Memiliki tujuan keuangan bisa dilakukan tanpa mengesampingkan kebutuhan lainnya. Yuk, simak trik mencapai tujuan keuangan yang cerdas berikut ini!
Tujuan keuangan yang cerdas merupakan hal penting untuk mewujudkan impian di masa depan.
Dalam hal ini, salah satu cara yang dapat digunakan untuk meraihnya adalah menggunakan metode SMART.
Pada praktiknya, metode ini sering digunakan sebagai acuan untuk berbagai tujuan, salah satunya dalam hal keuangan.
Dengan menggunakan metode SMART, Sobat OCBC NISP akan lebih mudah untuk mencapai financial goal dengan lebih spesifik dan terukur.
Nah, jika Anda sedang memiliki tujuan keuangan tertentu, yuk raih bersama-sama menggunakan metode SMART di ulasan berikut ini. Selengkapnya, simak!
Sebelum mempelajari langkah mencapai tujuan keuangan yang cerdas, mari membahas apa itu metode SMART terlebih dahulu.
Singkatnya, SMART adalah sebuah akronim dari beberapa kata yakni, specific (spesifik), measurable (terukur), attainable (dapat dicapai), realistic (realistis), dan time-bound (memiliki tenggat waktu).
Beberapa kata tersebut merupakan unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam perencanaan tujuan menggunakan metode SMART.
Menggunakan framework ini, Anda dapat merencanakan tujuan keuangan dengan lebih realistis, jelas, dan tepat waktu.
Lantas, bagaimana cara menyusun tujuan keuangan yang cerdas? Nah, untuk mengetahui lebih jelas, simak triknya di uraian berikut ini.
Langkah pertama dalam mewujudkan tujuan keuangan yang cerdas adalah dengan menentukan orientasi secara spesifik.
Misalnya, jika berniat untuk menabung, maka Anda harus tahu berapa banyak uang yang ingin dikumpulkan serta estimasi waktu terealisasinya.
Tidak hanya itu, Anda juga harus mengetahui apa alasan melakukan hal tersebut. Hal ini sangat penting untuk menentukan progress yang diraih nantinya.
Untuk membantu Anda dalam memvisualisasikannya, ada beberapa poin yang perlu dijawab.
Baca juga: 6 Tips Mencapai Financial Freedom Agar Masa Depan Terjamin
Membuat tujuan keuangan yang spesifik sangat penting demi mempermudah Anda dalam mengukur track progress financial goal tersebut.
Dengan kata lain, ketika tujuan tersebut terukur, maka Anda dapat melihat sejauh mana progres yang telah dicapai.
Contohnya, jika Anda memiliki financial goal untuk menabung Rp100.000.000 dalam setahun, maka paling tidak, uang yang harus terkumpul dalam 6 bulan adalah Rp50.000.000.
Selain itu, Anda juga dapat menentukan cara-cara demi meraihnya, misalnya seperti membuat target menabung harian.
Dalam menyusun tujuan keuangan yang cerdas, Anda juga harus memastikan bahwa hal tersebut masuk akal untuk dicapai.
Lantas, bagaimana cara kita mengetahui bahwa tujuan tersebut dapat dicapai atau tidak? Untuk mengetahuinya, Anda dapat membandingkannya dengan kemampuan yang dimiliki.
Misalnya, jika Anda menentukan tujuan keuangan untuk membayar utang Rp50.000.000 dalam kurun waktu satu tahun, maka kemampuan pelunasannya pun juga harus dipertimbangkan.
Apabila Anda hanya memperoleh gaji Rp5.000.000 dalam satu bulan dan memiliki beberapa tanggungan, maka tujuan tersebut bisa dianggap sulit untuk dicapai.
Nah, jika sudah begini, solusi yang dapat Anda lakukan adalah dengan memperpanjang waktu pencapaiannya.
Menyusun tujuan keuangan yang cerdas memerlukan pikiran realistis untuk meraihnya.
Dengan kata lain, Anda harus menyadari bahwa tujuan tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya usaha atau aksi untuk merealisasikannya.
Apalagi, jika tujuan keuangan yang Anda buat merupakan hal yang sangat besar. Contohnya seperti menabung untuk membeli rumah.
Di awal, tujuan keuangan ini pasti terlihat sangat sulit untuk diwujudkan.
Akan tetapi, jika Anda mau melakukan usaha sedikit demi sedikit untuk merealisasikannya, maka bukan tidak mungkin tujuan tersebut akan tercapai.
Baca juga: Financial Independence, Pensiun dengan Nyaman: Siapa yang Nolak?
Setelah mengetahui apa tujuan keuangan Anda, kapan, di mana dan bagaimana meraihnya, hal terpenting yang harus dilakukan selanjutnya adalah tetap fokus pada tenggat waktu.
Dalam hal ini, Anda dapat memilih untuk meraih tujuan tersebut dalam jangka waktu pendek (kurang dari 1 tahun), menengah (2-5 tahun) atau panjang (lebih dari 5 tahun).
Tentunya, keputusan tersebut dapat Anda sesuaikan dengan tujuan keuangan dan kemampuan yang dimiliki.
Agar lebih mudah dalam memvisualisasikan tujuan keuangan yang ingin diraih, berikut ini ada beberapa contoh aplikasi metode SMART sebagai referensi.
Jika Anda memiliki tujuan keuangan untuk membayar utang, berikut ini contoh perencanaannya menggunakan metode SMART.
Specific | Membayar utang secara keseluruhan |
Measurable | Membayar utang secara keseluruhan sejumlah Rp10.000.000 |
Achievable | Mungkin untuk diraih, dana tabungan diambil dari 10% gaji setiap bulan yang sejumlah Rp10.000.000. |
Realistic | Agar dapat tercapai lebih mudah, cari tambahan pemasukan dari pekerjaan sampingan serta mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. |
Time-based | 5 bulan |
Selain untuk merencanakan pelunasan utang, metode SMART juga dapat digunakan untuk menyusun dana darurat. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
Specific | Membuat dana darurat |
Measurable | Menurut para ahli, jumlah dana darurat disesuaikan dengan nominal yang Anda butuhkan selama 3 hingga 6 bulan. Misalnya, dari perhitungan tersebut dana darurat yang Anda butuhkan adalah Rp50.000.000 |
Achievable | Mungkin untuk diraih, dana tabungan diambil dari 10% gaji setiap bulan yang sejumlah Rp10.000.000 |
Realistic | Jika masih memiliki utang, maka financial goal ini bisa jadi tidak realistis untuk dilakukan. Pasalnya, lebih baik jika berfokus pada pembayaran utang terlebih dahulu. Akan tetapi, jika tanpa utang, financial goal ini realistis untuk diraih. |
Time-based | 25 bulan |
Nah, itulah penjelasan singkat tentang langkah menyusun tujuan keuangan yang cerdas menggunakan metode SMART.
Dengan metode SMART, kini Sobat OCBC NISP bisa lebih fokus dan mengukur progres tujuan keuangan yang ingin diraih.
Dengan begitu, kemungkinan untuk terealisasi akan lebih besar.
Tertarik untuk membaca insight edukatif lainnya seputar keuangan? Yuk, kunjungi artikel lain di blog OCBC NISP!
Baca juga: Mengenal Financial Distress, Jenis, Penyebab & Cara Mencegah