Ada beberapa larangan di Thailand yang harus kamu tahu sebelum berkunjung ke sana. Apa saja?
Thailand adalah negara dengan destinasi wisata yang menakjubkan dan selalu menarik bagi wisatawan asing, tak terkecuali wisatawan dari Indonesia.
Di sisi lain, Thailand memiliki adat istiadat yang kental dan masih dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Oleh karena itu, kamu yang berencana liburan ke Thailand perlu mengetahui apa saja yang boleh dan tidak dilakukan di sana.
Mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan diperlukan agar kamu bisa berusaha untuk tidak meresahkan warga lokal (warlok), serta agar perjalanan liburanmu berjalan lancar.
Baca juga: 10 Street Food di Beberapa Negara yang Menggugah Selera
Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan selama berada di Thailand dan berinteraksi dengan penduduk lokal.
Melansir KBBI, sembrono adalah perbuatan yang kurang sopan dan kurang pantas. Dengan kata lain, sembrono berarti sembarangan baik dalam perkataan maupun tindakan.
Nah, jika di Indonesia kamu dituntut untuk berperilaku sopan, begitu pula dengan di Thailand. Jika tidak, seperti kamu terlalu berlebihan dalam bicara, maka siap-siaplah untuk dicemooh warlok Thailand.
Selain itu, hindari berperilaku tidak sopan seperti merokok di tempat umum dan mengonsumsi makanan dengan rasa yang aneh. Berbicara dengan suara keras di depan umum juga tidak pantas.
Keyakinan agama di Thailand sangat luas. Di bawah pengaruh Buddha, kaki dianggap sebagai bagian tubuh paling bawah dan kotor. Oleh karena itu, mengarahkan jari kaki ke arah seseorang atau suatu benda harus dihindari.
Patung Buddha dan biksu ada di mana-mana. Orang Thailand yang menganut agama Buddha menganggap patung Buddha sebagai benda suci.
Orang Thailand sangat menghormati biksu. Jadi, kamu perlu lebih berhati-hati untuk tidak mengarahkan kaki ke arah patung Buddha dan biksu.
Di banyak negara, menuding orang lain bukanlah tindakan yang sopan, dan hal ini juga berlaku di Thailand. Merupakan etika untuk mengulurkan seluruh telapak tangan dan menahannya ketika ingin menunjuk seseorang atau suatu benda.
Banyak orang Thailand yang menganggap tangan kiri kotor karena sering digunakan untuk bersuci di kamar mandi. Jadi harap hindari penggunaan tangan kiri saat menunjuk orang.
Saat pergi ke toilet di Thailand, jangan membuang tisu bekas ke toilet dan buanglah ke tempat sampah yang sudah disiapkan. Pipa saluran pembuangan Thailand tidak cocok untuk menangani tisu toilet dan mudah tersumbat.
Baca juga: 8 Tips Menabung untuk Liburan ke Luar Negeri dengan Mudah!
Orang Thailand percaya bahwa acara keagamaan harus serius dan khidmat, termasuk dalam hal berpakaian. Maka pakaian yang terbuka tidak boleh dikenakan pada saat acara keagamaan atau di tempat-tempat religi saat liburan ke Thailand.
Saat mengunjungi kuil dan bangunan yang berhubungan dengan agama, wanita khususnya tidak boleh telanjang lutut dan bahu, dan panjang roknya harus di bawah lutut.
Membawa patung Buddha keluar dari Thailand bisa menjadi masalah. Bea Cukai Thailand memerlukan izin ekspor untuk mengeluarkan patung tersebut dari Thailand.
Jika memang harus membeli patung Buddha, maka tanyakan kepada penjual apakah mereka bisa memberikan izin untuk dibawa ke luar Thailand atau tidak.
Patung Buddha yang boleh dibeli tidak boleh melebihi 12 cm dan jumlahnya tidak boleh melebihi 5 buah. Jika tidak, kamu harus melalui prosedur yang lebih rumit.
Membeli patung Buddha sembarangan juga merupakan tindakan tidak menghormati Buddha itu sendiri. Kebanyakan orang Thailand tidak suka menjual patung Buddha sebagai hiasan, karena hal ini menyinggung keyakinan agama mereka.
Para biksu memiliki kode yang harus mereka ikuti. Di Thailand, salah satu peraturan yang harus dipatuhi oleh para biksu adalah tidak boleh menyentuh atau bersentuhan dengan perempuan.
Seorang biksu harus menjaga hatinya dan tidak tergoda oleh keinginan apapun. Jika seorang biksu menyentuh tubuh perempuan, maka mereka akan dihukum.
Oleh karena itu, perempuan tidak diperbolehkan melakukan kontak fisik dengan biksu di kuil Thailand atau pada kesempatan lainnya.
Jika ada sesuatu yang ingin diserahkan kepada seorang biksu, perempuan tersebut harus meletakkan benda di atas handuk atau memberikannya kepada pria lain agar diteruskan kepada biksu.
