Apresiasi rupiah adalah peningkatan nilai tukar nasional dengan mata uang asing.
Apresiasi rupiah adalah kenaikan nilai tukar nasional atas mata uang internasional. Kondisi ini memungkinkan terjadinya pembelian mata uang internasional dalam jumlah banyak.
Apresiasi rupiah akan membuat barang-barang yang berasal dari luar negeri lebih murah, sehingga meningkatkan jumlah impor.
Kebalikan dari apresiasi rupiah adalah depresiasi nilai tukar atau penurunan exchange rate mata uang nasional terhadap negara lain.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu apresiasi rupiah, mari simak penjelasan dalam artikel berikut!
Apresiasi rupiah adalah naiknya nilai tukar mata uang Indonesia terhadap negara lain. Kondisi ini cukup menguntungkan bagi perusahaan pengimpor barang untuk meningkatkan daya beli.
Bagi Indonesia, apresiasi rupiah terhadap dolar akan menyebabkan harga produk luar negeri turun, sehingga banyak pihak yang memanfaatkan momen ini untuk membeli barang.
Misalnya bagi perusahaan perakit kendaraan bermotor akan menambah jumlah pembelian mesin dan alat yang diperlukan karena harganya lebih murah dibandingkan biasanya.
Meski begitu, kondisi ini juga berdampak pada harga barang dalam negeri yang cenderung naik, sehingga tingkat ekspor pun turun.
Oleh sebab itu, ketika terjadi apresiasi rupiah, pihak dalam negeri cenderung menahan diri untuk melakukan impor berlebihan agar tidak berdampak pada perekonomian.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan mata uang Indonesia mengalami apresiasi, seperti inflasi, spekulasi, neraca perdagangan, arus modal, hingga kebijakan moneter dan fiskal.
Adapun penjelasan mengenai penyebab apresiasi rupiah adalah sebagai berikut.
Salah satu penyebab apresiasi rupiah adalah naiknya suku bunga melalui dampaknya kepada arus modal.
Dalam hal ini, antara suku bunga nasional dan internasional perlu diperhatikan spread-nya.
Contoh apresiasi rupiah adalah ketika suku bunga internasional tetap. Suatu bank sentral domestik menerapkan kebijakan moneter ekspansi dengan adanya kenaikan suku bunga.
Situasi tersebut akan menyebabkan pihak asing tertarik pada produk lokal, sebab naiknya suku bunga menawarkan pengembalian dalam jumlah tinggi.
Dengan begitu, arus masuknya kas akan naik dan mata uang terapresiasi.
Baca juga: Tips Transfer Tanpa Biaya Admin Lewat BI-FAST dengan Mudah
Surplus perdagangan juga akan menyebabkan terjadinya apresiasi rupiah. Ketika terjadi perdagangan ekspor, maka permintaan rupiah akan meningkat.
Sebaliknya, ketika perdagangan impor terjadi, maka permintaan mata uang asing juga turut meningkat.
Contoh apresiasi rupiah adalah perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Ketika pihak Indonesia mengekspor ke Amerika Serikat, maka permintaan terhadap rupiah akan naik.
Sebab, pihak Amerika Serikat perlu mengubah dolar menjadi rupiah. Maka, bagi Indonesia apresiasi rupiah terhadap dolar akan menyebabkan peningkatan nilai mata uang lokal.
Penyebab terakhir terjadinya apresiasi rupiah adalah inflasi. Inflasi mampu mengubah nilai tukar rupiah.
Ketika angka inflasi menurun dibandingkan kondisi biasanya, maka akan menyebabkan peningkatan nilai tukar mata uang lokal.
Kondisi peningkatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing bisa menyebabkan beberapa hal, baik bagi perekonomian, konsumen, hingga perdagangan internasional.
Adapun dampak apresiasi rupiah adalah sebagai berikut:
Biaya ekspor produk lokal akan lebih mahal akibat kenaikan nilai tukar rupiah.
BIaya impor cenderung turun, sehingga memungkinkan konsumen untuk membeli lebih banyak barang dari luar negeri.
Terjadinya defisit perdagangan akibat permintaan ke luar negeri yang naik, tetapi penjualan domestik lebih sedikit.
Inflasi lebih rendah, karena biaya impor dan permintaan agregat menurun.
Ketika terjadi apresiasi rupiah, maka pihak luar negeri akan merasa mata uangnya terdepresiasi. Mengapa demikian?
Hal ini bisa terjadi karena rupiah mengalami kenaikan atau mata uang luar negeri terjadi penurunan nilai tukar.
Contoh cara kerja apresiasi rupiah adalah sebagai berikut.
Nilai tukar rupiah ke dolar yang sebelumnya Rp14.000/US$ turun menjadi 12.000/US$. Bagi Indonesia, situasi tersebut menyebabkan rupiah terapresiasi, sedangkan dolar akan terdepresiasi.
Baca juga: Apa itu Junk Bond? Definisi, serta Kelebihan & Kekurangannya
Ketika terjadi apresiasi rupiah, terdapat beberapa keuntungan dan kerugian yang akan dialami oleh Indonesia, yaitu sebagai berikut.
Terjadinya kenaikan nilai tukar mata uang lokal tentu memberi keuntungan bagi pihak dalam negeri. Adapun keuntungan apresiasi rupiah adalah sebagai berikut:
Membantu meningkatkan standar hidup seseorang melalui pemanfaatan impor yang lebih terjangkau.
Konsumen dapat membeli lebih banyak produk.
Selain keuntungan, terjadinya kenaikan nilai tukar rupiah juga bisa memberikan kerugian bagi pihak Indonesia sendiri. Adapun kerugian dari apresiasi rupiah adalah sebagai berikut.
Mempersulit ekonomi dalam negeri akibat kenaikan nilai tukar mata uang yang membuat pihak luar negeri mengurangi jumlah impor dari Indonesia.
Menyebabkan kenaikan harga ekspor, sehingga pemasukan dalam negeri dari perdagangan internasional cenderung menurun.
Mampu menyebabkan defisit perdagangan akibat mata uang rupiah yang lebih kuat.
Demikian informasi seputar pengertian apresiasi rupiah, penyebab, dampak, cara kerja, hingga keuntungan dan kerugiannya.
Terjadinya apresiasi rupiah adalah situasi yang tidak selalu menyenangkan, sebab pemasukan negara dari segi ekspor cenderung menurun.
Nah, setelah memahami tentang kenaikan nilai tukar mata uang, Sobat OCBC NISP tentu juga tidak boleh ketinggalan dengan program TAYTB Campaign.
TAYTB Campaign menyediakan berbagai program, mulai dari Nyala CUAN Town Festival hingga investasi bersama teman.
Tunggu apa lagi, yuk, ikut andil dalam program OCBC NISP dan mencapai #FinanciallyFit!
Baca juga: Pemegang Saham: Pengertian, Jenis, Hak, dan Tanggung Jawab