapun beberapa perbedaan depresiasi dan amortisasi adalah sebagai berikut:
Dari pengertian di atas Anda mungkin sudah melihat bahwa perbedaan depresiasi dan amortisasi adalah penerapan hitung pada jenis asetnya.
Depresiasi penyusutannya berlaku pada aset berwujud perusahaan, misalnya seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan lain sebagainya.
Sedangkan amortisasi berlaku untuk aset tidak berwujud perusahaan, misalnya seperti hak paten, hak cipta, hak sewa, merek dagang, dan lain-lain.
Perbedaan depresiasi dan amortisasi juga dapat Anda lihat pada metode penyusutan atau cara perhitungan yang digunakan.
Depresiasi umumnya menggunakan basis perhitungan yang dipercepat atau accelerated basis method sehingga akan ada lebih banyak penyusutan diakui selama periode pelaporan sebelumnya.
Sedangkan amortisasi hampir selalu menggunakan metode basis garis lurus atau straight line basis, yang total beban biaya setiap tahun nilainya sama.
Depresiasi yang menghitung aset berwujud biasanya memiliki nilai sisa. Dengan demikian, nilai tersebut lebih relevan untuk masuk dalam perhitungan penyusutan.
Sedangkan amortisasi menghitung aset tidak berwujud, yang dianggap tidak memiliki nilai jual setelah masa manfaatnya berakhir. Alhasil, tidak terdapat nilai sisa.
Baca juga: Manajemen Aset: Siklus, Tujuan & Manfaatnya bagi Perusahaan
Perbedaan depresiasi dan amortisasi lainnya terdapat pada tujuan penyusutannya.
Depresiasi penyusutannya digunakan untuk membagi biaya aset selama jangka waktu masa manfaatnya.
Sedangkan amortisasi, penyusutannya digunakan untuk mengapitalisasi biaya aset selama periode waktu tertentu.
Terdapat sejumlah alasan yang melatarbelakangi mengapa suatu perusahaan perlu melakukan perhitungan depresiasi dan amortisasi.
Adapun alasan-alasan penting dari perhitungan depresiasi dan amortisasi adalah sebagai berikut.
Perhitungan depresiasi dan amortisasi dapat membantu perusahaan menentukan waktu untuk mengganti aset serta memaksimalkan masa pakainya.
Tanpa adanya perhitungan depresiasi dan amortisasi yang tepat, perusahaan bisa keliru dalam menentukan masa penggunaan aset.
Hal tersebut tentunya harus dicegah agar tidak berdampak pada arus keuangan perusahaan.
Depresiasi dan amortisasi digunakan untuk menghitung biaya penyusutan yang terjadi pada aset-aset perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui besaran nilai penyusutan dan nilai akhir aset pada suatu periode.
Dari sini perusahaan juga dapat melihat berapa nilai total bisnis yang sebenarnya. Bila perusahaan tidak mengetahui perhitungan depresiasi dan amortisasi yang tepat, pengaruhnya akan berdampak ke nilai total bisnis.
Perhitungan depresiasi dan amortisasi dapat membantu menghindari masalah lain, salah satunya dalam perpajakan.
Melalui perhitungan keduanya secara tepat, perusahaan dapat mengetahui pajak yang harus dikeluarkan setiap tahunnya sesuai nilai sebenarnya. Dengan begitu, tidak akan ada kesalahan dalam perpajakan.
Pada umumnya, masalah terkait pajak adalah hal yang sangat dihindari oleh perusahaan karena proses penyelesaiannya cukup memakan waktu.
Demikian pembahasan tentang perbedaan depresiasi dan amortisasi yang perlu Sobat OCBC NISP ketahui.
Sekarang, Anda sudah tidak bingung lagi untuk membedakan keduanya, kan? Semoga informasi di atas bermanfaat.
Jika Sobat OCBC NISP tertarik membaca artikel lainnya seputar aset maupun keuangan secara menyeluruh, kunjungi halaman blog OCBC NISP sekarang!
Baca juga: Treasury adalah Pengelolaan Aset dalam Perusahaan, Ini Fungsinya!