Apa Saja Kontribusi Gen Z untuk Menjadi Generasi Zakat?

13 Mar 2024

Zakat dalam konteks keagamaan dan kemanusiaan merupakan suatu kewajiban yang dikenal luas dalam ajaran Islam. Kata "zakat" berasal dari bahasa Arab yang berarti “pembersih” atau “suci”.

Zakat bukan hanya sekadar kewajiban finansial, melainkan sebuah konsep filosofis yang menekankan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama.

Zakat bukan hanya tentang memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai keadilan sosial dan solidaritas dalam masyarakat.

Sebagai satu dari lima rukun Islam, zakat memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan menanggulangi kemiskinan. Dengan memberikan zakat, umat Muslim diharapkan dapat membantu membangun komunitas yang lebih adil dan berkeadilan, serta merasakan kebersamaan dalam mengatasi kesulitan hidup.

Riset gabungan Baznas dan berbagai lembaga menunjukkan potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp327,6 Triliun pada tahun 2020. Namun, realisasinya masih jauh tertinggal, hanya Rp71,4 Triliun atau sekitar 21,7%.

Data dari Indikator Pemetaan Potensi Zakat (IPPZ) dan Outlook Zakat Indonesia 2021 memperkuat temuan ini. Potensi zakat diprediksi terus meningkat, namun realisasinya masih rendah.

Baca Juga: Cara Bayar Zakat Fitrah Online dan Simulasi Perhitungannya

Sumber zakat terbesar adalah zakat perusahaan Rp144,5 Triliun, diikuti zakat penghasilan dan jasa Rp139,07 Triliun, zakat uang Rp58,76 Triliun, zakat pertanian Rp19,79 Triliun, dan zakat peternakan Rp9,52 Triliun.

Potensi Zakat dari Generasi Z

Berapa jumlah Gen Z di Indonesia saat ini? Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data statistik yang mengungkapkan komposisi penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur. Data ini merupakan hasil rilis dari Sensus Penduduk 2020.

Dalam data yang dirilis tersebut, Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 mendominasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa, atau 27,94% populasi. Usianya antara 12 - 27 tahun.

Dengan jumlah Gen Z yang mendominasi dan sebagian besar telah memasuki usia produktif, potensi zakat dari Gen Z tentu sangat tinggi. Namun seperti generasi-generasi lainnya, kesadaran akan zakat masih kurang tinggi.

Meski begitu, Gen Z justru berpotensi tak cuma jadi muzakki zakat, tapi juga corong untuk meningkatkan awareness masyarakat akan zakat. Hal itu karena generasi ini sangat melek digital dan bisa memanfaatkannya dengan baik.

Implementasi Zakat Masih Rendah

Potensi zakat di Indonesia sangat tinggi. Namun sayang, implementasi pengumpulan zakat masih belum optimal. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara potensi dan realisasi zakat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Kurangnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Banyak masyarakat yang belum memahami kewajiban dan manfaat zakat. Hal ini menyebabkan mereka enggan atau menunda pembayaran zakat. Kurangnya edukasi juga dapat menyebabkan masyarakat salah memahami konsep zakat dan penyalurannya.

Pemahaman masyarakat selama ini beranggapan zakat hanya sebatas zakat fitrah saja, serta zakat disalurkan sendiri kepada orang yang dikenal. Padahal, belum tentu tepat sasaran. Padahal ada macam-macam zakat.

2. Sistem dan Infrastruktur Pengumpulan Zakat Belum Optimal

Sistem dan infrastruktur pengumpulan zakat di Indonesia masih perlu dioptimalkan. Proses pembayaran zakat masih terkesan rumit dan tidak mudah diakses oleh masyarakat.

Selain itu, infrastruktur penyaluran zakat juga perlu diperkuat agar penyalurannya tepat sasaran dan efektif. Penguatan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) baik di BAZNAS pada tingkat nasional, hingga Kabupaten/Kota juga perlu dilakukan.

3. Koordinasi dan Kerja sama antar Lembaga Pengelola Zakat Perlu Diperkuat

Koordinasi dan kerja sama antar lembaga pengelola zakat di Indonesia masih perlu diperkuat. Hal ini menyebabkan potensi zakat tidak dapat dioptimalkan secara maksimal. Diperlukan adanya sinergi antara Baznas, LAZ, dan pemerintah dalam pengelolaan zakat.

