Strategi finansial yang tepat membantumu siap menghadapi kebutuhan jangka pendek hingga jangka panjang secara berkelanjutan, sesuai dengan fase kehidupanmu!
Manusia itu akan melalui berbagai fase dalam hidupnya, mulai dari fase anak-anak, remaja, dewasa awal dan produktif, mapan, pra-pensiun, hingga fase pensiun. Setiap fase punya tantangannya masing-masing.
Salah satu tantangan itu datang dari finansial sebagai ‘bahan bakar’ untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap rupiah yang dimiliki harus dikelola dengan strategi yang tepat sesuai fasenya.
Baca juga: 6 Instrumen Dana Pensiun Terbaik, Siapkan dari Sekarang!
Strategi Finansial yang Tepat Sesuai Fase Hidup
Mengelola finansial dengan baik itu suatu keharusan. Tujuannya agar kehidupan di masa depan lebih baik, punya tabungan dan aset investasi, memasuki usia pensiun dengan percaya diri tanpa bergantung pada orang lain.
Semua itu dimulai dari strategi dalam mengelola finansial. Pengelolaan sebaiknya disesuaikan dengan fase hidup yang kamu jalani saat itu. Berikut beberapa strateginya!
1. Fase Awal Dewasa (20–30 Tahun): Membangun Pondasi
Di fase ini, fokus utama adalah membangun kebiasaan finansial yang sehat. Prioritasnya bukan langsung mengejar kekayaan, tapi menciptakan pondasi yang kuat.
Mengatur arus kas, membiasakan menabung, dan mulai memahami risiko keuangan menjadi langkah penting. Fase ini ideal untuk mulai berinvestasi dengan horizon jangka panjang, karena kamu masih punya waktu untuk menghadapi naik-turun pasar.
2. Fase Dewasa Produktif (30–40 Tahun): Menyeimbangkan Kebutuhan
Memasuki usia ini, tanggung jawab biasanya mulai bertambah. Pengeluaran meningkat seiring kebutuhan rumah tangga, cicilan, dan gaya hidup.
Strategi finansial yang tepat adalah menyeimbangkan antara memenuhi kebutuhan saat ini dan menyiapkan masa depan. Menabung dan investasi perlu dibuat lebih terstruktur, dengan tujuan yang jelas.
Di fase ini, proteksi keuangan juga semakin penting. Asuransi kesehatan dan perlindungan jiwa membantu mengurangi risiko finansial akibat kejadian tak terduga, terutama jika kamu sudah menjadi tulang punggung keluarga.
3. Fase Mapan (40–50 Tahun): Mengamankan Masa Depan
Pada fase ini, stabilitas finansial biasanya mulai terbentuk. Pendapatan relatif lebih tinggi, tetapi waktu untuk memperbaiki kesalahan finansial semakin terbatas.
Strategi yang tepat adalah mengamankan apa yang sudah dibangun. Fokuskan pada penguatan dana pensiun, pengurangan utang, dan penyesuaian strategi investasi agar lebih seimbang antara pertumbuhan dan keamanan.
Evaluasi rutin terhadap kondisi keuangan juga penting. Pastikan tujuan jangka panjang tetap realistis dan sejalan dengan kondisi keluarga, kesehatan, serta rencana hidup ke depan.
4. Fase Pra-Pensiun (50–60 Tahun): Menjaga Stabilitas
Menjelang masa pensiun, prioritas utama bergeser dari pertumbuhan ke stabilitas. Risiko investasi perlu dikendalikan agar hasil yang sudah dikumpulkan tidak tergerus.
Selain itu, pengeluaran juga harus mulai dipetakan dengan lebih hati-hati, termasuk estimasi biaya kesehatan dan gaya hidup setelah tidak lagi aktif bekerja.
Di fase ini, penting untuk memastikan dana darurat dan dana pensiun benar-benar siap digunakan. Perencanaan arus kas pasca-pensiun menjadi kunci agar kualitas hidup tetap terjaga.
5. Fase Pensiun (60 Tahun ke Atas): Menikmati Hasil Perencanaan
Saat memasuki masa pensiun, strategi finansial berfokus pada menjaga keberlanjutan dana yang ada. Tujuannya bukan lagi mengejar imbal hasil tinggi, melainkan memastikan dana cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pada fase ini, perencanaan keuangan yang matang akan terasa manfaatnya. Keputusan-keputusan kecil yang kamu buat di fase awal dan produktif hidup akan menentukan seberapa nyaman masa pensiun yang bisa kamu nikmati.
Baca juga: Dana Pensiun Syariah: Arti dan Bedanya dengan Konvensional
Menabung Wajib di Semua Fase
Apapun fase hidup yang kamu jalani saat ini, mengalokasikan sebagian uang untuk tabungan dan investasi itu suatu kewajiban. Tujuannya agar uang tidak habis hanya untuk kesenangan sesaat saja.
Cara yang paling ampuh adalah dengan menerapkan metode budgeting 50-30-20, yaitu 50% penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan harian, 30% untuk utang dan keinginan, sementara 20% untuk tabungan dan investasi.
Terkadang, menabung saja tidak cukup untuk memenuhi suatu tujuan keuangan. Cukup, tapi perlu waktu yang lebih panjang. Oleh karena itu, investasi bisa jadi jalan keluar, salah satu alternatifnya adalah dengan membeli deposito.
Deposito adalah produk simpanan berjangka di bank yang memberikan tingkat bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa, dengan ketentuan uang yang disimpan baru bisa dicairkan setelah jangka waktu (tenor) yang dipilih berakhir.
Tertarik investasi deposito? OCBC menawarkan dua jenis produk deposito yang bisa dipilih yaitu Deposito IDR dan Deposito Valas.
Pembukaan rekening deposito di OCBC juga sangat mudah, kamu bisa memanfaatkan aplikasi OCBC mobile. Pilihan tenornya beragam, mulai dari 14 hari hingga 12 bulan, dengan penempatan dana mulai dari Rp1 Juta.
Bunga deposito yang ditawarkan juga cukup bersaing. Untuk penempatan dana Rp1-500 Juta, suku bunganya berkisar antara 2% untuk tenor 14 hari, 3,25% untuk 1 bulan, dan 3,5% untuk tenor 3-12 bulan.
Sementara untuk penempatan dana Rp2-10 Miliar, suku bunga yang ditawarkan berkisar antara 2% untuk tenor 14 hari, 3,75% untuk 1 bulan, dan 4% untuk tenor 3-12 bulan.
Cara buka rekening deposito di OCBC mobile juga cukup mudah. Berikut langkah-langkahnya:
- Login aplikasi OCBC mobile
- Masuk ke menu “Ajukan”, pilih produk “Deposito”
- Isi detail pembelian, yang mencakup nominal penempatan dana dan tenor
- Lengkapi data diri yang diminta, klik Lanjut
- Pilih rekening sumber dana yang digunakan untuk transaksi
- Periksa ringkasan transaksi, klik Lanjut
- Setujui Syarat & Ketentuan, klik Lanjut
- Masukkan PIN Transaksi
- Pembukaan deposito berhasil
Selain pembukaan deposito, OCBC mobile juga bisa digunakan untuk investasi pada aset lain, seperti emas, reksa dana, obligasi, dan sebagainya. Yuk download OCBC mobile sekarang juga!
Baca juga: Ingin Pensiun Dini? Perhatikan Syarat dan Cara Berikut!