Berikut beberapa tips melindungi data kartu kredit di era transaksi digital agar tetap aman dan bebas risiko!
Transaksi menggunakan kartu kredit di era digital ini sangat memudahkan. Kamu bisa membeli atau membayar sesuatu tanpa mengeluarkan dan menggesek kartu, melainkan hanya melalui ponsel pintar saja.
Hanya saja, transaksi digital ini menimbulkan permasalahan baru, yaitu penipuan online. Misalnya phishing, yaitu penipuan yang dilakukan dengan cara membuat website palsu yang didesain mirip situs bank, e-commerce atau layanan pembayaran.
Korban biasanya diarahkan ke link tersebut melalui SMS, email, atau iklan palsu. Begitu data kartu diinput, semua informasi seperti nomor kartu, tanggal kadaluarsa, hingga kode CVV langsung dicuri.
Baca juga: Kartu Kredit Virtual: Pengertian, Manfaat & Tips Membuatnya
Cara Menghindari Penipuan Online Kartu Kredit
Popularitas kartu kredit sebagai alat transaksi ini menimbulkan masalah baru. Pasalnya, kartu kredit turut menjadi sasaran orang-orang jahat dalam melancarkan aksinya.
Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari penipuan kartu kredit saat transaksi digital!
1. Gunakan Situs Resmi
Transaksi kartu kredit sebaiknya dilakukan melalui aplikasi resmi bank, situs yang sudah tervalidasi, atau platform terpercaya. Kanal yang tidak resmi berisiko menyisipkan malware, mencuri data kartu, atau mengarahkan pengguna ke halaman login palsu.
Aktivitas perbankan apa pun, mulai dari cek tagihan, bayar cicilan, hingga aktivasi kartu, jauh lebih aman ketika seluruh proses dilakukan melalui sumber resmi yang memiliki enkripsi dan proteksi keamanan berlapis.
2. Aktifkan Notifikasi Transaksi Real Time
Fitur notifikasi sangat penting untuk mendeteksi penyalahgunaan sejak awal. Setiap kali kartu dipakai, pesan langsung masuk dan menunjukkan nominal, lokasi, serta jenis transaksi. Notifikasi ini membantu mengidentifikasi transaksi mencurigakan sejak dini.
Selain itu, notifikasi membuat pengguna lebih sadar pola penggunaan kartu sendiri, sehingga lebih cepat melakukan blokir ketika muncul aktivitas yang bukan dilakukan pemilik kartu.
3. Jaga Kerahasiaan Data Kartu
Data seperti nomor kartu, masa berlaku, dan kode CVV tidak boleh dibagikan kepada siapa pun. Banyak kasus penipuan terjadi karena data tersebut diberikan secara tidak sengaja.
Perlindungan data seperti tidak memfoto kartu, tidak menyimpan informasi sensitif di catatan ponsel, atau tidak mengirimkan data lewat chat pribadi dapat mengurangi risiko secara signifikan.
4. Tetapkan Limit dan Fitur Keamanan
Limit transaksi harian atau bulanan bisa diatur agar tidak terlalu besar. Pengaturan limit membuat potensi kerugian lebih kecil jika kartu dicuri atau datanya bocor.
Selain itu, fitur keamanan seperti blokir sementara, proteksi online, atau one-time password (OTP) membantu memastikan transaksi hanya bisa dilakukan oleh pemilik kartu yang sah.
5. Transaksi di Jaringan dan Merchant yang Aman
Transaksi online perlu dilakukan di jaringan internet yang aman, bukan Wifi publik yang rawan pencurian data. Situs yang digunakan untuk bertransaksi juga harus memiliki protokol keamanan seperti HTTPS dan reputasi yang kredibel.
Pada transaksi offline, pilih merchant dengan mesin EDC yang terawat dan hindari memberikan kartu kepada pihak lain dalam waktu lama. Langkah sederhana ini mencegah penyalahgunaan data kartu selama proses pembayaran berlangsung.
Baca juga: 10 Biaya Kartu Kredit yang Wajib Diketahui Penggunanya
Cara Melaporkan Penipuan Kartu Kredit
Setiap orang berkemungkinan menjadi korban penipuan kartu kredit. Untuk itu, selalu waspada dan teliti saat melakukan transaksi bisa mencegah diri sendiri menjadi korban penipuan.
