Asset stripping adalah istilah yang tidak asing dalam dunia bisnis dan dilakukan sebagai upaya meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Asset stripping terjadi ketika ada praktik akuisisi perusahaan yang memiliki nilai pasar di bawah total asetnya.
Seorang pengakuisisi akan menjual aset yang dimiliki demi memperoleh keuntungan untuk pemegang saham.
Yuk, simak lebih lanjut tentang konsep asset stripping dalam artikel berikut!
Apa itu Asset Stripping?
Asset stripping adalah suatu bentuk praktik pengambilalihan perusahaan yang dilakukan dengan menjual asetnya demi meraih keuntungan untuk pemegang saham.
Praktik akuisisi ini dilakukan dengan memilih perusahaan yang memiliki nilai pasar lebih rendah daripada besaran asetnya.
Secara sederhana, asset stripping adalah penjualan aset individu dari suatu perusahaan yang diambil alih.
Namun, harga agregat perusahaan tersebut harus lebih tinggi dibandingkan nilai penjualan individualnya.
Biasanya, asset stripping atau pengupasan aset ini banyak dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan undervalued.
Sebab, investor akan melihat peluang tinggi ketika suatu perusahaan bernilai terlalu rendah di pasar.
Sejarah Asset Stripping
Setelah mengetahui pengertian asset stripping, lantas sebetulnya, bagaimana sejarah pengupasan aset?
Pada tahun 1970 hingga 1980-an, terdapat 3 orang investor yang melakukan praktik pengupasan aset. Mereka adalah Carl Ichan, Victor Posner, dan Nelson Peltz.
Carl Ichan dianggap sebagai tokoh terkemuka yang berhasil melakukan akuisisi pada perusahaan Trans World Airlines (TWA) di tahun 1985.
Setelah berhasil mengambil alih perusahaan tersebut, Carl Ichan pun menjual aset TWA untuk melunasi utang yang terkumpul saat melakukan pembelian bisnis penerbangan itu.
Baca juga: Apa Itu Digital Business? Pengertian, Jenis, dan Kelebihannya
Cara Kerja Asset Stripping
Setelah mengetahui pengertian dan sejarah pengupasan aset, Sobat OCBC NISP juga perlu memahami cara kerja asset stripping.
Adapun cara kerja asset stripping adalah sebagai berikut.
1. Mencari Perusahaan Undervalued
Salah satu cara kerja asset stripping adalah dengan mencari perusahaan undervalued. Suatu perusahaan ekuitas swasta akan terlibat dalam praktik pengupasan aset.
Tujuan keterlibatan tersebut adalah untuk menemukan perusahaan undervalued yang memiliki aset dalam jumlah besar.
Biasanya, perusahaan akan menjadi undervalued ketika memiliki sistem manajemen yang kurang baik, sehingga nilainya di pasar cenderung turun.
2. Mencari Pasar
Setelah memperoleh perusahaan undervalued, cara kerja asset stripping berikutnya adalah dengan mencari pasar.
Pencarian pasar ini dilakukan oleh perusahaan ekuitas swasta untuk menemukan market yang mampu menjual aset dengan harga wajar.
Pada umumnya, suatu aset akan berpeluang mendapatkan harga tinggi saat bertemu dengan pembeli yang strategis.
3. Penentuan Nilai Aset di Pasar
Cara kerja asset stripping selanjutnya adalah menentukan nilai aset di pasar. Penentuan nilai aset ini dilakukan untuk memperoleh kesepakatan dalam mengakuisisi.
Apabila nilai aset lebih besar dibandingkan value perusahaan, maka proses akuisisi atau pengambilalihan dapat dilakukan.
4. Pembelian Leverage
Setelah investor menyatakan untuk mengakuisisi suatu perusahaan, maka cara kerja asset stripping berikutnya adalah menerbitkan utang.
Yap, sejumlah proses pengambilalihan perusahaan dilakukan dengan menerbitkan utang. Cara ini dikenal dengan istilah pembelian leverage atau manfaat.
