Masih ingat dong dengan video viral seorang turis Indonesia yang menggoyang-goyang pohon bunga sakura supaya rontok? Video itu menjadi sorotan tak cuma Indonesia saja tapi juga di luar negeri.
Di Jepang, jangankan menggoyang-goyang pohon sakura supaya bunganya rontok, memetiknya saja sudah dilarang. Warga lokal (warlok) Jepang selalu berhati-hati saat melintas di bawah pohon bunga sakura.
Mereka berusaha tidak menyentuh sama sekali pohon tersebut supaya bunganya tidak rusak. Orang Jepang sangat menghargai pohon sakura karena bunganya umurnya sangat pendek, hanya dua minggu saja.
Jadi buat kamu yang ingin melancong ke Jepang, sebelum berangkat, sebaiknya kamu pelajari dahulu bagaimana tradisi dan budaya orang Jepang. Jangan sampai kamu menjadi turis yang terlihat tidak sopan.
Berikut ini adalah hal yang sebaiknya kamu lakukan saat kamu berada di Jepang. Apa saja? Yuk, simak terus artikel ini supaya saat kamu di Jepang, kamu terlihat seperti warlok Jepang:
Etika Bersantap di Depan Umum
Tata cara bersantap di tiap negara bisa berbeda-beda, begitupun di Jepang. Cara bersantap di Jepang mungkin membingungkan karena itu, coba perhatikan sekitar terutama bagaimana para warlok Jepang makan.
Baca Juga: Syarat Visa Jepang Beserta Biaya dan Cara Pengajuannya
Dua kalimat penting untuk bersantap di Jepang adalah itadakimasu yang kurang lebih artinya adalah saya menerima hidangan ini dengan senang hati. Kata-kata ini cocok diungkapkan sebelum menyantap makanan.
Setelah makan, kamu bisa mengatakan gochisosama desu yang artinya terima kasih atas hidangannya. Selain dua kata tersebut, ada juga etika makan yang sebaiknya kamu lakukan.
Di Jepang, menyisakan makanan di atas piring adalah tidak sopan dan membawa pulang sisa makanan biasanya tidak pantas. Orang Jepang juga tidak akan memulai makan sebelum semua orang di meja mendapatkan makanan.
Jika ada potongan makanan terakhir, orang Jepang biasanya akan bertanya terlebih dulu apakah makanan tersebut boleh kamu ambil atau tidak. Ini biasanya lazim terjadi di acara makan bersama-sama.
Makan sushi di Jepang biasanya menggunakan dua cara, dengan sumpit atau dengan tangan. Namun ini bukan termasuk aturan yang ketat, banyak orang Jepang yang menggunakan keduanya saat menyantap sushi.
Pada umumnya nasi di sushi tidak boleh dicelupkan langsung ke dalam kecap, hanya ikan di atasnya saja. Wasabi tidak boleh dicampur langsung dengan kecap.
Baca Juga: 8 Keunikan Negara Jepang yang Menarik Wisatawan Asing
Aturan makan sushi ini mungkin menjadi ketat saat kamu menyantap sushi di tempat yang lebih mewah. Namun untuk sushi yang dijual di pinggiran, atau tempat yang tidak terlalu mewah, aturannya lebih fleksibel.
Mie ala Jepang ada banyak mulai dari ramen, udon, soba, dan banyak lagi yang bisa kamu cicipi saat berada di Jepang. Cara makan mie di Jepang juga ada kebiasannya loh.
Biasanya, para tamu restoran mie akan menyeruput mie saat menyantapnya. Hal ini bukannya tidak sopan loh, justru hal ini diperbolehkan dan menjadi kebiasaan warlok Jepang.
Jika ada orang Jepang melakukan ini, jangan sampai kamu memasang muka merendahkan cara makan tersebut. Namun jika kamu merasa cocok dengan cara makan mie tersebut, kamu tidak wajib melakukannya.
Memberi tip mungkin sudah menjadi kebiasaan kamu. Namun bagi masyarakat Jepang hal ini justru dianggap sebagai penghinaan dan tidak menjadi budaya.
Biaya service sudah termasuk harga produk yang kamu bayarkan. Jadi, kamu tidak perlu lagi memberikan tip kepada pelayan. Ingat ya, jangan sampai niat baik kamu malah dianggap tidak sopan di Jepang.
Baca Juga: 8 Tips Liburan ke Jepang, Terjangkau Tapi Tetap Seru!
Interaksi sehari-hari
Pada umumnya, orang Jepang tidak menggunakan kontak fisik seperti ciuman, pelukan apalagi dengan orang yang tidak terlalu akrab. Saat bertemu, orang Jepang biasanya akan membungkukkan badan.
Jika orang Jepang membungkukkan badan saat bertemu kamu, kamu juga perlu untuk ikut membungkukan badan. Hal ini dianggap sebagai perbuatan yang patut atau sopan di Jepang.
Membungkukkan badan dapat diterima sebagai pemberian salam yang patut. Namun interaksi fisik mungkin akan dilakukan oleh orang Jepang saat bertemu orang yang lebih akrab.