Apabila penipuan sudah terjadi, hal pertama yang perlu dilakukan adalah tetap tenang dan tidak panik. Lalu lakukan beberapa hal berikut sebagai cara melaporkan penipuan kartu kredit.
1. Hubungi Bank Penerbit Kartu Kredit
Ketika kamu menemukan aktivitas yang mencurigakan atau transaksi yang tidak sah pada laporan tagihan kartu kredit, sangat penting untuk segera menghubungi penerbit kartu kredit.
Biasanya, nomor layanan pelanggan tertera di bagian belakang kartu kredit. Dengan menghubungi layanan pelanggan secepat mungkin, kamu bisa memberi tahu penerbit kartu kredit tentang transaksi yang dicurigai dan meminta bantuan untuk menangani situasi tersebut.
2. Blokir Kartu Kredit
Setelah melaporkan penipuan kepada penerbit kartu kredit, mintalah untuk memblokir kartu kredit agar tidak dapat digunakan untuk transaksi lebih lanjut.
Memblokir kartu kredit adalah langkah yang sangat penting untuk mencegah penipuan lebih lanjut dan mengurangi risiko kerugian keuangan.
Penerbit kartu kredit biasanya akan membantu memblokir kartu kredit dan memberikan instruksi lebih lanjut tentang langkah-langkah yang perlu diambil.
3. Laporkan Penipuan
Saat berbicara dengan layanan pelanggan penerbit kartu kredit, berikan detail sebanyak mungkin tentang transaksi yang mencurigakan atau tidak sah. Detail ini termasuk tanggal dan waktu transaksi, jumlah yang ditagih, dan deskripsi transaksi.
Sediakan informasi tambahan jika kamu memiliki bukti atau dokumen yang mendukung laporan. Penerbit kartu kredit akan menggunakan informasi ini untuk memeriksa dan memvalidasi penipuan yang dilaporkan.
4. Ajukan Dispute
Setelah melaporkan penipuan, penerbit kartu kredit akan memandu kamu dalam proses mengajukan dispute terhadap transaksi yang dipermasalahkan.
Dalam hal ini, kamu mungkin perlu mengisi formulir atau mengirimkan informasi tambahan yang diminta. Proses dispute ini bertujuan mengembalikan dana atau menghapus tagihan dari laporan tagihan.
5. Laporkan ke Polisi
Jika menjadi korban penipuan kartu kredit, kamu juga bisa melaporkannya kepada pihak berwenang, seperti polisi. Pihak berwenang akan membantu dengan penyelidikan lebih lanjut dan memberikan saran hukum jika diperlukan.
Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melaporkan penipuan kartu kredit. Ingat, siapapun kamu dan apapun bank yang kamu gunakan, penipuan bisa saja menimpamu.
Namun demikian, kamu bisa mencegah penipuan terjadi dengan selalu waspada dan teliti saat bertransaksi. Memilih bank menggunakan sistem keamanan berlapis dan menyediakan kanal laporan yang lengkap juga bisa menjadi solusi.
Seperti OCBC, setiap kartu yang diterbitkan sudah dilengkapi dengan sistem digitalisasi yang aman melalui OCBC mobile.
Dengan aplikasi ini, kamu bisa mengatur atau mengubah PIN transaksi untuk kartu kredit yang kamu pegang. Bahkan, kamu juga bisa memblokir kartu melalui OCBC mobile ketika terjadi transaksi mencurigakan.
Transaksi di OCBC mobile juga sudah dijamin keamanannya. Setiap transaksi dilindungi Two-Factor Authentication (2FA) dengan penggunaan User ID, Password, serta PIN transaksi yang hanya diketahui oleh kamu sebagai pengguna.
Selain itu, OCBC juga layanan call center 24 jam dan 7 hari nonstop kepada para nasabahnya, termasuk pemegang kartu kreditnya.
Manfaatkan layanan Tanya OCBC untuk melaporkan kasus penipuan yang baru saja terjadi. Kamu bisa menghubungi nomor 1500-999 jika sedang berada di Indonesia, atau +62-21-2650-6300 jika kamu sedang berada di luar negeri.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan fitur Live Chat melalui OCBC Mobile. Laporkan kasus penipuan yang menimpamu kapan saja, karena fitur itu disiapkan setiap hari 24 jam.
Baca juga: Perbedaan Kartu Kredit Visa dan Mastercard, Untung Mana?