Selain tidak melakukan kontak, perempuan harus menjaga jarak dengan biksu. Oleh karena itu, komunikasi dan kontak fisik dengan para biksu sebaiknya dihindari selama di Thailand.
Baca juga: 7 Tips Liburan Ke Luar Negeri dengan Budget Hemat Tapi Seru
Itulah beberapa larangan di Thailand yang perlu kamu ketahui dan diterapkan, terutama saat sedang berada di sana.
Selain meninggalkan beberapa larangan di atas, menjadi warlok saat berlibur di Thailand juga bisa kamu lakukan dengan menggunakan alat pembayaran yang praktis saat bertransaksi.
Alat pembayaran yang praktis ini sangat penting untuk menghadirkan kenyamanan bagi dirimu sendiri dan orang lokal di sekitarmu.
Caranya gimana? Gunakan dua #KartuWajibLiburan dari OCBC, yaitu Nyala Global Debit dan Kartu Kredit 90°N OCBC!
Nyala Global Debit OCBC merupakan pilihan terbaik bagi kamu yang sedang liburan di Singapura. Kartu ini akan memudahkan setiap transaksi yang kamu lakukan, termasuk ketika menggunakan transportasi publik dan berbelanja.
Praktisnya kartu ini karena dilengkapi dengan fitur contactless. Fitur memungkinkan pengguna melakukan transaksi pembayaran hanya dengan menempel kartu, tanpa memasukkannya ke dalam mesin EDC dan PIN Transaksi.
Saat memegang kartu dengan fitur ini, kamu bisa melakukan transaksi tanpa PIN dengan jumlah akumulasi maksimal sebesar Rp1 Juta per transaksi per hari. Kamu baru akan diminta memasukkan PIN jika nominal transaksi sudah melebihi limit.
Jika kamu menemukan merchant yang tidak menerima cashless, kamu juga bisa bebas tarik tunai mata uang asing dengan Nyala Global Debit. Tarik tunai dengan Nyala Global Debit tidak dikenakan biaya sama sekali alias gratis pada ATM OCBC di Hong Kong, Singapura, dan Malaysia!
Dengan tarik tunai ini, kamu jadi tak perlu ke money changer untuk menukar mata uang. Nggak bikin repot, kan?
Selain bebas tarik tunai, Nyala Global Debit juga memungkinkan kamu untuk transaksi secara online maupun offline. Artinya, transaksi online atau offline akan langsung didebet dari rekening valas.
Hal ini lantaran Nyala Global Debit OCBC dilengkapi dengan 12 mata uang, yaitu IDR, USD, AUD, SGD, JPY, EUR, HKD, CHF, NZD, CAD, GBP, dan CNH. Semua transaksi yang dilakukan dengan 12 mata uang ini akan langsung didebit dan bebas konversi.
Cara mendapatkan kartu Nyala Global Debit OCBC ini sangat mudah. Kamu bisa mengajukannya melalui OCBC mobile, lalu tinggal datangi kantor cabang OCBC terdekat dan tukarkan kartu ATM/Debit Tanda 360 dengan Kartu Nyala Global Debit.
Sementara bagi kamu yang belum menjadi nasabah OCBC, bisa langsung membuka rekening OCBC melalui OCBC mobile dan nikmati semua kemudahannya.
Salah satu ciri yang membedakan adalah adanya logo Mastercard pada kartu milikmu. Jika kartu debit OCBC yang kamu pegang tidak berlogo 'Mastercard', maka itu adalah kartu biasa atau GPN. Namun jika ada, kamu berarti sudah memakai kartu Nyala Global Debit OCBC.
Sebagai catatan, fitur contactless pada kartu Nyala Global Debit OCBC hanya bisa digunakan di mesin EDC yang memang mendukung transaksi nirsentuh. Jika mesin EDC tidak mendukung, maka transaksi harus dilakukan secara manual dengan memasukkan kartu dan PIN Transaksi.
Baca juga: Cuma 50 Menit, Ini Cara Pergi ke Singapura dari Batam Naik Feri
Kartu wajib liburan berikutnya adalah Kartu Kredit 90°N OCBC. Produk ini merupakan andalan saat traveling dengan keuntungan pengumpulan miles lebih cepat.
Ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapat dengan menggunakan Kartu Kredit 90°N OCBC, yaitu:
Selain beberapa keuntungan tersebut, Kartu Kredit 90°N OCBC juga merupakan kartu kredit serba digital melalui aplikasi OCBC mobile.
Artinya, banyak transaksi yang bisa kamu lakukan melalui aplikasi itu, mulai dari aktivasi, cairkan sisa limit kartu kredit, ubah transaksi jadi cicilan semua mudah melalui OCBC mobile.
Info lebih lengkap mengenai dua kartu itu bisa kamu dapatkan dengan klik link ini!
Baca juga: 5 Tempat Belanja Oleh-Oleh di Singapura & Tips Hematnya