Dikutip dari Baznas, salah satu faktor yang menyebabkan realisasi zakat baru sebesar 21,7% yaitu masyarakat tidak membayar zakat melalui lembaga formal pemerintah. Yang menyebabkan zakat yang ditunaikan oleh masyarakat tidak terdata oleh pemerintah.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi Muslim yang mampu dan memiliki potensi besar dalam membantu pemulihan ekonomi. Generasi Z, dianggap memiliki peran penting dalam mengoptimalkan potensi tersebut.

Beberapa potensi Generasi Milenial untuk menjadi genarasi zakat adalah:

  1. Sebagai Agen Edukasi

Generasi Z dapat menjadi agen edukasi dan sosialisasi zakat melalui media sosial, komunitas, dan platform digital. Kita dapat menyebarkan informasi tentang zakat dengan cara yang menarik dan kekinian, menginisiasi gerakan zakat, dan menjadi role model dalam menunaikan zakat.

  1. Melek Teknologi

Generasi Z juga dapat memanfaatkan teknologi untuk memudahkan proses zakat, seperti melalui aplikasi pembayaran zakat online, platform crowdfunding, dan teknologi blockchain. Hal ini akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyaluran zakat.

Baca Juga: Zakat Tabungan: Syarat, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Kelompok ini, dikenal sebagai generasi teknologi dan informasi, menggunakan platform digital dan sosial media sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan mempermudah pelaksanaan zakat. Salah satu kontribusi utama Generasi Z dalam zakat adalah meningkatkan transparansi dan aksesibilitas.

Dengan memanfaatkan teknologi, Gen Z mampu menciptakan platform donasi online dan aplikasi zakat yang memungkinkan individu untuk memberikan kontribusi dengan lebih mudah dan transparan. Mereka menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang kebutuhan yang mendesak, menyentuh hati banyak orang dan mendorong partisipasi dalam pengumpulan dana.

Pemakaian teknologi ini juga membantu memonitor dan melacak dana zakat, sehingga donatur dapat melihat langsung bagaimana sumbangan mereka digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu, Generasi Z juga cenderung memprioritaskan isu-isu sosial dan keadilan, termasuk penanggulangan kemiskinan. Mereka aktif dalam memperjuangkan keadilan sosial dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam konteks zakat, mereka tidak hanya berdonasi secara finansial, tetapi juga terlibat secara langsung dalam kegiatan amal dan proyek-proyek sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan kontribusi ini, Generasi Z tidak hanya menjadi generasi yang terhubung secara digital, tetapi juga menjadi pionir dalam mengubah cara zakat dilaksanakan dan diaplikasikan.

Melalui pemanfaatan teknologi dan semangat kepedulian terhadap isu sosial, mereka membawa nuansa baru dalam praktik zakat, menjadikannya lebih transparan, efisien, dan relevan dengan dinamika zaman modern.

Baca Juga: Pengertian Zakat Mal, Syarat dan Cara Hitung

Kemudahan membayar zakat bisa kamu temukan lewat OCBC mobile. Saat ini, membayar zakat fitrah bisa dilakukan dengan mudah melalui layanan Syariah OCBC. E-channel OCBC bekerja sama dengan Rumah Zakat mempersembahkan layanan pembayaran Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS).

Penyaluran ZIS ini bisa dilakukan melalui ATM OCBC dan EDC OCBC. Setiap transaksi penyaluran zakat yang dilakukan melalui Rumah Zakat, nasabah akan dibebankan biaya administrasi sebesar Rp3.000.


Story for your Inspiration

Baca

Digisecure - 15 Mei 2025

Bahaya Deepfake: Penipuan Wajah Palsu AI dan Cara Mencegahnya

Baca

Investasi - 14 Mei 2025

Apakah Reksa Dana Saham Masih Layak Dibeli?

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
Nyala

Nyala

Dorong ambisimu untuk wujudkan kebebasan finansial, karena Tidak Ada Yang Tidak Bisa dengan Nyala OCBC
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.

Download OCBC mobile