Perbedaan KPR Subsidi dan Nonsubsidi

Pelajari perbedaan KPR subsidi dan nonsubsidi agar kamu bisa menentukan pilihan pembiayaan rumah yang paling sesuai kebutuhan!

Skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan nonsubsidi memiliki karakteristik dan perbedaan yang sangat jelas, baik dari segi definisi maupun praktik pembiayaannya.

KPR subsidi adalah program pembiayaan rumah dari pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar mereka mampu memiliki hunian yang layak dengan harga terjangkau.

Subsidi yang diberikan bisa berupa potongan harga rumah, keringanan bunga KPR, atau bantuan pembiayaan lainnya. Program ini diatur oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan didukung oleh bank-bank penyalur KPR subsidi.

Sementara KPR nonsubsidi adalah pembiayaan KPR yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Rumah nonsubsidi atau komersial dibuat untuk dijual kepada masyarakat umum dengan orientasi keuntungan bagi pengembang.

Baca juga: Syarat KPR Rumah Beserta Langkah-langkah Pengajuannya

Beda KPR Subsidi dan Nonsubsidi

Perbedaan utama antara KPR subsidi dan nonsubsidi terletak pada peruntukannya. KPR subsidi secara khusus diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sementara KPR nonsubsidi umum bagi siapa saja.

Lalu ada beberapa perbedaan lain antara KPR subsidi dan nonsubsidi yang perlu kamu pahami sebagai berikut!

1. Harga Rumah dan Batasannya

KPR subsidi menetapkan batas harga rumah yang sudah diatur pemerintah, sehingga pilihan unit jauh lebih terbatas dan hanya tersedia di kawasan tertentu.

Sementara KPR nonsubsidi tidak memiliki batas harga, jadi pembeli bebas memilih properti di lokasi mana pun, termasuk rumah tapak, apartemen, atau ruko.

Batasan harga ini membuat KPR subsidi lebih terjangkau, tetapi kurang fleksibel dibanding KPR nonsubsidi.

2. Suku Bunga dan Stabilitas Cicilan

KPR subsidi menggunakan bunga tetap yang sangat rendah, biasanya sekitar 5 persen dan tidak berubah sampai jangka waktu tertentu. KPR nonsubsidi memakai bunga yang mengikuti kebijakan bank, baik fixed period maupun floating setelah beberapa tahun.

Perbedaan bunga ini membuat cicilan KPR subsidi jauh lebih ringan, sedangkan cicilan KPR nonsubsidi bisa berubah mengikuti pasar.

3. Syarat dan Batasan Kepemilikan

KPR subsidi hanya ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan dibatasi untuk pembelian rumah pertama. Pengajuan wajib memenuhi syarat seperti tidak punya rumah sebelumnya, memiliki penghasilan dalam batas tertentu, dan tidak sedang menerima fasilitas subsidi perumahan lain.

Sedangkan KPR nonsubsidi tidak memiliki batasan tersebut, sehingga cocok untuk siapa pun yang ingin membeli rumah tanpa syarat khusus.

4. Kualitas dan Pilihan Lokasi

KPR subsidi menawarkan proyek hunian yang dibangun massal dengan standar minimal dan lokasi yang berada di pinggir kota. Pilihan tipe rumah terbatas karena mengikuti aturan pemerintah.

KPR nonsubsidi memberikan variasi yang jauh lebih luas, mulai dari perumahan premium sampai apartemen tengah kota, sehingga kualitas bangunan dan akses lokasi lebih bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

5. Uang Muka dan Biaya Tambahan

KPR subsidi memberikan keringanan berupa uang muka yang rendah, bahkan beberapa proyek menyediakan bantuan DP dari pemerintah. KPR nonsubsidi membutuhkan DP sesuai ketentuan bank, yang bisa mencapai 10–20 persen dari harga rumah.

Biaya tambahan seperti provisi, notaris, serta administrasi juga lebih kecil pada KPR subsidi, sedangkan KPR nonsubsidi mengikuti perhitungan bank masing-masing.

Itulah ulasan mengenai perbedaan antara rumah subsidi dan nonsubsidi. Kamu perlu memilih sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, serta memilih produk KPR yang menguntungkan.

Berbicara tentang produk KPR yang menguntungkan, kamu bisa memilih salah satu produk KPR dari OCBC.

Di antara produk yang ditawarkan, kamu bisa memilih dengan produk KPR Easy Start dari OCBC.

Produk KPR ini menawarkan banyak keuntungan, mulai dari angsuran lebih rendah, cicilan bertahap setiap 1 atau 2 tahun, jangka waktu KPR hingga 25 tahun, dan bisa digunakan untuk rumah baru maupun bekas.

Syarat untuk mengajukan KPR Easy Start antara lain sebagai berikut:

• WNI.
• Karyawan dengan masa kerja minimum 2 tahun, berpenghasilan minimum Rp5 Juta dan maksimum Rp65 Juta.
• Memiliki maksimum 1 fasilitas KPR yang telah berjalan lebih dari 3 tahun.
• Agunan berupa rumah, apartemen, dan ruko baik yang akan dibeli dari Developer Rekanan OCBC maupun secondary.
• Usia pada saat akad kredit minimum 21 tahun atau sudah menikah dan maksimum 45 tahun saat pengikatan kredit.
• Plafond minimum Rp100 Juta dan maksimum Rp5 Miliar.
• Jangka waktu pinjaman minimum 10 tahun dan maksimum 25 tahun untuk rumah atau apartemen dan maksimum 20 tahun untuk agunan lainnya.

Kamu bisa mengajukan KPR Easy Start dengan mudah hanya melalui ponsel dengan menggunakan aplikasi OCBC mobile!