5. Penjualan Aset
Terakhir, cara kerja asset stripping adalah dengan melakukan penjualan aset. Suatu aset sebaiknya dijual kepada pembeli yang strategis, karena akan digunakan untuk produksi.
Nah, uang yang dihasilkan dari penjualan aset tersebut akan digunakan untuk membayar utang, lalu sisanya dibayarkan kepada pemegang saham sebagai bentuk dividen spesial.
Baca juga: Apa itu Cadangan Devisa? Ini Fungsi, Jenis, dan Sumbernya!
Peluang Asset Stripping
Praktik asset stripping ini kerap dilakukan oleh perusahaan ekuitas swasta. Mereka bahkan terus berupaya untuk mencari target yang tepat.
Terdapat sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para perusahaan ekuitas swasta untuk melakukan akuisisi.
Adapun peluang asset stripping adalah sebagai berikut.
-
Tidak semua perusahaan di pasar memiliki manajemen yang efisien, sehingga pemanfaatan asetnya pun tidak dilakukan secara optimal.
-
Kondisi ekonomi domestik dan internasional yang parah akan menimbulkan penurunan nilai perusahaan, seperti saat terjadi pandemi Covid-19.
-
Perusahaan overvalued dapat dibeli dan dijual ketika kondisi ekonomi mulai membaik.
Konsekuensi Asset Stripping
Meskipun dapat memberikan keuntungan bagi pemegang saham, asset stripping juga memiliki sejumlah konsekuensi, lho.
Adapun konsekuensi asset stripping adalah sebagai berikut.
-
Perusahaan yang kehilangan aset akan mengalami kelemahan finansial, sehingga bisa berdampak pada kelangsungan bisnisnya.
-
Perusahaan yang kehilangan aset berisiko mengalami gulung tikar.
-
Kondisi perusahaan yang lemah bisa menimbulkan beban utang semakin meningkat.
-
Banyak pebisnis yang memberikan kritik pada praktik asset stripping, karena menimbulkan banyak karyawan kehilangan pekerjaan.
Contoh Asset Stripping
Untuk meningkatkan pemahaman Sobat OCBC NISP, berikut ini terdapat contoh asset stripping dalam dunia bisnis.
Suatu perusahaan memiliki 5 jenis bisnis yang bervariasi. Namun, akibat perekonomian negara yang melemah, nilai perusahaan di pasar pun menjadi rendah.
Nah, seorang investor berencana menerapkan pengupasan aset dengan melakukan evaluasi terhadap bisnis perusahaan tersebut.
Akhirnya, investor tersebut mendapati jika nilai perusahaan kini berada pada angka Rp5 triliun.
Setiap bisnis yang dimiliki perusahaan tersebut dapat dijual senilai Rp1,5 triliun saat kondisi ekonomi negara mulai pulih.
Akhirnya, investor tersebut pun memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan yang mengalami undervalued dengan harga Rp5 triliun dan aset per bisnisnya nanti akan dijual senilai Rp1,5 triliun.
Demikian sederet informasi terkait pengertian asset stripping, cara kerja, peluang, hingga contohnya.
Dapat disimpulkan bahwa asset stripping adalah upaya seseorang dalam meraih keuntungan dengan cara mengakuisisi perusahaan.
Berkaitan dengan pemerolehan keuntungan, Sobat OCBC NISP juga bisa mendapatkan profit melalui investasi di Bank OCBC NISP.
Ada banyak jenis investasi yang ditawarkan Bank OCBC NISP, seperti reksa dana, obligasi, hingga structured product.
Melalui berbagai layanan investasi tersebut, Sobat OCBC NISP tidak perlu khawatir mengenai keamanan keuangannya.
Sebab, dana yang diinvestasikan akan dikelola oleh seorang manajer berpengalaman.
Untuk itu, tak perlu ragu lagi, yuk, mulai berinvestasi dan dapatkan keuntungan bersama OCBC NISP!
Baca juga: Apa itu Perusahaan Startup? Ini Ciri, Sejarah, dan Contohnya