Sebelum pergi ke Jepang, ada baiknya kamu mempelajari sejumlah kata atau kalimat yang mungkin kamu butuhkan saat berada di Jepang. Seperti sumimasen yang artinya maaf.
Kata ini juga bisa digunakan untuk bilang maafkan saya dan bahkan terima kasih, tergantung konteksnya. Namun sebagai ucapan terima kasih kamu bisa menggunakan arigato gozaimasu.
Kamu bisa mengucapkan yoroshiku onegaishimasu saat bertemu seseorang. Artinya kurang lebih seperti saat kamu mengucapkan nice to meet you yang berarti senang berkenalan dengan kamu.
Baca Juga: Cara Naik Kereta di Jepang dan Cara Membeli Tiketnya
Lepaskan Sepatu
Orang Jepang terbiasa melepas sepatu saat memasuki rumah, jadi mereka mengharapkan kamu melepas sepatu di depan pintu. Jika kamu melakukan itu, kamu dianggap sopan.
Saat memasuki rumah, kamu bisa mengatakan ojamashimasu yang artinya kurang lebih permisi saya memasuki rumah anda. Kebiasaan ini juga bisa dilakukan saat kamu mengunjungi vihara, onsen atau tempat-tempat lain yang memiliki kebijakan untuk melepas sepatu.
Etika di Transportasi Umum
Kamu boleh berbicara atau menerima telepon saat berada di dalam angkutan umum di Jepang. Namun ingat, gunakan suara pelan dan tidak menggunakan intonasi tinggi.
Berbicara keras dan intonasi tinggi dianggap tidak patut saat berada di kereta api atau bus. Jika kamu membawa anak kecil, sebaiknya kamu memperhatikan kondisi ini
Satu hal yang juga perlu kamu perhatikan adalah antre. Orang Jepang terkenal dengan perilaku tertib saat mengantre, biasanya mereka akan mengantre di sisi kereta api sehingga memungkinkan penumpang lain turun sebelum kamu naik ke dalam angkutan umum.
Kursi prioritas harus selalu diberikan pada orang tua, wanita hamil, atau penumpang dengan disabilitas, Jadi jika kamu tidak termasuk dalam kategori tersebut, sebaiknya tidak menggunakan kursi prioritas.
Baca Juga: Ini 10 Tips Liburan Musim Dingin di Jepang Agar Tetap Hemat
Etika saat Menikmati Hanami
Hanami adalah tradisi piknik di Jepang. Dalam tradisi ini, orang Jepang akan berkumpul di bawah pohon sakura untuk menikmati pemandangan indah sambil menyantap makanan dan minuman.
Hanami merupakan tradisi musim semi paling terkenal dan populer di Jepang. Jika kamu ingin mengikuti tradisi ini, sebaiknya kamu mengetahui tentang etika menikmati hanami di Jepang.
Bunga sakura hanya mekar dalam waktu singkat, kurang lebih satu atau dua minggu saja. Kelopak bunga sakura sangat sensitif jadi dilarang keras untuk memegangnya.
Selain memegang, pengunjung juga dilarang menekuk ranting hingga memetik bunga sakura. Kamu juga dilarang untuk mengguncangkan ranting atau pohon untuk menjatuhkan kelopak bunga sakura.
Memanjat pohon sakura juga dilarang keras di sini. Hal ini sangat penting diperhatikan karena warlok Jepang sangat menjaga keindahan bunga sakura.
Meskipun hanami adalah waktu berkumpul bersama keluarga atau teman dekat, namun pastikan kamu tidak berisik saat mengikuti tradisi ini. Jangan mengganggu privasi orang lain.
Baca Juga: Memahami Konsep Ikigai, Filosofi Orang Jepang Agar Hidup Bahagia
Kebanyakan taman di Jepang melarang pengunjungnya untuk merokok. Jadi kalau kamu ingin merokok, sebaiknya pergi ke area khusus untuk merokok.
Saat piknik, kamu mungkin membawa makanan dan minuman. Nah, setelah selesai, pastikan kamu tidak menyisakan sedikitpun sampah di lokasi piknik kamu.
Pastikan kamu membuang sampah pada tempatnya. Namun tong sampah di lokasi hanami biasanya sangat penuh sehingga kadang tidak bisa menampung sampah baru.
Jika ini terjadi, pastikan kamu membawa pulang sampah bekas. Kamu bisa membuangnya di lokasi lain atau di hotel tempat kamu menginap di Jepang.
Demikian penjelasan tentang tradisi warlok Jepang yang perlu kamu tahu. Dengan mengetahui tradisi dan kebiasaan di Jepang, kamu bisa menyesuaikan diri jika suatu hari liburan ke Jepang kan?
Ngomong-ngomong selain mengetahui tradisi lokal negara Jepang, kamu juga perlu mempersiapkan cara bertransaksi selama berada di sana agar liburan kamu nggak repot.
