Menikah dengan generasi <i>sandwich</i> bukan menjadi masalah berarti jika kamu punya perencanaan dan persiapan yang matang. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan.
Tidak ada orang yang dilahirkan sebagai generasi sandwich. Terlebih status sebagai generasi ini sering dipandang negatif karena dianggap tidak bisa menabung akibat harus turut membiayai orang tua atau saudara kandungnya.
Namun apakah menikah dengan generasi sandwich seburuk itu? Jawabannya tentu saja tidak, asal pernikahan dilakukan perencanaan dan persiapan yang matang.
Baca juga: Begini Konsep Pernikahan di Rumah yang Anti Ribet
Generasi sandwich atau sandwich generation adalah generasi yang sudah memiliki keluarga baru untuk dinafkahi, tapi masih harus menafkahi keluarga lamanya (orang tua dan saudara).
Fenomena ini menjadi masalah karena idealnya orang tua tidak membebankan nafkah dirinya sendiri ke anak mereka, terlebih yang sudah menikah.
Generasi sandwich terjadi karena orang tua tidak lagi memiliki pendapatan guna menghidupi diri sendiri. Di samping itu, fenomena ini juga bisa terjadi karena orang tua menganggap anak sebagai investasi, sehingga dibebani tugas meningkatkan taraf ekonomi keluarga.
Sebaliknya juga begitu. Keluarga baru yang tidak mampu menghidupi diri sehingga memerlukan sokongan orang tua juga bisa disebut sebagai fenomena generasi sandwich.
Dalam praktiknya, ada 3 jenis generasi sandwich yang bisa ditemui di masyarakat. Apa saja? Berikut ulasannya!
Traditional sandwich generation adalah generasi berusia 30-50 tahun dengan anak-anak yang belum bekerja. Di samping itu, generasi ini juga masih memiliki orangtua lanjut usia dengan kebutuhan hidup meningkat. Ini merupakan jenis generasi sandwich paling umum di Indonesia.
Club sandwich generation adalah orang-orang yang diberi beban menafkahi 3 generasi sekaligus, yaitu diri sendiri, generasi di atas atau orang tua, maupun di bawahnya yaitu anak-anak. Contoh kasus ini misalnya orang tua dengan anak sudah menikah dan punya anak, tapi belum bekerja.
Keluarga dengan bentuk seperti ini umumnya mengalami banyak masalah finansial. Selain itu, keluarga dengan generasi sandwich jenis ini akan mengalami kondisi mental yang kurang baik, sehingga rentan mengalami broken home.
Open-faced sandwich generation adalah orang-orang yang akan menjadi generasi sandwich traditional di masa depan. Mereka belum menikah, akan tetapi dibebani tanggung jawab menghidupi keluarga dan saudara.
Sandwich generation Indonesia saat ini seringkali masuk ke dalam golongan open-faced. Ada banyak dewasa muda di Indonesia yang baru menyelesaikan kuliah harus menghidupi kedua orang tua dan adik-adiknya.
Baca juga: Perbedaan Mahar dan Mas Kawin yang Wajib Diketahui
Menikah dengan generasi sandwich membawa tantangan tersendiri. Bahkan beberapa kalangan sangat berhati-hati dan cenderung menghindari menikah dengan pasangan yang berstatus sebagai generasi sandwich.
Seperti informasi yang banyak beredar, tren pernikahan di Indonesia dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS, angka pernikahan nasional pada 2022 tercatat sebagai yang terendah, yaitu 1,7 juta pernikahan atau turun 1,79 juta dibanding tahun 20221.
Angka pernikahan pada 2022 itu sangat jauh jika dibandingkan dengan angka pernikahan tahun 2011, yaitu sebanyak 2,31 juta pernikahan.
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi penurunan tren pernikahan ini, mulai dari perubahan paradigma di kalangan pemuda terutama perempuan, hingga beban sebagai generasi sandwich.
Berdasarkan hasil kajian ditemukan bahwa 6,42% dari 7.009 rumah tangga di Indonesia termasuk dalam generasi sandwich. Dari jumlah itu, sebanyak 10,9-11,3% merupakan perempuan.
Seperti yang disinggung di atas, menikah dengan generasi sandwich tidak seburuk itu. Terlebih jika kamu punya perencanaan yang matang dengan menerapkan beberapa tips berikut.
Salah satu kunci sukses dalam menikah dengan generasi sandwich adalah komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasangan.
Bahaslah secara terbuka mengenai harapan, perasaan, dan kekhawatiran masing-masing terkait peran yang harus dijalani dalam keluarga yang kompleks ini.
Selain itu, pasangan juga bisa mendiskusikan strategi untuk mengatasi tantangan bersama dan membuat rencana yang jelas mengenai bagaimana masing-masing akan berkontribusi.
Menjadi bagian dari generasi sandwich bisa sangat menuntut secara emosional dan fisik. Penting untuk kedua pihak untuk memberi ruang pada self-care dan kesehatan mental.
Jadwalkan waktu untuk istirahat dan relaksasi, dan jangan ragu untuk meminta bantuan jika diperlukan. Memastikan kesejahteraan diri sendiri akan membantu tetap seimbang dan mampu menghadapi tugas-tugas sehari-hari dengan lebih baik.
Baca juga: Perjanjian Pra Nikah: Proses, Fungsi, Isi dan Cara Membuat
Situasi generasi sandwich seringkali melibatkan tanggung jawab finansial ganda, baik untuk orang tua maupun anak-anak.
Buatlah rencana keuangan yang jelas bersama pasangan, termasuk pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, biaya perawatan orang tua, dan kebutuhan masa depan anak-anak.
Pertimbangkan untuk memiliki dana darurat yang memadai untuk mengatasi kebutuhan tak terduga.
Melibatkan keluarga besar bisa menjadi sumber dukungan yang besar dalam menangani situasi generasi sandwich.
Libatkan anggota keluarga lain untuk memberikan bantuan, baik dalam hal perawatan orang tua, pengasuhan anak-anak, atau dukungan emosional. Berbagi tanggung jawab dengan keluarga dapat meringankan beban serta memperkuat ikatan keluarga.
Menikah adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Maka dari itu, pernikahan perlu direncanakan dengan maksimal entah menikah dengan generasi sandwich atau bukan.
Sebagai salah satu tujuan finansial yang berdampak besar, kamu bisa mulai merencanakan dan menabung untuk menikah melalui fitur Life Goals dari OCBC.
Cara membuat Life Goals juga sangat mudah, kamu bisa mengikuti beberapa langkah berikut:
1. Membuat Life Goals
2. Beli produk investasi dan hubungkan ke Life Goals
3. Pantau progress Life Goals
Segera download OCBC mobile untuk memudahkanmu dalam membuat Life Goals dan mulailah menabung untuk mewujudkan pernikahan impian!
Baca juga: 10 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Tepat dan Mudah