Baca Juga: 10 Tips Liburan Hemat & Asyik Bersama Teman dan Keluarga
Ada hal yang perlu kamu persiapkan agar liburan kamu berjalan lebih mulus. #KartuWajibLiburan sebagai alat pembayaran yang mudah dan praktis saat bertransaksi.
Alat pembayaran yang praktis ini sangat penting untuk menghadirkan kenyamanan bagi dirimu sendiri dan orang lokal di sekitarmu. Caranya gimana?
Gunakan dua #KartuWajibLiburan dari OCBC, yaitu Nyala Global Debit dan Kartu Kredit 90°N OCBC!
Nyala Global Debit OCBC merupakan pilihan terbaik bagi kamu yang sedang liburan ke luar negeri. Kartu ini akan memudahkan setiap transaksi yang kamu lakukan, termasuk ketika menggunakan transportasi publik dan berbelanja.
Praktisnya kartu ini karena dilengkapi dengan fitur contactless. Fitur memungkinkan pengguna melakukan transaksi pembayaran hanya dengan menempel kartu, tanpa memasukkannya ke dalam mesin EDC dan PIN Transaksi.
Saat memegang kartu dengan fitur ini, kamu bisa melakukan transaksi tanpa PIN dengan jumlah akumulasi maksimal sebesar Rp1 Juta per transaksi per hari. Kamu baru akan diminta memasukkan PIN jika nominal transaksi sudah melebihi limit.
Jika kamu menemukan merchant yang tidak menerima cashless, kamu juga bisa bebas tarik tunai mata uang Jepang dengan Nyala Global Debit. Tarik tunai dengan Nyala Global Debit tidak dikenakan biaya sama sekali alias gratis!
Baca Juga: Pahami 8 Cara Kerja di Luar Negeri yang Patut Dicoba
Dengan tarik tunai ini, kamu jadi tak perlu ke money changer untuk menukar mata uang. Nggak bikin repot, kan?
Selain bebas tarik tunai, Nyala Global Debit juga memungkinkan kamu untuk transaksi secara online maupun offline. Artinya, transaksi online atau offline akan langsung didebet dari rekening valas.
Hal ini lantaran Nyala Global Debit OCBC dilengkapi dengan 12 mata uang, yaitu IDR, USD, AUD, SGD, JPY, EUR, HKD, CHF, NZD, CAD, GBP, dan CNH. Semua transaksi yang dilakukan dengan 12 mata uang ini akan langsung didebit dan bebas konversi..
Cara mendapatkan kartu Nyala Global Debit OCBC ini sangat mudah bagi kamu yang sudah menjadi nasabah OCBC. Kamu tinggal datangi kantor cabang OCBC terdekat dan tukarkan kartu ATM/Debit Tanda 360 dengan Kartu Nyala Global Debit.
Sementara bagi kamu yang belum menjadi nasabah OCBC, bisa langsung membuka rekening OCBC melalui OCBC mobile dan nikmati semua kemudahannya.
Salah satu ciri yang membedakan adalah adanya logo Mastercard pada kartu milikmu. Jika kartu debit OCBC yang kamu pegang tidak berlogo 'Mastercard', maka itu adalah kartu biasa atau GPN. Namun jika ada, kamu berarti sudah memakai kartu Nyala Global Debit OCBC.
Sebagai catatan, fitur contactless pada kartu Nyala Global Debit OCBC hanya bisa digunakan di mesin EDC yang memang mendukung transaksi nirsentuh. Jika mesin EDC tidak mendukung, maka transaksi harus dilakukan secara manual dengan memasukkan kartu dan PIN Transaksi.
Kamu juga bisa menonaktifkan fitur contactless ketika sudah pulang dari luar negeri. Cara mudah, datangi saja kantor cabang OCBC terdekat atau nonaktifkan melalui fitur Pengelolaan Kartu di OCBC mobile.
Baca juga: 7 Tips Liburan Ke Luar Negeri dengan Budget Hemat Tapi Seru
Kartu wajib liburan berikutnya adalah Kartu Kredit 90°N OCBC. Produk ini merupakan andalan saat traveling dengan keuntungan pengumpulan miles lebih cepat.
Ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapat dengan menggunakan Kartu Kredit 90°N OCBC, yaitu:
Selain beberapa keuntungan tersebut, Kartu Kredit 90°N OCBC juga merupakan kartu kredit serba digital melalui aplikasi OCBC mobile.
Artinya, banyak transaksi yang bisa kamu lakukan melalui aplikasi itu, mulai dari aktivasi, cairkan sisa limit kartu kredit, ubah transaksi jadi cicilan semua mudah melalui OCBC mobile.
Info lebih lengkap mengenai dua kartu itu bisa kamu dapatkan dengan klik link ini! Yuk buruan pakai Nyala Global Debit dan Kartu Kredit 90°N OCBC untuk memastikan liburan kamu mulus, anti repot dan pastinya bisa jadi seperti warlok Jepang!
Baca juga: 6 Tips Backpacker ke Luar Negeri, Siapkan dari Sekarang!